27 Desember 2022

Obat Antihistamin: Penggunaan, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Pastikan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu
Obat Antihistamin: Penggunaan, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Mengatasi ruam kulit akibat reaksi alergi bisa dengan berbagai cara, salah satunya dengan minum obat antihistamin.

Obat antihistamin paling sering digunakan untuk mereka yang mengalami reaksi alergi terhadap serbuk sari dan alergen lainnya.

Meski mudah dijumpai di apotek, penggunaan obat ini tak boleh sembarang, lho.

Yuk, ketahui manfaat, dosis, cara pakai dan efek samping obat alergi satu ini, Moms!

Baca Juga: Kenali Alergi Seafood, Gejala hingga Cara Mengatasinya

Jenis-Jenis Obat Antihistamin

Obat antihistamin memiliki bentuk yang beragam, mulai dari tablet, kapsul, cairan, sirup, krim, losion, gel, tetes mata, hingga semprotan hidung.

Selain itu, ada juga salep antihistamin, lho, Moms!

Selain berbeda jenis, obat ini juga bisa memberikan efek yang beragam setelah dikonsumsi.

Ada obat alergi antihistamin yang bisa menyebabkan kantuk, ada juga yang tidak.

Berikut ini penjelasannya:

1. Obat Antihistamin dengan Efek Mengantuk

Jenis obat antihistamin yang pertama adalah obat yang menyebabkan kantuk.

Beberapa jenis obat ini, seperti chlorphenamine (Piriton), cinnarizine, diphenhydramine, hydroxyzine, dan promethazine.

Obat antihistamin untuk gatal kulit yang disebutkan sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum berkendara, mengingat bisa memberikan efek mengantuk.

2. Obat Antihistamin dengan Efek Tidak Mengantuk

Jenis obat antihistamin yang kedua adalah yang tidak memberikan efek mengantuk.

Obat yang mengandung antihistamin golongan ini, termasuk acrivastine, cetirizine, fexofenadine, dan loratadine.

Baca Juga: Alergi Ayam: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Penggunaan Antihistamin

Penggunaan Antihistamin
Foto: Penggunaan Antihistamin (Orami Photo Stocks)

Antihistamin adalah golongan obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala alergi.

Alergi ditandai dengan beberapa gejala umum, seperti:

Melansir Cleveland Clinic, alergi terjadi karena tubuh terlalu banyak memproduksi histamin.

Histamin adalah senyawa kimia yang dikeluarkan tubuh untuk melawan zat asing, seperti virus, bakteri, atau alergen.

Nah, penggunaan obat antihistamin bertujuan untuk memblokir produksi zat histamin secara berlebihan.

Berdasarkan golongannya, antihistamin juga biasa dipakai untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya, lho.

Berikut ini golongan obat antihistamin dan manfaat yang bisa dihasilkannya:

Antihistamin H-1 mengobati:

  • Rinitis alergi atau hay fever
  • Konjungtivitis alergi
  • Gatal-gatal dan ruam kulit lain
  • Pilek
  • Alergi makanan
  • Hipersensitivitas terhadap obat-obatan tertentu
  • Gigitan dan sengatan serangga
  • Insomnia
  • Mabuk
  • Kecemasan

Antihistamin H-2 mengobati:

  • Mag
  • Penyakit refluks gastroeofageal (GERD)
  • Ulkus duodenum dan lambung
  • Sindrom Zollinger-Ellison

Ada pula kondisi lain yang diobati dengan antihistamin, meliputi:

  • Anoreksia
  • Sakit kepala
  • Anafilaksis
  • Vertigo
  • Penyakit Parkinson (untuk mengurangi kekakuan dan tremor)
  • Beberapa jenis nyeri tulang

Obat golongan antihistamin pun dikategorikan menjadi 2 macam, yakni generasi 1 dan generasi 2.

