Batik Semarang: Sejarah, Motif, dan Pusat Grosir Terpopuler
Semarang tak hanya identik dengan wisata kuliner dan tempat bersejarah. Ada juga kesenian budaya lain, seperti batik Semarang.
Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang tak akan lekang oleh waktu.
Jika dahulu batik hanya digunakan saat acara formal, beda halnya dengan tren fashion saat ini.
Batik telah menjadi tren fashion yang cukup ikonik, serta bisa dipadukan dengan berbagai busana modern.
Mari ketahui filosofi dan aneka motif batik yang ada di Semarang, Moms!
Filosofi Batik Semarang
Batik memiliki filosofi yang berbeda-beda, tergantung daerah asalnya.
Hal tersebut juga berlaku untuk batik Semarang.
Lantas, seperti apa keunikan dari asal muasal batik Semarang ini? Berikut rinciannya:
1. Berdiri Sejak Era Kolonial
Sering menjadi pertanyaan, sebenarnya sejak kapan batik mulai dikenal di Indonesia?
Untuk di Semarang sendiri, ini telah ada sejak abad ke-18.
Artinya, batik Semarang telah dikenal sejak era kolonial penjajahan.
Mengutip laman Energibangsa.id, bahkan keberadaan batik-batik di Semarang lebih unggul dibandingkan batik Solo dan Pekalongan.
Pada zaman dulu, batik hanya diperuntukkan bagi mereka yang berada di strata sosial bangsawan.
Seiring waktu dan perkembangan zaman, batik bisa dikenakan oleh masyarakat golongan apapun.
2. Dikenal Sejak Kampung Batik Semarang
Awal mulanya, batik-batik ini dikenal eksistensinya dari Kampung Batik Semarang.
Ini merupakan sebuah komplek perkampungan yang berisi rumah para pengrajin Batik.
Dalam catatan sejarah tahun 1970-an, kehidupan masyarakat di tempat ini tak begitu baik.
Berkat campur tangan anak muda, Kampung Batik Semarang kini menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di tempat ini, para pengunjung bisa belajar cara mencanting batik serta mengetahui aneka motif batik asal Semarang.
3. Identik dengan Motif Kekayaan Alam
Filosofi batik tak jauh dari arti setiap motif yang ada di selembar kainnya.
Untuk batik Semarang, identik dengan corak dan motif yang menonjolkan identitas serta keindahan kota Semarang.
Adapun ini memakai campuran budaya Arab dan Tionghoa.
Seperti mengusung konsep Tugu Muda, bangunan Lawang Sewu, serta bangunan bersejarah lainnya.
Corak ini disusul dengan motif flora dan fauna seperti burung merak, bunga mawar, bangau, burung blekok, hingga buah asam.
Selain itu, karakter khusus batik di Semarang meliputi lekukan pada kain bagian bawah (lung-lungan).
Untuk pewarnaan, batik-batik ini menggunakan konsep warna berdasarkan karakteristik kota Semarang.
Motif Batik Semarang
Ingin mengenakan busana batik saat Hari Batik Nasional nanti?
Yuk, simak bersama aneka motif batik asal Semarang yang bisa jadi inspirasi Moms:
1. Blekok Srondol
Salah satu motif batik Semarang yang cukup ikonik adalah blekok srondol.
Apakah blekok srondol itu? Ini adalah sejenis burung kuntul perak yang hidup dan tinggal di pepohonan asam, khususnya di pusat kota Semarang.
Dikenal juga sebagai burung air karena hidupnya bergantung dengan sumber air di sekitarnya.
Seiring waktu, populasi burung-burung ini semakin sulit ditemukan.
Untuk itu, dalam mewarisi habitatnya, para pengrajin batik menjadikan burung blekok srondol sebagai keunikan setiap motif batik.
2. Tugu Muda
Kota Semarang identik dengan bangunan tugu yang berdiri di pusat kota.
Tugu Muda ini sebuah monumen bersejarah dalam mengenang peristiwa pertempuran lima hari pada tahun 1945.
Bangunan ini menjadi salah satu motif batik Semarang yang banyak diminati masyarakat.
Bentuknya yang khas bisa 'menghidupkan' warna kain batik yang cenderung gelap.
Sangat cocok untuk dikenakan saat acara-acara formal, Moms.
3. Asam Arang
Tak hanya itu, Semarang juga cukup dikenal dengan kekayaan alamnya. Salah satunya pohon asam.
Motif batik Semarang kali ini yakni mengusung konsep asam arang. Asam di sini mengacu pada habitat pohon asam, serta asam dalam bahasa Jawa artinya jarang.
Sehingga, filosofi batik ini merujuk pada pohon asam yang tumbuh saling berjauhan.
Dengan mengenakan motif ini, kebaikan dan manfaat akan mengalir pada si pemakainya.
Hal ini karena khasiat untuk tubuh yang dimiliki asam jawa itu sendiri.
4. Cheng Ho Neng Klenteng
Seperti diketahui sebelumnya, batik Semarang mendapat campuran dari budaya Arab dan Tionghoa. Salah satunya yakni motif cheng ho neng.
Warna-warna cerah yang mendominasi menjadi karakter khas motif batik satu ini.
Pola dan motifnya mewakili bentuk kebangsawanan di era itu.
Diramaikan dengan beragam bangunan kebudayaan dan para tokoh pahlawan yang cukup ikonik.
5. Warak Ngendog
Ingin motif batik yang lebih 'berani'? Sepertinya batik Semarang satu ini cukup menarik, Moms.
Warak ngendog merupakan motif hewan yang dalam bahasa Jawa artinya badak bertelur.
Seekor warak ngendog sebenarnya diambil dari nama mainan yang dipakai dalam sebuah tradisi kebudayaan.
Ini merupakan tradisi festival rakyat yang menandai bahwa telah memasuki bulan suci Ramadan.
Dimaknai sebagai perjuangan seseorang yang menjaga pahalanya dalam sebulan penuh berpuasa.
Khas dengan motifnya yakni garis-garis lurus yang menggambarkan masyarakat Semarang, yakni terbuka dan apa adanya.
Tak hanya badak, hewan lain juga melambangkan filosofi motif ini, seperti kepala naga, ular, dan kerbau.
6. Lawang Sewu
Motif dan filosofi batik-batik di Semarang kebanyakan terinspirasi dari beragam kebudayaan dan tradisi.
Motif Lawang Sewu pun jadi salah satu gambar yang populer dalam batik Semarang.
Dikenal juga dengan sebutan batik Lawang Sewu Kekiteran Asem, ini merupakan motif varian dari Tugumuda Kekiteran Sulur.
Pada motif ini, menunjukkan bangunan Lawang Sewu sebagai tempat bersejarah di Kota Semarang sejak dahulu kala.
Arti dari motif batik ini melambangkan semangat pelestarian warisan budaya dan juga pelestarian lingkungan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.