
Histeroskopi adalah prosedur medis yang memungkinkan dokter melihat bagian dalam rahim, sehingga bisa mencari mendiagnosis dan mencari penyebab penyakit atau perdarahan abnormal
Prosedur histeroskopi dilakukan menggunakan tabung tipis, terang dan fleksibel yang dimasukkan melalui vagina untuk memeriksa bagian serviks dan dalam rahim.
Cleveland Clinic menguraikan bahwa histeroskopi bisa berupa diagnostik atau operatif.
Foto: Mengenal Histeroskopi- Histeroskopi Diagnostik - 1.jpg (shutterstock)
Foto: shutterstock.com
Histeroskopi diagnostik digunakan untuk mendiagnosis masalah rahim.
Histeroskopi diagnostik juga digunakan untuk mengkonfirmasi hasil tes lain, seperti hysterosalpingography (HSG)
HSG adalah tes sinar-X yang digunakan untuk memeriksa rahim dan saluran tuba
Selain itu, histeroskopi dapat digunakan dengan prosedur lain, seperti laparoskopi , atau sebelum prosedur pelebaran dan kuretase.
Dalam laparoskopi, dokter akan memasukkan endoskopi (tabung ramping yang dilengkapi dengan kamera serat optik) ke dalam lerut untuk melihat bagian luar rahim, ovarium dan saluran tuba.
Endoskop dimasukkan melalui sayatan yang dibuat di bagian bawah pusar.
Baca Juga: Didiagnosis Punya Dinding Rahim Tipis? Ini Penjelasannya
Foto: Mengenal Histeroskopi- Histeroskopi Operatif.jpg (getty images)
Foto: Getty Images
Histeroskopi operatif digunakan untuk memperbaiki kondisi abnormal yang telah terdeteksi selama histeroskopi diagnostik.
Jika kondisi abnormal terdeteksi selama histeroskopi diagnostik, histeroskopi operatif dapat dilakukan pada saat yang sama.
Foto: Mengenal Histeroskopi - Siapa yang Membutuhkan.jpg (shutterstock)
Foto: shutterstock.com
Dokter melakukan histeroskopi untuk melihat bagian dalam leher rahim dan rahim.
Dilansir dari WebMD, jika dokter menemukan sesuatu yang abnormal, dokter akan mengambil sampel untuk pengujian lebih lanjut.
Adapun alasan paling umum orang memerlukan histeroskopi adalah periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya dan perdarahan di antara periode menstruasi.
Selain itu, seseorang mungkin juga memerlukan prosedur histeroskopi bila mengalamai kondisi berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Mioma Uteri, Tumor Jinak yang Menyerang Rahim
Foto: Mengenal Histeroskopi- Risiko dari Histeroskopi.jpg (shutterstock)
Foto: shutterstock.com
Johns Hopkins Hospital menjelaskan bahwa sama halnya dengan tindakan medis lain, histeroskopi juga bisa menyebabkan komplikasi meliputi:
Seseorang mungkin juga mengalami risiko lainnya berdasarkan kondisinya.
Baca Juga: 6 Kelainan Rahim yang Sering Terjadi pada Perempuan
Jadi, pastikan untuk mendiskusikan masalah apapun dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter sebelum melakukan histeroskopi.
Adapun kondisi yang sangat rentan atau bisa mengganggu proses histeroskopi, seperti penyakit radang panggul, keputihan, serviks yang meradang, atau kandung kemih kembung.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.