Berikut beberapa obat-obatan umum alergi generasi 1:

  • Chlorpheniramine
  • Cyproheptadine
  • Triprolidine
  • Hydroxyzine
  • Ketotifen
  • Mebhydrolin
  • Promethazine
  • Dimethindene maleate

Sementara itu, obat-obat antihistamin generasi 2 adalah:

  • Desloratadine
  • Fexofenadine
  • Levocetirizine
  • Cetirizine
  • Terfenadine
  • Loratadine

Perbedaan kedua golongan obet tersebut adalah efek sampingnya.

Faktanya, obat generasi 1 lebih menyebabkan rasa kantuk, sedangkan generasi 2 tidak demikian.

Baca Juga: 15 Manfaat Brokoli untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Salah Satunya Mencegah Risiko Cacat Janin!

Dosis Obat Alergi Antihistamin

Dosis Obat Alergi
Foto: Dosis Obat Alergi (Orami Photo Stocks)

Penggunaan obat ini pun perlu disesuaikan dengan gejala yang dirasakan.

Artinya, Moms mesti berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk mengetahui dosis yang tepat.

Dosis setiap jenis obat antihistamin akan berbeda setiap merek. Begitu juga cara penggunaannya.

Melansir MedlinePlus, dosis dan penggunaan umum yang biasa menjadi acuan untuk mengurangi gejala alergi, yakni:

  • Diminum setiap hari untuk mengurangi gejala alergi.
  • Diminum hanya ketika terjadi gejala.
  • Dikonsumsi sebelum mengalami gejala alergi.

Bagi sejumlah orang dengan alergi, gejala yang dirasakan biasanya akan mulai muncul sekitar jam 4-6 pagi.

Nah, minum antihistamin sebelum tidur dapat mengurangi gejala alergi yang berlebihan di pagi harinya.

Untuk kerja obat alergi ini biasanya akan bertahan sekitar 4-6 jam. Ada pula sejumlah obat yang bertahan 12-24 jam.

Beberapa obat antihistamin juga mungkin dikombinasikan dengan dekongestan. Ini adalah obat untuk mengatasi hidung tersumbat.

Karena termasuk jenis obat minum, sebaiknya hindari mengonsumsinya dalam keadaan perut kosong.

Moms bisa mengonsumsinya bersamaan dengan makanan.

Pastikan minum air putih yang banyak setelahnya, agar obat bisa dicerna dengan baik oleh tubuh.

Jika obat yang dikonsumsi dalam bentuk cair, lebih berhati-hati dalam menakar dosis obat, ya, Moms.

Gunakan sendok takar yang sesuai agar dosis yang dikonsumsi benar dan tepat.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Dermatitis Atopik dan Seboroik, Yuk!

Efek Samping Antihistamin

Efek Samping Antihistamin
Foto: Efek Samping Antihistamin (Orami Photo Stocks)

Setiap obat jenis berpotensi mencetuskan efek samping merugikan. Hal ini juga berlaku pada antihistamin, lho.

Beberapa efek samping yang umum dari obat antihistamin generasi pertama, meliputi:

  • Kantuk
  • Mulut kering, mata kering
  • Penglihatan kabur atau ganda
  • Pusing dan sakit kepala
  • Tekanan darah rendah
  • Penebalan lendir di saluran udara
  • Detak jantung cepat
  • Sulit buang air kecil dan sembelit

Sementara itu, efek samping yang umum dari antihistamin generasi kedua, meliputi:

  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut
  • Mual atau muntah

Hindari mengonsumsi antihistamin ketika sedang mengemudi atau ingin beraktivitas. Hal ini karena rasa kantuknya cukup mengganggu.

Pastikan mematuhi aturan pakai yang tertera di kemasan atau sesuaikan dengan rekomendasi dari dokter, ya, Moms!

Baca Juga: Bibir Bengkak Digigit Semut, Atasi dengan Bahan Rumahan dan Obat-obatan!

Peringatan Sebelum Konsumsi Obat

Sebelum mengonsumsi obat alergi ini, ada beberapa hal penting yang wajib Moms ketahui.

