07 Juni 2024

7 Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali, Bisa Ditiru Nih!

Dekorasi pernikahan Bali selalu punya ciri yang berbeda dan unik

Dekorasi pernikahan Bali terkenal dengan keunikan dan ciri khasnya tersendiri.

Tak jauh berbeda dengan dekorasi pernikahan adat lainnya yang ada di Indonesia, dekorasi adat pernikahan Bali sangat kental dengan unsur tradisionalnya.

Saat akan menggelar pesta pernikahan, ada banyak yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah menentukan dekorasi pernikahan Bali.

Dekorasi pernikahan Bali haruslah disesuaikan dengan tema pernikahan nantinya.

Selain itu, kamu juga harus menyesuaikan baju pengantin dengan dekorasi pernikahan Bali.

Jika menggunakan pakaian adat lengkap, maka tentunya dekorasi pernikahan Bali yang digunakan adalah dekorasi ala pernikahan tradisional khas Bali.

Tapi jika baju pengantin yang digunakan merupakan pakaian adat modern, maka dekorasi yang digunakan bisa menggabungkan dekorasi modern dengan tradisional.

Sedang mencari ide dekorasi pernikahan Bali? Simak beberapa referensinya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: 12 Ide Dekorasi Akad Nikah Lesehan di Rumah, Tetap Sakral!

Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Bali

Masing-masing daerah di Indonesia pasti selalu punya ciri khas tersendiri dari kebudayaan adatnya, tak terkecuali untuk dekorasi pernikahan.

Lantas ciri khas dekorasi pernikahan Bali ini seperti apa? Cek dulu yuk!

1. Angkul-angkul

Angkul-angkul Dekorasi Pernikahan Bali
Foto: Angkul-angkul Dekorasi Pernikahan Bali (weddingmarket.com)

Salah satu ciri khas dekorasi khas Bali yang paling menyita perhatian adalah adanya angkul-angkul.

Angkul-angkul adalah gapura dengan ukiran khas Bali yang biasanya diletakkan di depan pintu masuk.

Angkul-angkul biasanya dijumpai di depan pintu rumah masyarakat Bali, tapi selain itu juga digunakan sebagai dekorasi pernikahan Bali.

Bisa dikatakan kalau angkul-angkul ini dianggap sebagai gapura untuk menyambut tamu datang.

Tapi selain itu, penggunaan angkul-angkul sebagai dekorasi pernikahan

Bali ini dimaksudkan supaya acara pernikahan bisa terhindar dari gangguan segala sesuatu yang berbau hal gaib.

Ciri khas lainnya dari angkul-angkul ini adalah pada bagian kanan kirinya terdapat tiang atau penyangga yang meliuk ke bawah.

Tiang kanan kirinya ini dinamakan sebagai apit lawang yang berfungsi menjaga keamanan dari segala macam gangguan.

Baca Juga: Ketahui Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Doa dan Makna

2. Janur pada Pintu Masuk

Janur Kuning Dekorasi Pernikahan Bali
Foto: Janur Kuning Dekorasi Pernikahan Bali (www.balitoursclub.net)

Pintu masuk dekorasi pernikahan Bali tak hanya dihias dengan angkul-angkul, tapi juga janur di sebelah kanan dan kiri gapura.

Janur merupakan daun kelapa yang masih muda sehingga warnanya kuning keputihan.

Masyarakat Bali menyebut janur dengan sebutan penjor. Penjor terbagi menjadi dua jenis yakni penjor sakral dan penjor hiasan.

Penjor sakral digunakan khusus hanya untuk pernikahan, sementara untuk penjor hiasan biasanya bisa digunakan dalam keseharian atau pada saat ada upacara adat atau keagamaan dan diletakkan di depan rumah.

Penjor yang diletakkan pada bagian pintu masuk ini memiliki makna tersendiri karena masyarakat setempat menganggapnya sebagai simbol dari keberkahan.

Diharapkan dengan meletakkan penjor pada pintu masuk acara pernikahan Bali ini, maka pengantin bisa mendapatkan keberkahan selama pernikahannya.

Penjor khas Bali ini berbeda dengan janur kuning yang umumnya digunakan pada pernikahan masyarakat Jawa dan Sumatera. Bentuk penjor ini sangat besar tinggi.

Tingginya ini ada yang mencapai hingga lima meter lebih. Tak hanya itu saja, penjor khas Bali ini juga memiliki bentuk yang lebih rumit.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Ide Dekorasi Akad Nikah Elegan yang Kekinian

3. Kain Poleng

Kain Poleng
Foto: Kain Poleng (wikimedia.org)

Kamu pasti agak asing mendengar nama kain poleng, tapi saat melihatnya kamu pasti akan langsung tahu kain apakah ini.

