12 Oktober 2019

BPOM Tarik Obat Ranitidin dari Pasaran karena Memicu Kanker, Ini Penjelasannya

NDMA yang terdapat dalam Ranitidin disinyalir sebagai sumber karsinogen atau zat penyebab kanker pada manusia.
BPOM Tarik Obat Ranitidin dari Pasaran karena Memicu Kanker, Ini Penjelasannya

Moms atau anggota keluarga lainnya yang memiliki masalah kesehatan pada lambung, pasti pernah mendengar tentang jenis obat Ranitidin. Obat ini memang banyak digunakan karena memiliki efek ampuh untuk mengatasi keluhan pada lambung.

Dilansir dari Kompas.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI menarik beberapa produk obat yang mengandung Ranitidin.

Baca Juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Asam Lambung Naik

Keputusan ini dilakukan berdasarkan informasi dari situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), bahwa beberapa obat Ranitidin tengah dikaji karena mengandung pengotor nitrosamine, N-Nitrosodimethylamine ( NDMA) dengan kadar rendah.

NDMA disinyalir sebagai sumber karsinogen atau zat penyebab kanker pada manusia.

Pernyataan BPOM itu diumumkannya lewat website resmi pom.go.id dan akun instagram bpom_ri.

Meskipun NDMA ditemukan dalam Ranitidin, kadar kandungan ini berjumlah kecil dan tidak melebihi jumlah yang mungkin ditemukan dalam makanan pada umumnya. Kini, FDA tengah mengevaluasi mengenai risiko keamanan Ranitidine yang tercemar dalam kadar rendah.

Baca Juga: 4 Penyakit Ini Ternyata Muncul karena Gangguan Asam Lambung

Apa Itu Ranitidin?

ranitidin
Foto: ranitidin

Ranitidine adalah obat yang tersedia dalam versi resep dokter dan versi dijual bebas. Dilansir dari situs Health Line, Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk mengobati bisul perut dan usus dan mencegah mereka kembali setelah sembuh.

Obat ini juga digunakan untuk mengobati masalah lambung dan tenggorokan tertentu (seperti esofagitis erosif, penyakit refluks gastroesofageal-GERD, dan sindrom Zollinger-Ellison).

Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan perut kita. Makanya dapat meredakan gejala seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, sakit perut, mulas, dan kesulitan menelan. Ranitidin termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai H2 blocker.

Baca Juga: Anak Sering Mengeluh Sakit Perut? Kenali 5 Penyebabnya Disini!

Penggunaan Ranitidin

ranitidin
Foto: ranitidin (Orami Photo Stock)

Tablet oral Ranitidine digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, seperti radang usus dan lambung, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), esofagitis erosif, dan kondisi di mana perut Moms membuat terlalu banyak asam, seperti sindrom Zollinger-Ellison.

Ranitidin dapat digunakan sebagai bagian dari terapi kombinasi. Ini berarti kita mungkin perlu meminumnya dengan obat lain.

Ranitidin biasanya digunakan untuk perawatan jangka pendek, terutama untuk GERD. Jika Moms menggunakan obat ini untuk kondisi lain, kita mungkin perlu perawatan jangka panjang, sehingga mungkin perlu meminumnya selama beberapa minggu atau bulan.

(AWD/DIN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb