18 Juli 2024

6 Hadis tentang Niat dan Keutamaannya dalam Islam, Simak!

Diterimanya amalan ibadah bergatung pada niatnya
6 Hadis tentang Niat dan Keutamaannya dalam Islam, Simak!

Foto: Orami Photo Stock

Ada ungkapan popular di masyarakat tentang niat, misalnya 'segala hal tergantung niatnya.' Dalam Islam, terdapat pula hadis tentang niat yang menjelaskan hal tersebut.

Secara umum, niat adalah amalan hati (amaliyah qolbiyah), sehingga hanya Allah SWT dan orang tersebut yang tahu soal niat atau motif seseorang dalam berbuat, atau beribadah.

Dengan niat yang tulus dan ikhlas, amal perbuatan tersebut menjadi lebih bernilai di hadapan Allah SWT.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai hadis tentang niat, makna pentingnya, serta bagaimana Moms dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yuk, simak artikelnya hingga akhir Moms!

Baca Juga: 5 Hadis tentang Etika dan Keutamaannya, Masya Allah!

Makna Niat dalam Islam

Hadis tentang Niat
Foto: Hadis tentang Niat (Yaqeeninstitute.org)

Kata niat (نية) dalam Bahasa Arab berarti keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan.

Tidak terdapat definisi khusus untuk niat.

Karena itu, banyak ulama yang memberikan makna niat secara bahasa.

Misalnya Imam Nawawi berkata, niat adalah bermaksud melakukan sesuatu dan bertekad mengerjakannya.

Rasulullah SAW bersabda:

إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

Artinya: "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan," (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya, tindakan tersebut merupakan sebuah bagian dari ibadah yang memiliki ketentuan khusus.

Misalnya seperti sholat, yang di dalam terdapat rukuk dan sujud.

Contoh lain seperti shaum yang terikat dengan aturan tertentu seperti waktu sahur dan waktu berbuka.

Sedangkan maksud dari perbuatan selain ibadah adalah misalnya makan, minum, berjalan, dan sebagainya.

Fungsi Niat

Hadis tentang Niat
Foto: Hadis tentang Niat (Orami Photo Stock)

Dalam Islam, niat berfungsi sebagai pembeda amalan.

Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.

Niat juga membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Itu yang menjadi sebab niat menjadi rukun atau syarat sah semua amal ibadah.

Berikut bunyi firman Allah SWT tentang niat:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Wa mā umirū illā liya'budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah.

Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya;

dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus," (QS. Al-Bayyinah: 5).

Jadi, dalam surat ini, Allah SWT menegaskan arti keikhlasan beribadah kepada Allah SWT, Moms.

Mengutip laman NU Online dalam tafsir wajiz, mereka atau umat terpecah belah seperti itu padahal dalam kitab-kitab hanya diperintah untuk menyembah Allah SWT dengan ikhlas.

Lalu, menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga diperintah agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat.

Jadi, yang demikian itulah agama yang lurus dan benar agama Islam.

Keikhlasan dalam beribadah dengan memurnikan niat demi mencari rida Allah dan menjauhkan diri dari kemusyrikan adalah salah satu syarat diterimanya ibadah.

Oleh karena itu, niat menempati posisi pertama dalam setiap rukun atau syarat sah ibadah. Namun, masih ada perbedaan mengenai hal ini dari para ulama.

Misalnya hasil penelitian Institutional Repository UIN Suska yang menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat terkait niat dari Imam Suyuthi dan Ibn Nujaim.

Imam Suyuthi berpendapat bahwa niat dalam ibadah harus ada di dalamnya seperti rukun.

Sedangkan menurut Ibn Nujaim, niat tidak harus ada dan bisa disebut syarat.

Niat dilakukan bersamaan dengan perbuatan, bukan dikerjakan sebelumnya.

Hal yang sudah dilakukan maka posisinya bukan syarat, tetapi rukun.

Baca Juga: 17 Hadis dan Ayat Alquran tentang Pernikahan, Masya Allah!

