20 Maret 2019

Mengenal Bedah Bariatrik untuk Penderita Obesitas

Apa itu bedah bariatrik? Mengapa perlu dilakukan?
Mengenal Bedah Bariatrik untuk Penderita Obesitas

Menurut World Health Organization, 2008 (WHO), obesitas digolongkan sebagai suatu penyakit, di mana keadaan lemak tubuh berlebih sehingga menyebabkan berbagai macam gangguan metabolisme. Tidak jarang, kondisi obesitas dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diabetes melitus, kolesterol tinggi, hipertensi, dan bahkan kanker.

Penderita obesitas dapat dibedakan berdasarkan tiga kategori Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas tingkat I dengan IMT 27.5-32.5, obesitas tingkat II dengan IMT 32.5-37.5, dan obesitas tingkat III dengan IMT lebih dari 37.5.

Berbagai cara biasanya dilakukan penderita obesitas untuk menurunkan berat badannya, mulai dari berolahraga sampai mengurangi porsi makan sehari-hari. Namun, jika tingkat penderita sudah memiliki obesitas tingkat II dan III, diet hanya mengurangi sebagian kecil berat badan.

Mengurangi asupan gizi atau menambah pengeluaran energi itu mengurangi 10-15 persen saja atau bahkan kurang, bahkan hanya sekitar 3 persen penderita yang berhasil mengurangi atau menetapkan berat badan, tetapi biasanya yang berkurang itu akan naik lagi,” jelas Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B-KBD, dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif RS Pondok Indah pada konferensi pers Rumah Sakit Pondok Indah di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (14/03).

Baca Juga: Diet Mediterranean, Cara Terbaik Menurunkan Berat Badan di Tahun 2019

Apa Itu Bedah Bariatrik?

492276738
Foto: 492276738

Bedah bariatrik adalah tindakan pembedahan untuk mengobati orang yang gemuk, sesuai dengan asal katanya baros yang memiliki makna besar, berat.

“Bagi penderita obesitas tingkat II dan III, atau bahkan penderita yang memiliki IMT lebih dari 40.0 kg/m2, langkah pembedahan bariatrik dapat membantu memperpanjang hidup dan menyelesaikan penyakit tambahan seperti diabetes dan hipertensi,” jelas dr Peter.

Bedah bariatrik juga berperan sebagai operasi metabolik, karena setelah pasien obesitas melakukan bedah bariatrik, biasanya penyakit dengan efek samping metabolik akan berkurang, contohnya diabetes melitus.

Ada empat cara dalam melakukan bedah bariatrik di Indonesia, yaitu Gastric Bypass, Sleeve Gasterctomy, Mini Gastric Bypass, dan Adjustable Gastric Banding.

Sedangkan klasifikasi pasien bedah bariatrik dapat dilihat dari angka IMT-nya, di mana yang memungkinkan dilakukan pembedahan adalah penderita obesitas kelas II dan kelas III. Di mana biasanya penderita obesitas kelas II juga dilihat dari penyakit yang ada seperti diabetes yang tidak terkontrol.

Baca Juga: Yuk Kenali Berbagai Macam Jenis Diet Kekinian

Tujuan Bedah Bariatrik

img bariatricsurgery
Foto: img bariatricsurgery

Bedah bariatrik bertujuan untuk membantu pasien penderita obesitas mengatasi gejala laparnya yang berlebihan dan membantu mengurangi asupan kalori yang masuk serta diserap tubuh.

Dr. Peter lanjut menjelaskan kalau bedah bariatrik ini bukan sebagai peluru emas untuk mengatasi berbagai macam masalah obesitas. Namun juga memerlukan kerja sama yang kuat dari pasien obesitas itu sendiri untuk menjaga pola makannya setelah dilakukan pembedahan.

Itulah penjelasan apa itu bedah bariatrik dan apa tujuannya bagi penderita obesitas. Sebaiknya, terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran terbaik mengenai penyakit obesitas yang dialami.

(IRN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb