Disebut Serba Terlambat, Ini 4 Mitos Perkembangan Bayi Prematur
Orang tua bayi prematur menanggung banyak rasa bersalah dalam persalinan prematur mereka. Seringkali ada perasaan gagal karena menilai diri tidak mampu melindungi bayinya.
Memiliki bayi prematur biasanya memiliki tantangan tersendiri. Selain harus lebih ekstra saat memberikan perawatan sejak bayi, sangat memperhatikan asupannya, dan biasanya banyak Moms yang mengkhawatirkan pertumbuhan bayi prematur.
Namun, Moms tidak perlu khawatir. Sebab, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi prematur akan berjalan normal. Karena banyak bayi prematur yang tumbuh dewasa tanpa memiliki penyakit yang berat.
Berikut ini adalah fakta dan beberapa mitos yang sebenarnya belum tentu kebenarannya:
Fakta: Penyebab Kelahiran Bayi Prematur Tak Diketahui
Foto: Orami Photo Stock
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, sekitar setengah dari semua kelahiran prematur disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui.
Sekitar 30% disebabkan oleh pecahnya membran prematur, dan 15-20% disebabkan oleh penyebab medis seperti preeklampsia, solusio plasenta, pembatasan pertumbuhan intrauterin, atau kelahiran prematur elektif.
Faktor-faktor penyebab lain yang terkait dengan kelahiran prematur termasuk kondisi medis sebelumnya, genetika, pengaruh lingkungan, perawatan infertilitas, dan perawatan prenatal yang tidak tepat.
Jadi tidak ada alasan spesifik yang menyebabkan kelahiran prematur. Prematuritas dapat terjadi pada siapa saja, bahkan ketika Moms hamil “melakukan segalanya dengan benar.”
Baca Juga: Cara Merawat Bayi Prematur
Mitos: Bayi Prematur Harus Berada di Inkubator
Foto: Orami Photo Stock
Faktanya, sebenarnya ketimbang inkubator, kontak kulit antara bayi dengan orang tua diketahui lebih baik dan lebih stabil secara metabolik.
Pernafasan mereka mungkin lebih stabil dan kurang tertekan, tekanan darah mereka lebih normal, mereka menjaga gula darah mereka lebih baik dan suhu kulit mereka juga akan lebih menyesuaikan dalam dekapan moms.
Selain itu, dekapan Moms akan lebih mungkin menghasilkan lebih banyak ASI bagi bayi. Sebuahdokumen dari WHO membahas ini panjang lebar dengan banyak referensi.
Mitos: Bayi Prematur Membutuhkan Asupan Tambahan
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms mengeluarkan ASI yang cukup, bayi yang beratnya lebih dari 1500 gram (biasanya sekitar 32 minggu berat bayi sudah sebesar ini, meskipun ada pengecualian) dapat tumbuh dengan baik hanya dengan ASI saja. Meski bisa juga dengan menambah vitamin D atau fosfor.
Masalahnya kebutuhan akan susu fortifikasi seperti sudah melekat bagi bayi dengan kelahiran prematur. Apalagi mayoritas NICU menerapkan kebijakan ini agar bayi prematur tumbuh dengan kecepatan yang sama, seakan-akan mereka bukan lahir lebih awal.
Padahal, tidak ada bukti yang cukup terkait tentang itu, menurut organisasi dukungan keluarga dengan bayi di NICU 'Hand to Hold'. Malahan studi menunujukkan kalau bayi yang tumbuh lebih cepat karena asupan tambahan, memiliki potensi lebih tinggi terkait kadar kolesterol jahat, tekanan darah tinggi, resistensi insulin dan kelebihan berat badan.
Studi pada tiga kelompok bayi prematur menunjukkan kalau bayi yang diberi ASI plus asupan tambahan memang lebih cepat tumbuh ketimbang bayi prematur yang menyusui langsung dan menyusui langsung ditambah ASI donor. Tapi ada resiko pada bayi dengan asupan tambahan di kemudian hari.
Baca Juga: Perkembangan Bayi Prematur Berbeda dengan Bayi Normal?
Mitos: Bayi Prematur Tidak Dapat Menyusu
Foto: Orami Photo Stock
Pada dasarnya bayi-bayi prematur tetap dapat meraih payudara Moms, bahkan bagi mereka yang lahir di usia kandungan 28 minggu sekalipun.
Beberapa bayi yang lahir di minggu 32 malah sudah dapat menyusu secara penuh artinya menyusu langsung pada payudara saja, tanpa bantuan pemberian ASI melalui botol atau selang.
Penggunaan Metode Kangguru, dan mengenalkan payudara Moms sesegera mungkin setelah bayi lahir meningkatkan kemungkinan bayi mendapat ASI penuh. Metode untuk bayi prematur ini dapat dilakukan di mana pun
Tentu saja, setiap bayi unik dan berbeda. Beberapa bayi prematur mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, tergantung dari apakah mereka mengalami masalah pada sistem pernapasan atau ada indikasi medis yang lain.
Namun amat disayangkan jika pemberian asupan bagi bayi prematur secara langsung harus menunggu hingga bayi tersebut berusia 34 minggu masa kandungan.
Bayi prematur sering tidak dapat melekat dengan baik, disebabkan sebagian kita mengajarkan pelekatan yang demikian buruk.
Melalui pelekatan yang baik, menggunakan tekanan (atau kompresi) payudara, dan jika perlu, menggunakan alat bantu menyusui pada payudara sebagai bantuan, bayi akan memperoleh aliran ASI yang baik sehingga tidak tertidur ketika menyusu di payudara.
Tingkatkan aliran ASI, dan moms akan melihat bahwa menyusu sama sekali tidak sulit dan tidak melelahkan bagi bayi prematur.
Adapun cara terbaik untuk mengetahui apakah bayi memperoleh ASI cukup dari payudara adalah dengan memerhatikan bagaimana bayi ketika menyusu dari payudara.
Baca Juga: Inilah Fakta-Fakta Bayi Lahir Prematur yang Harus Moms Ketahui
Mitos: Semua Bayi Prematur Akan Mengalami Keterlambatan Perkembangan
Foto: Orami Photo Stock
Fakta: Sangat prematur, berat lahir rendah dan bayi yang sakit memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah perkembangan.
Tetapi pada kenyataannya, banyak bayi berkembang secara normal. Bahkan, sebagian besar bayi prematur memiliki perkembangan normal.
Itulah sebabnya screening adalah langkah yang sangat penting bagi dokter untuk mendeteksi komplikasi awal, tidak hanya pada bayi prematur, tetapi juga pada bayi baru lahir jangka penuh.
Ada beberapa tes screening yang harus dilakukan oleh bayi baru lahir, seperti screening sistem pernapasan dan pencernaan, screening retinopati prematuritas (ROP), screening OAE atau pendengaran, dan screening ultrasonografi kranial neonatal terakhir.
Baca Juga: 8 Hal yang Harus Moms Ketahui Tentang Bayi Prematur
Itulah Moms fakta dan beberapa mitos bayi prematur yang perlu diketahui agar tidak salah informasi, karena tidak semua yang dibilang tentang bayi prematur itu betul ya, Moms.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.