Keutamaan Niat

Hadis tentang Niat (Orami Photo Stock)
Foto: Hadis tentang Niat (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Sebelum mengetahui hadis tentang niat, ada beberapa keutamaan niat yang perlu Moms ketahui terlebih dahulu, di antaranya:

1. Pembeda Amalan

Niat adalah yang membedakan antara ibadah dan kegiatan biasa.

Misalnya, mandi bisa menjadi ibadah jika diniatkan untuk bersuci, namun jika tanpa niat, itu hanya aktivitas membersihkan badan.

2. Dasar Penerimaan Amal

Niat menentukan apakah suatu amalan diterima oleh Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”

3. Melipatgandakan Pahala

Niat yang baik dapat melipatgandakan pahala amalan.

Misalnya, niat membantu orang lain dalam kesulitan dapat menghasilkan pahala yang lebih besar daripada sekadar memberi tanpa niat yang jelas.

4. Mengubah Tindakan Sehari-hari Menjadi Ibadah

Dengan niat, aktivitas sehari-hari seperti makan, bekerja, dan tidur bisa diubah menjadi ibadah yang diberi pahala oleh Allah SWT.

5. Mengkompensasi Kekurangan dalam Amalan

Jika seseorang niatnya baik, tetapi eksekusi dalam ibadahnya kurang sempurna, niat yang baik bisa mengkompensasi kekurangan tersebut.

6. Proteksi dari Syirik

Memurnikan niat hanya untuk mencari ridha Allah dan menjaga seorang muslim dari perbuatan syirik, yaitu mengaitkan sesuatu dengan Allah dalam ibadah.

7. Konsistensi dalam Kesulitan

Niat yang kuat membantu seorang Muslim tetap istiqamah (konsisten) dalam menjalankan ibadah meskipun dalam kesulitan atau tantangan.

8. Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT

Niat yang tulus merupakan ekspresi dari kesadaran akan keberadaan Allah SWT dan meningkatkan keintiman spiritual dengan-Nya.

9. Meredam Nafsu

Niat yang baik membantu mengendalikan nafsu dan memfokuskan diri pada tujuan yang lebih tinggi, yaitu kesucian dan ketaatan kepada Allah.

10. Sarana Mendapatkan Keberkahan

Niat baik dalam melakukan sesuatu bisa menjadi sarana untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup, baik itu dalam rezeki, ilmu yang bermanfaat, atau relasi yang harmonis.

Baca Juga: 19 Hadis dan Ayat Alquran tentang Pernikahan, Masya Allah!

Hadis tentang Niat

Hadis tentang Niat
Foto: Hadis tentang Niat (Pexels.com/Tayeb Mezahdia)

Hadis tentang niat ini perlu diketahui semua oleh umat muslim.

Ini akan menjadi patokan apakah ibadah yang dilaksanakannya sudah sesuai dengan niatnya atau tidak.

Sebab, niat merupakan salah satu pembeda antara perbuatan yang bernilai ibadah dan bukan ibadah.

Inilah beberapa hadis tentang niat dalam Islam:

1. Hadis tentang Amalan yang Bergantung pada Niatnya

Hadis tentang niat yang pertama adalah hadis tentang amalan yang bergantung pada niatnya, dengan lafal:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Innamal a’malu binniyyat, wainnamaa likullimri yinmaanawa, waman kanat hijrotuhu illaahi wa rasululihi wa hijrotuhu illalai warusulluhu,

waman kanat hijrotuhu illa dunyaa yushiibuhaa iw imro ati yatazawwajuhaa, wahijrotuhu illa maa haajaro ilayhi.

Artinya:

“Sesungguhnya amal seseorang itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya.

Barang siapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dan barang siapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya;

maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut,” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Hadis tentang Meraih Hasil Sesuai Niat

Hadis tentang niat yang selanjutnya, adalah:

لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ

Laka ma nawaita ya Yazid, wa laka ma akhazta ya Ma’n.

Artinya:

“Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati,” (HR. Bukhari).

Anas bin Malik RA berkata:

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.