Hal ini untuk menghindari risiko overdosis dan salah penggunaan.

Jika seseorang overdosis akibat antihistamin, efek samping yang dirasakan meliputi kejang dan gangguan pada jantung.

Karenanya, sebelum mengonsumsi antihistamin, beri tahukan kepada dokter apabila Moms memiliki riwayat penyakit berikut ini:

Selain itu, berikut beberapa peringatan lain dalam menggunakan obat antihistamin:

1. Ibu Hamil

Ibu Hamil Minum Obat
Foto: Ibu Hamil Minum Obat (Orami Photo Stocks)

Salah satu hal penting terkait konsumsi obat antihistamin, yakni penggunaannya pada ibu hamil.

Melansir Mayo Clinic, obat antihistamin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada minggu pertama kehamilan.

Hal ini karena berisiko untuk memicu terjadinya cacat lahir dan masalah lain pada janin.

Sebelum mengonsumsinya, pastikan Moms berkonsultasi kepada dokter kandungan masing-masing, ya!

2. Fase Menyusui

Aturan antihistamin untuk ibu menyusui juga wajib diketahui, Moms!

Pasalnya, efek samping dari antihistamin bisa dirasakan Si Kecil yang masih dalam fase menyusui.

Hal ini karena senyawa obat tersebut akan tercampur dalam ASI.

Karenanya, hindari minum obat alergi ini ketika menyusui guna menghindari efek samping, seperti perubahaan mood atau bayi mudah rewel.

Obat-obatan ini juga cenderung mengurangi sekresi tubuh. Artinya, ada kemungkinan produksi ASI akan berkurang setelah mengonsumsinya.

Belum diketahui apakah cetirizine, desloratadine, dan loratadine akan menyebabkan efek samping yang sama.

Intinya, Moms wajib berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat antihistamin saat menyusui.

3. Anak-Anak

Obat Antihistamin pada Anak
Foto: Obat Antihistamin pada Anak (Orami Photo Stocks)

Hati-hati jika ingin memberikan antihistamin pada anak-anak.

Penggunaan tiap jenis obat antihistamin akan berbeda-beda dan disesuaikan dengan usia.

Melansir Datapharm Medicines, hindari memberikan obat dengan kandungan antihistamin, apabila:

  • Anak berusia di bawah 1 tahun.
  • Jika anak memiliki riwayat asma.
  • Alergi terhadap salah satu bahan yang sejenis dengan antihistamin.
  • Jika anak menggunakan inhibitor monoamine oksidase (untuk depresi) dan meminumnya dalam 14 hari terakhir.

Apabila ragu, segera tanyakan pada dokter terkait untuk membantu Moms menentukan dosis dan penggunaan obat untuk Si Kecil.

4. Konsumsi Obat Lain

Hindari juga mengonsumsi obat antihistamin golongan pertama dengan zat alkohol atau minuman beralkohol. Ini berisiko memperparah efek kantuk.

Penting juga untuk memberitahu dokter apabila ingin minum obat alergi ini bersama dengan obat-obatan lainnya, termasuk produk herbal.

Hal ini untuk mencegah terjadinya efek samping yang membahayakan, Moms.

Baca Juga: Konsumsi 17+ Obat Kuat Alami Ini Agar Suami Kuat di Ranjang

Nah, sekarang sudah lebih kenal dengan manfaat, efek samping, dosis dan aturan pakai obat antihistamin, bukan, Moms?

Tentu, informasi ini bukan pengganti konsultasi medis, ya.

Selalu pastikan Moms dan Si Kecil berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan jenis apa pun.

Jika gejala tak kunjung membaik, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter atau rumah sakit, ya!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/21223-antihistamines
  • https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000549.htm
  • https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/antihistamine-oral-route-parenteral-route-rectal-route/before-using/drg-20070373
  • https://www.medicines.org.uk/emc/product/3866/pil#gref
  • https://www.webmd.com/allergies/antihistamines-for-allergies

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb