09 November 2023

ADHD pada Anak: Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Tanda ADHD pada bayi cukup sulit dikenali
ADHD pada Anak: Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Komplikasi ADHD pada Anak

Ilustrasi Anak Hiperaktif
Foto: Ilustrasi Anak Hiperaktif (patientpop.com)

ADHD dapat mempersulit hidup anak-anak, mereka mungkin akan dihadapi dengan beberapa masalah yang menganggu kegiatan hari-hari Si Kecil.

Beberapa kondisi yang mungkin menganggu anak-anak dengan ADHD, di antara lainnya:

  • Cenderung mengalami lebih banyak cedera daripada anak-anak yang tidak menderita ADHD.
  • Cenderung memiliki kepercayaan diri yang buruk.
  • Lebih cenderung mengalami kesulitan berinteraksi dan diterima oleh teman sebaya dan orang dewasa.
  • Kondisi yang bergantung dengan keluarga.

ADHD tidak menyebabkan masalah psikologis atau perkembangan lainnya. Namun, anak-anak dengan ADHD lebih mungkin memiliki kondisi seperti:

  • Oppositional defiant disorder (ODD), secara umum didefinisikan sebagai pola perilaku negatif, menantang, dan bermusuhan terhadap figur otoritas.
  • Gangguan tingkah laku, ditandai dengan perilaku antisosial seperti berkelahi, merusak harta benda, dan mencelakakan orang atau hewan.
  • Gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu, ditandai dengan lekas marah dan masalah toleransi terhadap frustrasi.
  • Ketidakmampuan belajar, termasuk masalah dengan membaca, menulis, memahami dan berkomunikasi.
  • Gangguan kecemasan, yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan kegugupan yang luar biasa, dan termasuk gangguan obsesif kompulsif (OCD).
  • Gangguan suasana hati, termasuk depresi dan gangguan bipolar.
  • Gangguan spektrum autisme, suatu kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak yang memengaruhi cara seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain.
  • Gangguan Tic atau sindrom Tourette, gangguan yang melibatkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan (tics) yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah.

Baca Juga: Sinopsis Budi Pekerti, Masuk di 17 Nominasi Piala Citra 2023

Perawatan untuk ADHD pada Anak

Perawatan ADHD
Foto: Perawatan ADHD (Orami Photo Stock)

Perawatan khusus untuk gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas akan ditentukan oleh rekomendasi dokter anak berdasarkan:

  • Usia anak, kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat medis.
  • Tingkat gejala anak.
  • Toleransi anak terhadap pengobatan atau terapi tertentu.
  • Harapan untuk perjalanan kondisi.
  • Pendapat atau preferensi Moms dan Dads.

Komponen utama pengobatan untuk anak-anak dengan ADHD adalah dukungan orang tua dan pelatihan perilaku.

Beberapa perawatan mungkin termasuk:

1. Obat Psikostimulan

Obat-obatan ini digunakan karena kemampuannya menyeimbangkan bahan kimia di otak yang berfungsi untuk mempertahankan perhatian dan mengendalikan impulsif.

Obat psikostimulan membantu "merangsang" atau membantu otak untuk fokus dan dapat digunakan mengurangi gejala utama ADHD.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati ADHD meliputi:

  • Methylphenidate (Ritalin, Metadate, Concerta, Methylin).
  • Dextroamphetamine (Dexedrine, Dextrostat).
  • Campuran garam amfetamin (Adderall).
  • Atomoksetin (Strattera). Obat SNRI (selective serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) nonstimulan dengan manfaat untuk gejala suasana hati terkait.
  • Lisdexamfetamine (Vyvanse).

Psikostimulan telah digunakan untuk mengobati gangguan perilaku masa kanak-kanak sejak tahun 1930-an dan telah dipelajari secara luas.

Seperti obat-obat keras pada umumnya, obat psikostimulan memiliki efek samping yang umum mungkin termasuk:

  • Insomnia
  • Nafsu makan menurun
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Gelisah

Meski menimbulkan efek samping, beberapa efek samping ini bersifat ringan, berkurang dengan penggunaan teratur, tetapi ini bergantung akan dosis pemberian obat.

Selain obat psikostimulan, obat antidepresan juga dapat diberikan untuk anak-anak dengan ADHD untuk membantu meningkatkan perhatian sekaligus mengurangi agresi, kecemasan, dan depresi.

2. Perawatan Psikososial

Mengasuh anak dengan ADHD mungkin sulit dan dapat menimbulkan tantangan yang menimbulkan masalah psikologi bagi orang tua, seperti stres.

Salah satu perawatan yang bisa dilakukan untuk ADHD pada anak selain pengobatan medis, bisa juga melakukan perawatan psikososial atau kelas keterampilan manajemen perilaku.

Baca Juga: 10+ Jenis Teh Herbal untuk Batuk dan Flu, Manjur Moms!

Pencegahan ADHD pada Anak

Anak dengan Kondisi ADHD
Foto: Anak dengan Kondisi ADHD (Orami Photo Stock)

Untuk membantu mengurangi risiko anak terkena ADHD, Moms bisa melakukan beberapa langkah preventif, seperti:

  • Selama hamil, hindari segala sesuatu yang dapat membahayakan perkembangan janin. Misalnya, jangan minum alkohol, menggunakan narkoba, atau merokok.
  • Lindungi anak dari paparan polutan dan racun, termasuk asap rokok dan cat.
  • Batasi waktu layar, meski masih belum terbukti, mungkin bijaksana bagi anak-anak untuk menghindari paparan TV dan video game yang berlebihan dalam lima tahun pertama kehidupan.

Sekali lagi, perilaku ini bisa normal pada balita.

Gejala-gejala ini hanya akan mengkhawatirkan jika kondisi sudah cukup ekstrem jika dibandingkan dengan anak-anak dengan usia yang sama.

Nah, meski gejala-gejala ADHD sulit dibedakan dengan perilaku normal pada bayi, tidak ada salahnya bagi Moms untuk mengamati lebih detil.

Jika Moms merasa perilaku Si Kecil sudah cukup ekstrem, segera temui psikiater atau dokter anak, ya.

  • https://www.nimh.nih.gov/health/topics/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adhd/symptoms-causes/syc-20350889
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/adhdadd
  • https://raisingchildren.net.au/school-age/development/adhd/adhd

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb