Coparcetin: Fungsi, Dosis, hingga Efek Samping Pemakaiannya
Moms bisa mengatasi gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin dengan konsumsi coparcetin.
Obat ini dijual bebas di apotek sehingga Moms tidak sulit memperolehnya karena tidak memerlukan resep dokter.
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya, simak di bawah ini serba-serbi selengkapnya terkait dengan coparcetin!
Baca juga: Ketahui Obat Amoxsan: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Manfaat Obat Coparcetin
Foto: Halodoc
Seperti penjelasan sebelumnya coparcetin memiliki fungsi utama, yaitu meredakan gejala flu yang dialami.
Obat ini efektif mengatasi gejala flu karena kandungan paracetamol, guaifenesin, chlorpheniramine maleate, dan ephedrine chloride di dalamnya.
Untuk lebih jelasnya, simak di bawah ini penjelasan masing-masing dari kandungan tersebut:
1. Paracetamol
Seperti yang sudah diketahui bersama, paracetamol adalah kandungan yang digunakan untuk meredakan nyeri dan demam.
Kandungan paracetamol bekerja dengan menurunkan produksi bahan kimia penyebab peradangan dan pembengkakan pada otak.
2. Guaifenesin
Selanjutnya ada guaiphenesin. Kandungan ini mampu mengatasi batuk berdahak dengan meningkatkan jumlah dahak dan mengurangi kekentalannya.
Dengan cara tersebut, dahak yang mengganjal dapat keluar bersamaan dengan batuk.
3. Chorpheniramine Maleate
Chlorpheniramine adalah sejenis antihistamin, yang dikonsumsi untuk meringankan gejala alergi.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat zat yang menjadi pemicu alergi.
Gejala alergi yang muncul biasanya disebabkan oleh debu, makanan, bulu hewan, serbuk sari, dan gigitan serangga.
4. Ephedrine Chloride
Kandungan ephedrine dalam coparcetin mampu mengatasi gejala hidung tersumbat dengan melebarkan saluran pernapasan.
Obat ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah pada saluran hidung.
Coparcetin juga memperlebar saluran udara paru-paru, sehingga memungkinkan penderita gangguan kesehatan tertentu untuk bernapas lebih mudah.
Hal yang perlu diingat adalah coparcetin hanya digunakan untuk meringankan gejala, bukan mengatasi penyebab dari penyakit.
Oleh karena itu, jika penyebab munculnya gejala flu adalah penyakit flu itu sendiri, Moms perlu mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.
Dosis Penggunaan Coparcetin
Obat perlu digunakan dengan dosis yang tepat agar pengobatan yang dilakukan tepat sasaran.
Dosisnya tidak bisa ditentukan sendiri. Moms perlu bertanya dengan apoteker dan membaca label kemasan sebelum mengonsumsi.
Berikut ini dosis yang disarankan:
1. Obat Coparcetin Tablet
- Orang dewasa: 1 tablet, 3 kali sehari.
- Anak-anak umur 6-12 tahun: ½ tablet, 3 kali sehari.
2. Obat Coparcetin Sirup
- Orang dewasa, 3-4 sendok takar, 3 kali sehari.
- Anak-anak umur 6-12 tahun: 1-2 sendok takar, 3 kali sehari.
- Anak-anak umur 2-6 tahun: ½-1 sendok takar, 3 kali sehari.
Selain memperhatikan dosis sebelum mengonsumsi, Moms juga perlu memperhatikan hal lain.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Obat jenis ini tidak bisa dikonsumsi bersamaan dengan obat MAO karena dapat memicu krisis hipertensi.
- Para penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, hipertiroid, glaukoma, dan retensi urine juga perlu berhati-hati saat menggunakan obat.
- Jika setelah penggunaan mengalami sakit kepala parah dan susah tidur, segera hentikan penggunaan obat.
- Bagi ibu hamil dan menyusui, diskusikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat.
- Informasikan dokter jika tengah mengonsumsi obat jenis lain maupun obat herbal.
- Segera periksakan diri ke dokter jika dalam waktu 4 hari penggunaan gejala gangguan kesehatan tidak kunjung membaik.
Baca juga: 14 Tanaman Obat dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Peringatan Sebelum Penggunaan Coparcetin
Bagi penderita riwayat alergi, sebaiknya tidak menggunakan obat.
Sebelum memutuskan untuk membelinya, beritahu dokter dan apoteker jika memiliki riwayat penyakit berikut:
- Alergi
- Penyakit liver
- Penyakit ginjal
- Kecanduan alkohol
- Diabetes
- Glaukoma
- Pembesaran prostat
- Masalah kelenjar adrenal
- Hipertensi
- Asma
- Hipertiroid
Selain riwayat penyakit yang telah disebutkan, ibu hamil dan menyusui juga perlu memperhatikan hal berikut ini:
1. Peringatan pada Ibu Hamil
Kadungan paracetamol dan chlorpheniramine termasuk ke dalam kategori B.
Artinya, percobaan yang dilakukan pada binatang tidak memperlihatkan risiko terhadap janin.
Meski demikian, hingga kini belum ada studi terkontrol yang dilakukan pada ibu hamil.
Sedangkan kandungan efedrine masuk ke dalam kategori C.
Artinya, percobaan yang dilakukan pada binatang memperlihatkan risiko terhadap janin.
Hingga kini belum ada studi terkontrol yang dilakukan pada ibu hamil.
Pemberian obat pada ibu hamil hanya diberikan jika manfaat yang diperoleh lebih besar ketimbang risiko yang bisa saja terjadi.
2. Peringatan pada Ibu Menyusui
Penggunaan obat perlu dihindari, karena sejumlah kandungan yang disebutkan dapat terserap ke dalam ASI.
Jadi, sebaiknya beritahu dokter terlebih dulu jika sedang menyusui sebelum diresepkan obat ini.
Baca juga: Catat Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Phenytoin
Efek Samping Obat Coparcetin
Sama seperti penggunaan obat lainnya, pengguna obat coparcetin bisa saja mengalami efek samping setelah penggunaan.
Berikut ini sejumlah efek samping yang bisa saja terjadi:
- Mengantuk
- Sakit kepala
- Mual dan muntah-muntah
- Mulut terasa kering
- Pendarahan di lambung
- Kerusakan hati
- Gangguan irama jantung
- Peningkatan detak jantung
- Vertigo
- Penumpukan urine di kandung kemih
Itulah fungsi, dosis, dan efek samping penggunaan obat coparcetin.
Jadi, pastikan untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan, ya!
- https://lifepack.id/obat-coparcetin-manfaat-dosis-dan-efek-samping/
- https://www.klikdokter.com/obat/coparcetin
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.