Perjanjian Linggarjati: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya
Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda.
Dari perjanjian ini, Belanda akhirnya mengakui secara de facto bahwa Indonesia terdiri dari Jawa, Sumatera, dan Madura.
Hal ini semakin menguatkan kedaulatan Indonesia pasca resmi merdeka pada 17 Agustus 1945.
Yuk, ikuti perjalanan sejarah perjanjian Linggarjati hingga isi lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati
Meski sudah menyatakan kemerdekaan, perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan masih terus berlanjut.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 nyatanya tidak dapat diterima oleh Belanda.
Pasca menyerahnya Jepang kepada Sekutu, Belanda menganggap Indonesia sebagai negara jajahannya.
Hal inilah yang menjadi akar konflik di antara indonesia dan Belanda.
Indonesia dan Belanda sebetulnya sudah pernah melakukan perundingan, baik di Jakarta maupun Belanda.
Hanya saja, keduanya tak kunjung menemukan titik terang.
Pada 14 Oktober 1945, Van Mook akhirnya menemui Soekarno.
Ia menyatakan bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) bersedia membangun hubungan ketatanegaraan.
Sejak itulah, gerak Sekutu memasuki wilayah Indonesia semakin gencar.
Pihak pemerintah Indonesia pun mengeluarkan maklumat politik pada 1 November 1945.
Dalam maklumat tersebut, pemerintah Indonesia menginginkan pengakuan terhadap negara dan pemerintahan Republik Indonesia.
Hal ini wajib dilakukan oleh Inggris dan Belanda sebagaimana yang dibuat sebelum Perang Dunia II.
Pihak Indonesia pun berjanji akan mengembalikan semua milik asing.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga akan memberikan ganti rugi atas segala milik asing yang telah dikuasai.
Ketegangan antara Indonesia yang semakin memanas mendorong Inggris mencari jalan keluar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Duta Istimewa Inggris di Asia Tenggara, Lord Killearn datang menghadap Presiden Soekarno di Yogyakarta pada 26 Agustus 1946.
Ia menawarkan diri menjadi perantara dalam perundingan Indonesia dan Belanda.
Baca Juga: Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang dan Isi Perjanjiannya
Tokoh Perjanjian Linggarjati
Sebelum terjadinya perundingan, sempat terjadi konflik mengenai lokasi perundingan akan dilaksanakan.
Pemerintah Republik Indonesia menawarkan ibu kota Yogyakarta sebagai lokasi perundingan.
Namun, tawaran ini dibantah oleh pihak Belanda yang ingin perundingan dilaksanakan di Jakarta.
Indonesia pun menolak lokasi tersebut karena wilayah Jakarta sudah dikuasai oleh Sekutu.
Lagipula, Jakarta juga sudah tidak termasuk ke dalam wilayah teritorial republik.
Menteri Sosial dalam Kabinet Syahrir, Maria Ulfah, memberikan usulan bahwa perundingan dapat dilakukan di Desa Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Hal ini karena Linggarjati dianggap sebagai tempat yang ideal secara geografis.
Posisinya pun cukup strategis dan tidak terlalu jauh dari Yogyakarta dan Jakarta.
Karena berlokasi di Linggarjati, hasil perundingan Indonesia dan Belanda disebut sebagai perjanjian Linggarjati.
Perundingan Linggarjati diselenggarakan pada 11-15 November 1946.
Perundingan ini dihadiri oleh tiga pihak, yaitu pemerintah Hindia-Belanda, Indonesia, dan Inggris.
Pemerintah Hindia-Belanda dan Indonesia menjadi pihak yang memiliki kepentingan.
Sementara pemerintah Inggris bertindak sebagai moderator atau penengah.
Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan ditemani oleh Mohammad Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, S.H., dan Dr. A. K. Gani.
Sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Wim Shermerhorn bersama Max Von Poll, HJ Van Mook, dan F de Baer.
Dari pihak penengah, ada Lord Killearn yang berasal dari Inggris.
Isi Perjanjian Linggarjati
Perundingan Linggarjadi berlangsung selama 3 hari.
Setelah ketiga pihak berjibaku dengan segala argumen, akhirnya lahirlah kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian Linggarjati pada tanggal 15 November 1946.
Dalam perjanjian tersebut, diumumkan naskah persetujuan yang terdiri dari 17 pasal dengan garis besar sebagai berikut:
- Pengakuan Belanda secara de facto atas eksistensi Negara Republik Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura
- Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia
- Republik Indoensia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya
Perjanjian ini pun mendapatkan ratifikasi dari KNIP pada 25 Februari 1947.
Sebulan setelahnya, hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Istana Negara, Jakarta, tepatnya pada 25 Maret 1947.
Dampak Perjanjian Linggarjati Bagi Bangsa Indonesia
Berikut dampak positif dan negatif perjanjian Linggarjati bagi bangsa Indonesia.
Dampak Positif
- Indonesia diakui secara de facto oleh negara lain sehingga memperkuat eksistensinya sebagai negara merdeka.
- Indonesia mendapat kedudukan politik setara dengan negara-negara sehingga meningkatkan legitimasi di dunia internasional.
- Membuka kesempatan bagi Indonesia untuk menjalin kerja sama internasional di berbagai bidang.
- Menjadi momen penting untuk meredam konflik antara Hindia-Belanda dan Indonesia sehingga menciptakan situasi yang lebih kondusif.
- Menghindari potensi korban dari konflik sehingga menjaga stabilitas dan keamanan wilayah.
Dampak Negatif
- Kedaulatan Indonesia hanya diakui di Sumatera, Jawa, dan Madura, yang dianggap terlalu kecil.
- Indonesia harus bergabung dalam persemakmuran di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda.
- Banyak partai politik, termasuk PNI dan Partai Rakyat Indonesia yang menolak perjanjian ini.
- Pasal-pasal perjanjian ditafsirkan berbeda oleh Belanda dan Indonesia yang dapat memicu konflik.
- Belanda melanggar perjanjian dengan melakukan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.
- Pelanggaran ini menunjukkan ketidakpatuhan Belanda terhadap hasil perundingan.
- Agresi Militer I memicu konflik baru dan mengganggu situasi yang semula mulai tenang.
Baca Juga: Pertempuran Surabaya: Penyebab, Kronologi, dan Faktanya
Itu dia perjalanan sejarah perjanjian Linggarjati dan tokoh dibaliknya.
Semoga perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan tanah air bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini, ya!
- https://munasprok.go.id/Web/baca/567
- https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=317614
- http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/5200
- https://sma13smg.sch.id/materi/perundingan-dan-perjanjian-linggajati/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.