13 May 2020

Mengenal Diet Karnivora, Manfaat dan Risiko di Baliknya

Diet karnivora termasuk diet tinggi protein yang paling kontroversial
Mengenal Diet Karnivora, Manfaat dan Risiko di Baliknya

Diet karnivora adalah pola makan yang hanya mengonsumsi daging dan produk hewani, tidak termasuk semua makanan lainnya.

Dilansir dari Healthline, diet karnivora diklaim dapat membantu penurunan berat badan, meningkatkan suasana hati dan regulasi gula darah.

Namun, diet ini sangat membatasi konsumsi makanan lainnya dan kemungkinan tidak sehat dalam jangka panjang. Di sisi lain, belum ada penelitian yang mendukung manfaat diet karnivora.

Karena, diet karnivora termasuk diet ketat yang hanya mengonsumsi daging, ikan, dan makanan hewani lainnya seperti telur dan produk susu tertentu.

Sedangkan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, kacang-kacangan dan biji-bijian bukan termasuk makanan yang dikonsumsi dalam pola diet karnivora.

Asal Usul Diet Karnivora

steak daging
Foto: steak daging

Foto: shutterstock.com

Diet karnivora berasal dari kepercayaan kontroversial bahwa populasi leluhur manusia kebanyakan makan daging dan ikan. Bahkan diet tinggi karbohidrat itulah yang disebut meningkatkan kasus penyakit kronis sekarang ini.

Diet karnivora termasuk diet rendah karbohidrat populer, seperti diet keto dan paleo. Diet keto dan paleo merupakan pola diet yang membatasi konsumsi karbohidrat, tetapi tidak mengecualikan asupan karbohidrat.

Sementara, diet karnivora bertujuan untuk seseorang menjalani nol karbohidrat atau tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali.

Baca Juga: 4 Kesalahan Diet dalam Keto Pemula, Wajib Tahu!

Shawn Baker, seorang mantan dokter ortopedi Amerika, adalah pendukung diet karnivora yang paling terkenal.

Shawn Baker pun mendapatkan alasan beberapa orang menjalani diet karnivora, karena dapat mengobati depresi, kecemasan, radang sendi, obesitas, diabetes dan banyak lagi.

Namun, belum ada penelitian lebih lanjut yang menganalisis efek dari diet karnivora.

Manfaat Kesehatan Diet Karnivora

salmon
Foto: salmon

Foto: shutterstock.com

1. Mencegah Depresi dan Mengatasi Autoimun

Diet karnivora juga disebut diet anti-inflamasi yang bermanfaat bagi orang-orang dengan kondisi autoimun.

Seperti anak-anak perempuan dari Jordan Peterson, Mikhaila, yang diprofilkan The Times pada Agustus 2018 di Inggris, berbicara tentang diet daging sapi, garam, dan air yang membebaskannya dari gejala-gejala depresi .

“Ini adalah jenis diet paling ekstrem. Diet ini menghilangkan kepekaan terhadap makanan atau mengatasi intoleransi makanan. Diet karnivora telah menjadi diet penurunan berat badan yang lebih umum," kata Schmidt dikutip dari Everyday Health.

Saat ini belum ada penelitian tentang efek kesehatan dari diet karnivora yang tergolong baru. Namun, diet karnivora ini bisa mengurangi gejala kondisi autoimun.

Baca Juga: Diet OCD saat Hamil Berbahaya? Simak 5 Dampaknya di Sini

2. Menurunkan Berat Badan

Jumlah kalori kita ketika menjalani diet karnivora pasti akan lebih terbatas atau rendah. Karena, kita hanya mengonsumsi satu jenis makanan, yaitu daging.

Diet karnivora ini bisa memberikan rasa kenyang yang cukup lama karena tinggi protein. Tetapi, Moms juha bisa mengandi ketosis akibat diet karnivora.

Dalam kondisi ketosis, tubuh akan membakar lemak untuk bahan bakar daripada karbohidrat. Selain itu, diet tinggi protein seperti diet karnivora ini bisa menyebabkan masalah lainnya.

"Konsumsi protein berlebihan bisa menyebabkan peningkatan gula darah dan kadar insulin," kata Schmidt.

Karena itu, lakukan diet sehat yang sesuai tujuan. Jika Moms ingin makan nol karbohidrat, maka terapkan diet karnivora yang hanya makan daging.

Jika Moms dalam kondisi ketosis, pastikan Moms fokus pada sumber daging yang lebih gemuk, telur dan sumber lemak lainnya, seperti keju dan mentega.

Risiko Diet Karnivora

steak daging
Foto: steak daging (Orami Photo Stocks)

Foto: shutterstock.com

Para ahli telah sepakat bahwa diet karnivora termasuk pola diet yang sangat kontroversial dibandingkan diet rendah karbohidrat lainnya.

1. Kelelahan

Dr. Ted Naiman mengatakan ia sekarang memiliki banyak pasien yang menjalani diet karnivora selama 30, 60 dan 90 hari

Namun, diet karnivora bisa menyebabkan beberapa masalah lainnya jika dikonsumsi jangka panjang.

“Saya sekarang memiliki beberapa pasien yang melakukan diet karnivora. Setelah lebih dari enam bulan, mereka merasakan kelelahan," kata Ted Naiman.

2. Kadar Folat dan Serat Rendah

Menurut Ted Naiman, hasil pemeriksaan laboratorium orang yang menjalani diet karnivora biasanya normal, kecuali kadar folat yang sangat rendah.

Folat atau vitamin B9 adalah vitamin esensial dalam jumlah tinggi dalam sayuran hijau, kuning telur, avokad, dan kacang-kacangan.

Journal of the International Society of Sports Nutrition, mengikuti diet ketat seperti diet karnivora bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting lainnya yang harusnya didapatkan dari sayuran atau buah-buahan.

Baca Juga: Mengenal Diet Air Putih, Turunkan Berat Badan Cepat Tapi Berbahaya

3. Tinggi Lemak, Sodium, dan Kolesterol

Akibat fokus pada makanan hewani, diet karnivora tinggi akan lemak jenuh dan kolesterol.

Dilansir dari The American Journal of Clinical Nutrition, lemak jenuh bisa meningkatkan kolesterol jahat yang dapat memicu penyakit jantung.

Sebagian besar pakar diet tidak merekomendasikan diet karnivora kepada pasien, karena tidak ada bukti penelitian konkret yang mendukungnya. Bahkan mereka menyebut diet karnivora sebagai ide yang buruk.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb