Penyebab Kontraksi Rahim setelah Melahirkan, Ketahui Moms!
Intinya Nih Moms:
- Kontraksi rahim setelah melahirkan adalah proses normal untuk membantu rahim kembali ke ukuran semula.
- Kontraksi ini juga berfungsi menghentikan perdarahan dari tempat plasenta menempel.
- Rasa nyeri akibat kontraksi sering digambarkan mirip atau lebih kuat dari nyeri haid.
- Hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui juga dapat memicu kontraksi rahim.
- Kontraksi biasanya terjadi selama 3–7 hari setelah persalinan dan berkurang seiring waktu.
Kontraksi rahim setelah melahirkan mungkin terasa mengejutkan bagi sebagian ibu.
Setelah melalui proses persalinan yang panjang dan melelahkan, tidak sedikit yang mengira rasa sakit akan langsung hilang begitu bayi lahir.
Padahal, kontraksi masih bisa muncul selama beberapa hari pasca persalinan.
Apakah Kontraksi Setelah Melahirkan Normal?

Lantas, apakah kontraksi rahim setelah melahirkan normal terjadi, ya, Moms?
Ya, kontraksi setelah melahirkan adalah kondisi yang normal dan umum terjadi, terutama dalam beberapa hari pertama pasca persalinan.
Kontraksi ini disebut juga afterpains, dan merupakan bagian dari proses involusi rahim, yaitu proses alami saat rahim menyusut kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan.
Rasa nyeri yang muncul sering kali menyerupai kram menstruasi dan dapat terasa lebih kuat saat menyusui.
Baca Juga: Fungsi Alat Bantu Laktasi untuk Menyusui dan Penggunaannya
Penyebab Kontraksi Rahim Setelah Melahirkan

Kira-kira apa yang menyebabkan rahim tetap mengalami kontraksi meskipun setelah melahirkan? Berikut di antaranya:
1. Proses Involusi Rahim
Selama kehamilan, rahim dapat membesar hingga berukuran sekitar 1 kg atau lebih untuk menampung janin dan plasenta.
Namun setelah persalinan, rahim harus mengecil kembali menjadi sekitar 60–100 gram.
Melansir laman Cleveland Clinic proses ini disebut juga dengan involusi rahim.
Involusi rahim dapat berlangsung selama beberapa minggu, dan selama masa penyusutan tersebut, kontraksi rahim akan terjadi secara berkala.
Itulah mengapa Moms mungkin akan merasakan sensasi kram atau nyeri perut bawah.
2. Menyusui dan Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin atau yang sering disebut sebagai "hormon cinta", memainkan peran penting dalam proses persalinan dan menyusui.
Selama menyusui, isapan bayi pada puting susu merangsang hipotalamus untuk melepaskan oksitosin, yang kemudian dapat menyebabkan kontraksi rahim.
3. Penghentian Perdarahan Pascamelahirkan
Kontraksi setelah melahirkan adalah fenomena umum yang terjadi saat rahim berkontraksi untuk menghentikan perdarahan dari tempat plasenta menempel.
Kontraksi ini membantu menutup pembuluh darah yang terbuka, mencegah kehilangan darah berlebihan, dan mempercepat proses involusi rahim.
Dengan begitu, komplikasi serius seperti perdarahan pascapersalinan (postpartum hemorrhage), yang terjadi jika rahim tidak berkontraksi dengan baik dapat diminimalisir.
4. Sudah Pernah Melahirkan Sebelumnya
Wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali (multipara) cenderung mengalami kontraksi pascapersalinan yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita yang baru pertama kali melahirkan (primipara).
Sebagaimana dalam studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obstetric Anesthesia menemukan bahwa, wanita multipara memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri kontraksi rahim yang signifikan setelah melahirkan dibandingkan dengan wanita primipara.
Hal ini disebabkan oleh penurunan tonus otot rahim akibat kehamilan dan persalinan sebelumnya, serta peningkatan sensitivitas sistem saraf pusat terhadap nyeri.
Cara Mengatasi Kontraksi Rahim Setelah Melahirkan

Kontraksi rahim setelah melahirkan memang normal terjadi, akan tetapi bisa saja terasa tidak nyaman saat aktivitas sehari-hari.
Nah, beberapa cara mengatasi kontraksi rahim setelah melahirkan berikut ini dapat Moms coba lakukan.
1. Kompres Hangat atau Heating Pad
Mengaplikasikan kompres hangat atau heating pad pada perut bagian bawah dapat meredakan nyeri akibat kontraksi rahim pascapersalinan.
Kompres hangat membantu mengendurkan otot-otot rahim yang sedang berkontraksi, sehingga mengurangi rasa sakit.
2. Obat Pereda Nyeri
Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol juga dapat membantu Moms dalam meredakan nyeri kontraksi setelah melahirkan.
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan ini, terutama jika Moms sedang menyusui.
3. Latihan Pernapasan dan Relaksasi
Melakukan latihan pernapasan dalam dan teknik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian dari rasa sakit dan mengurangi ketegangan otot.
Teknik ini bermanfaat untuk mengelola nyeri kontraksi setelah melahirkan dan dapat meningkatkan kenyamanan secara keseluruhan.
4. Posisi Tidur yang Nyaman
Saat mengalami kontraksi pascapersalinan, Moms sebaiknya beristirahat agar lebih nyaman.
Namun, pastikan posisi tidur nyaman agar istirahat lebih berkualitas.
Dalam hal ini, tidur dengan posisi tengkurap dan meletakkan bantal di bawah perut dapat memberikan tekanan lembut pada rahim, sehingga membantu mengurangi nyeri kontraksi.
5. Aktivitas Fisik Ringan
Melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan-jalan juga dapat membantu meredakan nyeri kontraksi setelah melahirkan.
Gerakan ringan ini dapat membantu Moms meningkatkan sirkulasi darah dan mempercepat pemulihan.
Kapan Harus ke Dokter?
Kontraksi rahim setelah melahirkan memang normal, namun Moms perlu segera ke dokter jika mengalami gejala berikut ini, karena bisa menjadi tanda komplikasi seperti infeksi atau masalah kesehatan lainnya:
- Demam ≥38°C
- Perdarahan yang sangat banyak
- Nyeri perut yang makin parah atau tidak membaik
- Keluar cairan dari vagina yang berbau tidak sedap atau berwarna aneh
- Buang air kecil yang sakit atau terbakar
- Kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan dari bekas luka operasi (jika operasi caesar)
Baca Juga: Mual saat Menyusui Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Itulah informasi seputar kontraksi rahim setelah melahirkan yang penting untuk Moms ketahui. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.babycenter.com/baby/postpartum-health/postpartum-cramps-afterpains_11723
- https://itsbodily.com/blogs/birth-recovery-postpartum/contractions-after-birth-how-long?_ab=0&_fd=0&_sc=1&srsltid=AfmBOopgrwM-qi_nFazsYU-kveQpHJrrGcG8AhF7Vfw5VXhS4BE2WUJO
- https://www.healthline.com/health/postpartum-cramps
- https://www.thebump.com/a/after-pains
- https://www.obstetanesthesia.com/article/S0959-289X(21)00016-9/abstract
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22655-uterus-involution
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.