17 Agustus 2023

Ini Berbagai Hal yang Perlu Moms Lakukan Pasca Perceraian

Agar tidak terpuruk dalam kesedihan, lakukan ini ya Moms!
Ini Berbagai Hal yang Perlu Moms Lakukan Pasca Perceraian

Menghadapi akhir sebuah perkawinan merupakan suatu hal yang amat sulit, menurut pengakuan banyak orang. Kehidupan pasca perceraian jelas bukan hal yang mudah.

Namun banyak wanita yang berhasil bertahan dan mampu memulai lembaran hidup baru dengan lebih baik.

Tak hanya memengaruhi Moms dan pasangan, perceraian pun akan memengaruhi seluruh hubungan keluarga.

Ada beberapa langkah yang bisa Moms ambil untuk 'melindungi' diri sendiri dari keterpurukan berkepanjangan.

Setidaknya, setelah melewati proses perceraian itu Moms sudah dalam keadaan lebih baik untuk move on, berbahagia, dan melihat masa depan dengan penuh harapan.

Baca Juga: Ini Cara Mengajukan Gugatan Cerai secara Offline dan Online

Lakukan Ini Pasca Perceraian

Ada beberapa hal yang perlu Moms lakukan pasca perceraian untuk bisa move on dan melanjutkan hidup:

1 . Terima Apa Adanya Kondisi Sekarang

Wanita Menangis
Foto: Wanita Menangis (Pexels.com/Liza Summer)

Orang pada umumnya tidak berasumsi akan melakukan perceraian.

Meskipun perceraian adalah hal biasa, Moms mungkin sebelumnya merasa sangat yakin bahwa pernikahan akan bertahan lama.

Sangat wajar untuk memiliki penyesalan pasca perceraian, berharap semuanya berubah menjadi berbeda, dan bertanya-tanya apakah Moms dapat melakukan sesuatu untuk mencegahnya.

Moms mungkin juga merasakan kebingungan, bahkan penyangkalan, dan sulit menerima perceraian.

Namun terlepas dari perasaan (yang sepenuhnya valid) ini, faktanya tetap ada: Pernikahan telah berakhir.

Kabar buruknya, beberapa mantan pasangan bahkan tidak segan untuk langsung menikah lagi.

Memegang terlalu erat pada masa lalu, atau masa depan yang Moms impikan, dapat menghalangi proses penyembuhan pasca perceraian dan membuat Moms sulit untuk bergerak maju.

Jadi, cobalah untuk mengarahkan pikiran perlahan dan hentikan pemikiran seperti:

  • “Kalau saja aku melakukan hal seperti…”
  • "Tapi kami sangat serasi."

Sebagai gantinya, coba ingatkan diri Moms sendiri:

  • "Perceraian terjadi, dan tidak ada perubahan itu."
  • “Hidup mungkin tidak berjalan seperti yang saya rencanakan, tetapi saya masih dapat menemukan kepuasan dan kedamaian.”

Penerimaan umumnya tidak terjadi dalam semalam, jadi jangan khawatir jika Moms membutuhkan waktu.

Yang paling penting adalah perlakukan diri Moms dengan baik saat proses pasca perceraian.

2 . Cobalah Rutinitas baru

Rasa tidak memiliki tujuan yang sering muncul pasca perceraian dapat membuat Moms memiliki banyak waktu untuk memikirkan skenario buruk dan tenggelam dalam perasaan tidak nyaman.

Mengubah jadwal rutin pun bisa sangat membantu untuk:

  • Melawan perasaan kesepian dan emosi yang tidak diinginkan lainnya
  • Mencegah perenungan dan pola tidak membantu lainnya yang berasal dari tekanan emosional

Tidak ada yang salah dengan mengikuti rutinitas yang sudah terbukti benar.

Semua sama, membangun pola baru dapat mendorong rasa pembaharuan, sekaligus memperkuat fakta bahwa hidup Moms adalah milik Moms sendiri.

Beberapa ide untuk dipertimbangkan:

  • Temukan kegembiraan dalam aktivitas sederhana sehari-hari, seperti istirahat untuk minum teh dan membaca buku bagus.
  • Ciptakan rutinitas perawatan diri yang Moms personalisasi dan jadikan perawatan diri sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan renungan.
  • Ubah rumah atau kamar tidur menjadi ruang yang cocok untuk Moms sendiri.
  • Tetapkan rutinitas waktu tidur yang menenangkan.
  • Luangkan waktu untuk yoga, jalan kaki, atau aktivitas fisik rutin lainnya yang terasa menyenangkan.

Baca Juga: Gamophobia, Ketakutan Akan Komitmen atau Pernikahan

3 . Kuncinya adalah Komunikasi

Pasangan Cekcok (Orami Photo Stock)
Foto: Pasangan Cekcok (Orami Photo Stock)

Tetap berkomunikasi sebaik-baiknya dengan mantan pasangan, tapi bukan berarti Moms jadi teman baiknya.

Selama menjalani kehidupan pasca perceraian, gunakan ahli profesional seperti pengacara, konselor, atau mediator dan ikuti saran mereka serta naluri.

Mereka akan memberi Moms nasihat berdasarkan pengalaman mereka, tapi tetap Moms yang paling tahu hubungan Moms dibanding orang lain.

Terbuka pada negosiasi dan apabila terjadi argumen dengan mantan suami, coba untuk tidak membuatnya lebih rumit; itu hanya akan memberi tambahan ruang dan proses lebih panjang.

Intinya, coba berkomunikasi sebaik mungkin untuk menghadapi masalah ini dengan tenang.

4 . Buat Kesejahteraan Anak-Anak Jadi Prioritas Utama

Jika Moms ingin membagi hak asuh anak atau menjalani co-parenting, tetap prioritaskan kebutuhan anak, sebab mereka membutuhkan lebih banyak perhatian pasca perceraian.

Apalagi perceraian bukanlah kesalahan mereka atau sesuatu yang mereka inginkan.

Jika Moms dalam kondisi di mana anak tidak boleh bertemu mantan pasangan karena tindak kekerasan, Moms bisa mengambil langkah untuk mengikuti konseling profesional bagi anak-anak dan orang dewasa.

Ini bisa Moms lakukan untuk membicarakan perubahan besar dalam hidup mereka, perasaan, dan bagaimana mengatasi hal ini agar tidak berdampak negatif pada psikologis mereka.

Baca Juga: 4 Tipe Pola Asuh Anak, Mana yang Moms Pilih?

5 . Tetap Dukung Hubungan Anak dan Mantan Suami

Anak Berpegangan Tangan
Foto: Anak Berpegangan Tangan (Freepik.com/freepik)

Jangan menjauhi anak-anak dari ayahnya, seberapa besar pun kemarahan Moms.

Cintai anak-anak, pertahankan perasaan kekeluargaan yang mereka miliki, apapun bentuk keluarga itu sekarang.

Dan yang paling berbahaya, jangan pernah membicarakan hal negatif tentang mantan suami di depan anak-anak karena itu hanya akan membuat psikologis mereka tidak stabil, perasaan tidak nyaman, stres, dan berdampak pada masa depannya.

Pasca perceraian, berfokuslah untuk memberikan mereka rasa aman, cinta, serta hidup normal yang baru.

Coba untuk bersikap tenang di hadapan anak-anak.

Jadilah orang dewasa. Moms boleh meratap, berbicara kasar, atau menangis, namun jangan di depan anak-anak.

Buat batasan seberapa banyak privasi yang mau Moms bagi.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb