10 Oktober 2023

Pertempuran Surabaya: Penyebab, Kronologi, dan Faktanya

Diperingati sebagai Hari Pahlawan, Moms
Pertempuran Surabaya: Penyebab, Kronologi, dan Faktanya

Pertempuran Surabaya adalah salah satu peristiwa heroik bagi bangsa Indonesia yang terjadi pada tanggal 10 November 1945.

Melansir dari laman resmi Pemkot Semarang, pertempuran ini merupakan pertempuran besar antara tentara Indonesia dan pasukan Inggris.

Pertempuran ini adalah perang pertama bangsa Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Pertempuran ini juga menjadi satu peperangan terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol atas perlawanan terhadap kolonialisme.

Pertempuran yang berlangsung selama tiga minggu ini menimbulkan banyak kerugian besar bagi masyarakat di kota Surabaya dan juga Indonesia.

Ingin tahu sejarah dan kronologi Pertempuran Surabaya? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Viral! Museum Patah Hati, Harga Tiket dan Daya Tarik!

Latar Belakang Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya
Foto: Pertempuran Surabaya (Historia.id)

Menurut catatan sejarah, Pertempuran Surabaya dimulai karena kedatangan pasukan Sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945, yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies).

Pasukan AFNEI ini tiba di Surabaya, khususnya di Tanjung Perak, di bawah komando seorang Jenderal bernama Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, yang kemudian mendirikan pos pertahanan.

Tujuan utama kedatangan sekutu ini adalah untuk mengamankan tawanan perang, melucuti senjata dari pasukan Jepang, dan mendukung penciptaan ketertiban setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Untuk mencapai tujuan ini, pasukan Sekutu menyebarkan selebaran yang mengajak masyarakat setempat untuk menyerahkan senjata mereka.

Namun, perintah ini menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat Surabaya, yang menolak untuk menyerahkan senjata mereka kepada Sekutu.

Hal ini akhirnya memicu gerakan di kalangan masyarakat Surabaya yang bertujuan untuk mengusir pasukan Sekutu.

Selain itu, pasukan Sekutu juga melakukan tindakan di luar tujuan awal mereka.

Mayoritas pasukan Inggris dalam AFNEI berusaha membebaskan tawanan sekutu lainnya yang ditahan di penjara Surabaya.

Tak hanya itu, mereka juga berusaha untuk menguasai berbagai lokasi penting di Surabaya.

Baca Juga: Museum Merapi: Lokasi, Jam Buka, dan Daya Tariknya

Kedatangan Sekutu di Surabaya

Pasukan sekutu datang ke Indonesia sebagai bagian dari SEAC atau South East Asia Command di bawah Laksamana Louis Mountbatten.

Namun, wilayah yang harus mereka tangani terlalu luas, jadi dibentuklah AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies yang bertanggung jawab di Indonesia.

Pada tanggal 29 September 1945, Letnan Jenderal Philip Christison, pemimpin AFNEI, tiba di Jakarta.

Tugas AFNEI di Indonesia adalah mengambil senjata dari tentara Jepang, mengembalikan tentara Jepang ke negara mereka, membebaskan sekutu yang ditahan oleh Jepang, dan menjaga situasi di Indonesia.

Sebelum ini, pada tanggal 24 Agustus 1945, Inggris dan Belanda telah mencapai kesepakatan dalam Civil Affair Agreement, yang berarti Inggris akan membantu Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.

Karena perjanjian ini, penduduk Indonesia tidak senang dengan kedatangan pasukan sekutu.

Ini menyebabkan pertempuran di berbagai tempat di Indonesia antara pasukan Indonesia dan pasukan sekutu.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Pempek Palembang, Jenis-Jenisnya, dan Resep!

Kedatangan Pasukan Inggris di Surabaya

Pertempuran Surabaya
Foto: Pertempuran Surabaya (Historia.id)

Tim RAPWI, yang merupakan bagian dari AFNEI, tiba di Surabaya pada tanggal 19 September 1945.

Namun, kedatangan mereka tidak disambut baik karena mereka tidak berkoordinasi dengan pemimpin Indonesia di Surabaya sebelumnya. Tim ini juga termasuk perwakilan dari Belanda.

Pada akhir September, Kapten Huijer dari Angkatan Laut Belanda datang ke Surabaya tanpa izin dari Inggris untuk menerima penyerahan Jepang.

Pada tanggal 3 Oktober 1945, Jepang menyerahkan berbagai peralatan, termasuk senjata anti pesawat dan tank, yang kemudian direbut oleh pasukan TKR yang berhasil menawan Kapten Huijer.

Awalnya, Inggris hanya mengirim Brigade Infanteri India ke-49 di bawah pimpinan Brigadir Mallaby dengan kekuatan sekitar 4.000 hingga 6.000 pasukan ke Surabaya.

Pasukan sekutu tidak diperbolehkan mendarat tanpa izin dari pemimpin Indonesia di Jakarta, sehingga terjadi perundingan antara pemimpin sekutu dan pemimpin Indonesia di Surabaya.

Pemimpin Indonesia di Surabaya pada saat itu termasuk Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb