Ini Dia Jurus Menghadapi Inflasi Biaya Pendidikan Anak
Tidak hanya BBM dan listrik yang selalu naik, biaya pendidikan anak juga selalu naik setiap tahun. Urusan menyiapkan dana pendidikan pun akhirnya menjadi PR sulit yang harus dikerjakan para orangtua sejak jauh-jauh hari. Bagaimana menyiasatinya?
Mahalnya biaya pendidikan anak saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah inflasi nilai rupiah. Meski begitu, nyatanya kenaikan biaya pendidikan di Indonesia selalu melaju melebihi tingkat inflasi.
Jika nilai inflasi hanya berkisar 6% per tahun, kenaikan biaya sekolah bisa mencapai 10-20% per tahun. Bisa jadi kenaikan yang tinggi itu juga terjadi karena kenaikan biaya perawatan bangunan dan fasilitas sekolah, kenaikan biaya operasional sekolah seperti gaji guru, penambahan kegiatan, dan fasilitas sekolah lainnya.
Besarnya dana pendidikan yang harus dipersiapkan para orangtua, akhirnya memotivasi mereka untuk mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin. Bahkan, kalau bisa sebelum anak lahir.
Bila tidak dipersiapkan sejak dini, dikhawatirkan dana yang tersedia tak cukup besar pada saat anak membutuhkannya. Alhasil, buah hatipun tidak bisa bersekolah di sekolah berkualitas dan favorit, atau orangtua harus pontang-panting mencari pinjaman demi membayar uang pangkal sekolah.
Namun kalau bisa jangan seperti itu ya, Moms. Meski membayangkan biaya uang pangkal sekolah yang fantastis sudah bikin Anda pesimis, yakinlah selalu ada harapan untuk mencapainya, asalkan Moms merencanakannya secara matang.
Ini Beberapa Jurus yang Perlu Moms Ketahui Untuk Menghitung Biaya Pendidikan:
1. Tentukan secara spesifik sekolah yang Anda inginkan kelak untuk anak.
2. Cari tahu biaya pendidikannya sekarang, meliputi biaya uang pangkal, uang bulanan, buku, dan sebagainya. Ini bisa menjadi acuan Anda untuk menentukan besarnya biaya pendidikan di masa depan.
3. Masih berapa tahun lagi dana tersebut dibutuhkan?
4. Estimasikan inflasi yang relatif tinggi, yang dimasukkan dalam perhitungan, misalnya 15-20%.
5. Lakukan perhitungan, kemudian hasil perhitungan di atas dibagi dengan waktu/bulan yang tersedia.
6. Hasilnya adalah dana investasi yang harus Moms sisihkan setiap bulan
7. Bila waktunya di bawah 5 tahun, tidak perlu dimasukkan pengembangannya/return (anggap saja 0%).
8. Bila waktunya 5-10 tahun, tambahkan 5% saja.
9. Bila waktunya lebih dari 10 tahun, boleh masukkan return sebesar 10-15%.
10. Jika sudah tahu persis pilihan sekolah dan total biaya yang dibutuhkan, Anda tinggal merencanakan soal penempatan dana pendidikan, apakah di tabungan pendidikan, reksadana, deposito, logam mulia, properti, saham, dan sebagainya. Namun pastikan Moms sudah tahu plus minus dari setiap produk investasi sebelum memilihnya, ya.
Agar si kecil nantinya semangat untuk ke sekolah pada waktunya nanti, jangan lupa belikan juga berbagai peralatan untuk ke sekolah seperti tas maupun tempat pensil.
Bagaimana, Moms? Apakah sudah mulai terpikirkan untuk mengumpulkan dana pendidikan bagi si kecil?
(VAN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.