Kain poleng adalah kain yang memiliki corak kotak-kotak berwarna hitam dan putih mirip dengan bidak catur.

Selain warna hitam dan putih, terkadang juga ada campuran sedikit warna abu-abu sebagai gradasinya.

Dalam dekorasi pernikahan Bali pasti selalu ada kain poleng yang dililitkan pada gapura atau tiang-tiang yang ada di dalam bangunan tempat upacara pernikahan berlangsung.

Kain poleng ini sudah menjadi ciri khas adat masyarakat Bali yang tidak pernah terlepaskan dari kegiatan sehari-hari, upacara adat, upacara keagamaan, hingga upacara pernikahan.

Penggunaan kain poleng dianggap melambangkan keseimbangan antara dua hal yang bertolak belakang seperti baik dan buruk.

Dua hal bertolak belakang ini akan mewujudkan keseimbangan alam semesta.

Selain itu fungsi dari kain poleng ini juga sebagai pelindung untuk melindungi segala macam hal-hal buruk yang akan mengganggu atau menyerang jalannya prosesi pernikahan.

Baca Juga: Kenali Prosesi Pernikahan Adat Padang dan Syarat serta Tradisinya

4. Payung Khas Bali

Tedung Payung Khas Bali
Foto: Tedung Payung Khas Bali (shopee.co.id)

Saat melihat dekorasi pernikahan Bali, payung khas Bali pasti tak boleh ketinggalan. Payung khas Bali disebut dengan nama Tedung atau pajeng.

Tedung seolah menjadi ciri khas dekorasi khas Bali yang tak hanya bisa dijumpai di rumah-rumah masyarakat Bali, tapi juga di beberapa tempat lainnya seperti di rumah makan khas Bali, hotel-hotel di Bali, hingga digunakan sebagai dekorasi pernikahan Bali.

Tedung ini bisa diletakkan pada pintu masuk acara pernikahan, tapi juga diletakkan di samping kanan dan kiri pelaminan pengantin.

Meski bentuknya seperti payung, tapi tedung ini fungsinya bukanlah sebagai payung yang digunakan untuk melindungi kita saat hujan atau panas, melainkan digunakan sebagai dekorasi yang juga bermakna sebagai pelindung.

Payung dekorasi ini ditujukan juga untuk melindungi pemiliknya dari roh-roh jahat yang menganggu.

Tedung memiliki bentuk seperti payung pada umumnya, hanya saja rangkanya ini bukan terbuat dari besi melainkan dari bambu, sementara untuk tiang atau gagangnya dari kayu.

Ukurannya cukup besar dan tiangnya ini sangat panjang. Rata-rata panjang tedung bisa mencapai 1-3 meter lebih.

Baca Juga: Prosesi Pernikahan Adat Palembang Beserta Maknanya, Sakral!

5. Gebogan

Gebogan Dekorasi Pernikahan Bali
Foto: Gebogan Dekorasi Pernikahan Bali (kumparan.com)

Ciri khas terakhir dari dekorasi pernikahan Bali adalah adanya gebogan.

Gebogan adalah sesaji yang sebenarnya digunakan pada upacara keagamaan umat Hindu. Tapi juga sering digunakan sebagai dekorasi pernikahan Bali.

Gebogan ini berbentuk seperti menara dengan wadah penyangga dari bahan kayu atau anyaman bambu di bagian bawahnya yang dinamakan sebagai dulang.

Dulang berbentuk bundar dan memiliki beberapa tingkatan. Semakin ke atas, maka ukurannya akan semakin kecil.

Di setiap tingkatannya ini akan diisi dengan aneka buah-buahan, roti, dan kue tradisional.

Nantinya pada bagian atas akan dihias dengan bunga dan janur yang dianyam atau dibentuk dengan berbagai macam bentuk.

Gebogan umumnya diletakkan di samping kanan dan kiri pelaminan pengantin.

Tujuan dekorasi pernikahan Bali ini adalah sebagai wujud persembahan dan bakti kepada Sang Pencipta alam semesta.

Jadi diharapkan dengan memberikan persembahan ini, maka pasangan pengantin bisa diberkahi oleh Sang Pencipta.

Plengkuran Bali adalah hiasan yang biasanya terdapat di gerbang rumah atau lokasi pernikahan di...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.