16 Januari 2024

Kronologi Dugaan Pencabulan Anak TK di Pekanbaru, Miris!

Terjadi pada November 2023, lho Moms
Kronologi Dugaan Pencabulan Anak TK di Pekanbaru, Miris!

Foto: Freepik

Moms, belum lama ini terjadi pencabulan anak TK di Pekanbaru, Riau yang diduga dilakukan oleh teman sekelasnya.

Kasus ini terungkap ketika sang anak melakukan tindakan aneh di rumah.

Kasus dugaan pencabulan yang terjadi di Taman Kanak-Kanak (TK) swasta di Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, kini telah berlanjut ke kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kepolisian menyatakan akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Lantas, bagaimana ceritanya? Berikut kronologinya, Moms.

Baca Juga: 6 Jenis-Jenis Bullying serta Dampaknya terhadap Korban

Pencabulan Anak TK di Pekanbaru

Berikut informasi yang bisa Moms ketahui.

1. Tantrum saat Tak Diberi Susu Cokelat

Ilustrasi Pencabulan Anak TK di Pekanbaru
Foto: Ilustrasi Pencabulan Anak TK di Pekanbaru

Korban berusia 5 tahun menunjukkan perilaku yang tidak biasa setelah ibunya menolak memberikan susu cokelat yang ia minta.

Anak tersebut marah dan tantrum dengan membuka celananya, lalu memperlihatkan kelamin dan bokongnya.

Sang ibu terkejut dengan perilaku anaknya, kemudian sang anak mengakui bahwa dia diajari perilaku tersebut oleh seorang teman sekelasnya.

2. Mengaku Dilecehkan Teman Sekelas

Sang anak diinterogasi lagi oleh ibunya hingga akhirnya mengaku telah menjadi korban pencabulan oleh teman sekelasnya, yang mencakup tindakan sodomi.

Ayah korban menjelaskan bahwa anaknya menirukan kejadian yang dialaminya.

Anaknya dipanggil oleh teman sekelasnya ke dapur yang berada dekat kamar mandi dan disuruh membuka celana.

Teman sekelasnya juga melakukan hal yang sama, bahkan memainkan alat kelamin korban.

Kejadian ini telah terulang sebanyak empat kali pada hari-hari yang berbeda.

3. Berkunjung ke Yayasan

Ayah dan ibu korban mengunjungi yayasan sekolah.

Namun, mereka diarahkan untuk kembali karena belum membuat janji terlebih dahulu.

Mereka juga diinformasikan bahwa kunjungan seperti itu perlu dijadwalkan terlebih dahulu.

Baca Juga: Profil Ohm Pawat, Aktor Muda Thailand yang Sedang Naik Daun, Kini Terseret Kasus Bullying

4. Pelaku Mengakui Tindakan Pelecehan

Akhirnya, kedua orang tua bertemu dengan orang tua teman kelasnya di Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Ternyata yang diceritakan sang anak benar, terbukti ketika teman kelasnya mengakui perbuatannya terhadap korban.

PPA bersama wali kelas menyatakan bahwa memang ada adegan menungging, penusukan, dan memegang alat kelamin kepada korban.

5. Diminta Damai

Orang tua korban lalu menjelaskan bahwa mereka telah dihubungi oleh pihak PPA berkali-kali untuk datang dan menandatangani surat perdamaian.

Saat mereka datang membawa saudara yang merupakan pengacara, PPA membatalkan layanannya.

Langkah tersebut diambil karena kekhawatiran terhadap isi dari surat yang akan ditandatangani.

Namun, PPA menyatakan akan memutus layanan jika ada keterlibatan orang ketiga.

6. Komentar Dinas Pendidikan

Ayah korban mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru di sebuah hotel, setelah mengetahui adanya agenda Kepala Dinas di lokasi tersebut.

Menurutnya, Kepala Dinas menyatakan telah menerima laporan terkait kasus tersebut, telah menyurati pihak sekolah, mendatangi sekolah, dan meminta penjelasan.

Bahkan, pihak sekolah telah menunjukkan bukti visum.

Namun, Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa mereka tidak dapat mengambil langkah lanjutan karena masalah tersebut sudah diserahkan ke pihak sekolah dan orang tua untuk diselesaikan.

Sebagai yayasan dan lembaga swasta, Dinas Pendidikan tidak memiliki wewenang untuk melanjutkan tindakan lebih lanjut.

Baca Juga: Profil Choi Hye Seon Single's Inferno 3, Menarik Perhatian!

7. Kasus Menjadi Viral

Setelah kasus ini menjadi viral, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru menghubungi orang tua korban untuk melakukan mediasi.

Orang tua korban merasa geram dan heran dengan respons Dinas Pendidikan yang baru terjadi setelah kasus ini menarik perhatian publik.

Mereka merasa kecewa karena ketika mereka mencoba mendekati Dinas Pendidikan, sikap yang ditunjukkan cenderung tidak peduli.

Saat ini, fokus utama orang tua korban adalah pada proses pemulihan kesehatan mental anak mereka pasca kejadian.

Itulah kronologi dugaan pencabulan anak TK di Pekanbaru. Bagaimana tanggapan Moms?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb