Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang dan Isi Perjanjiannya
Perjanjian Roem Royen adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang dibuat pada 7 Mei 1949 untuk menyelesaikan konflik di awal kemerdekaan.
Latar belakang perjanjian Roem Royen adalah agresi militer II yang terjadi antara Indonesia dan Belanda.
Perjanjian ini bertujuan untuk mendamaikan kembali hubungan antara kedua negara setelah konflik tersebut.
Perundingan ini juga merupakan buntut dari perjanjian Renville pada 8 Desember 1947, di mana kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat.
Perjanjian ini juga menetapkan bahwa Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada Indonesia.
Ingin tahu lebih lanjut tentang isi perjanjian ini? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya
Latar Belakang Perjanjian Roem Royen
Perjanjian Roem Royen adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 7 Mei 1949.
Perjanjian ini bermula dari konflik militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda II.
Tujuan utama dari perjanjian ini adalah merestorasi hubungan kedua negara setelah konflik yang terjadi.
Perundingan ini juga merupakan kelanjutan dari Perjanjian Renville yang telah disepakati pada tanggal 8 Desember 1947.
Dalam perjanjian Renville, disepakati bahwa kedaulatan akan sepenuhnya diserahkan kepada Indonesia tanpa syarat.
Perundingan Roem-Royen dihadiri oleh wakil Presiden Moh. Hatta dan Menteri Pertahanan RI Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Pada awalnya, perundingan ini mengalami kesulitan karena masing-masing pihak bersikukuh pada pendiriannya sendiri.
Namun, dengan kehadiran kedua wakil tersebut, perundingan akhirnya mencapai kesepakatan yang memungkinkan penyelesaian konflik yang berkepanjangan.
Baca Juga: Pertempuran Surabaya: Penyebab, Kronologi, dan Faktanya
Berlangsungnya Perjanjian Roem Royen
Perundingan Perjanjian Roem Royen antara Indonesia dan Belanda berlangsung dalam beberapa tahap yang penting.
Awalnya, perundingan dimulai pada tanggal 14 April 1949 di Jakarta.
Pada tanggal 25 April 1949, terjadi pertemuan informal antara Wakil Presiden Moh. Hatta dan ketua delegasi Belanda, Dr. Van Royen.
Perundingan berlanjut selama hampir sebulan dengan perdebatan yang sengit dari kedua belah pihak.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.