02 September 2019

Perjuangan ketika Hamil Muda dengan Rahim Retro dan Mengalami Pendarahan

Saya pertahankan kehamilan ketika divonis rahim terbalik dan janin yang sempat alami perdarahan
Perjuangan ketika Hamil Muda dengan Rahim Retro dan Mengalami Pendarahan

Oleh Stephanie Yovita (28 th), Ibu dari Analeigh Zoey (5 bln), Member WAG Orami Newborn (3)

Saya termasuk salah satu ibu yang memiliki rahim retro atau rahim terbalik, di mana menurut para ahli kandungan, rahim retro menjadi salah satu rahim yang langka untuk para ibu-ibu.

Ya, saya sudah mengetahui bahwa saya memiliki rahim retro sejak duduk di bangku kuliah. Selain itu, saya juga mempunyai kista sebesar 5 cm. Dokter tidak menyarankan untuk kista tersebut dioperasi, karena akan ada dampak di kemudian harinya.

Saya tetap menjalani semuanya dengan lapang dada. Bahkan ketika menikah pun, sang suami tidak ada pertanyaan apapun karena memang ia sudah mengetahui kondisi saya sebelumnya.

Memiliki rahim retro, saya harus mengeluarkan tenaga ekstra, waktu, dan tentunya selalu berdoa jika ingin memiliki keturunan. Tentu saja ketika sudah menikah, saya tidak langsung memiliki anak.

Bulan demi bulan saya dan suami menunggu untuk diberikan momongan, dan tiba di bulan keempat, ternyata saya mengalami yang namanya mual dan muntah untuk beberapa kali, tapi ketika ke dokter dan berkonsultasi, ternyata hanya masuk angin biasa.

Saat itu, saya dan suami sudah tidak berharap lagi. Pada saat itu saya dan suami melakukan perjalanan ke Nepal selama seminggu.

Baca Juga: Posisi Rahim Terbalik, Bisakah Hamil?

Usia Kandungan Sudah 5 Bulan dan Alami Perdarahan

20190712_134915.jpg
Foto: 20190712_134915.jpg (Orami/Stephanie Yovita)

Foto: Orami/Stephanie Yovita

Ketika saya kembali ke Indonesia, saya mengecek lagi ke dokter kandungan yang berbeda, karena merasakan hal yang mengganggu. Saya terus menerus buang air, padahal tidak meminum air putih dalam jumlah banyak.

Ternyata, saya dinyatakan hamil oleh dokter kandungan ini. Namun, ada hal yang membuat saya dan suami kaget setengah mati, karena dokter bilang janin di kandungan ini sudah berusia 5 minggu.

Batin saya heran, karena terakhir kali mengecek ke dokter sebelumnya, dan beliau hanya berkata bahwa saya hanya masuk angin saja, dan tidak hamil.

Baca Juga: Catat, Ini Perdarahan yang Normal Terjadi di Awal Kehamilan

Tepat di saat dokter kandungan yang baru ini berkata bahwa saya tengah mengandung 5 bulan, di saat itu juga beliau berkata bahwa janin yang dikandung ini mengalami pendarahan di dalam.

Sungguh kaget bukan main karena perdarahannya cukup besar. Lebih besar daripada kantong janinnya.

Dokter pun langsung menanyakan apakah saya sedang bekerja atau tidak. Saya menjawab jika saya bekerja.

Seketika itu juga, ia menganjurkan saya untuk bed rest selama 5 bulan jika ingin bayi ini selamat. Tanpa panjang lebar, saya bilang akan berhenti bekerja dan menjadi full-time mom saja, dibanding harus kehilangan bayi yang ada di kandungan ini.

Baca Juga: 5 Penyebab Resign yang Paling Sering Dialami Karyawan

Istirahat Total Demi Selamatkan Janin

20190128_140019.jpg
Foto: 20190128_140019.jpg (Orami/Stephanie Yovita)

Foto: Orami/Stephanie Yovita

Merawat janin yang sedang dikandung ini cukup susah, karena saya benar-benar harus istirahat total, di mana saya tidak boleh turun dari tempat tidur sama sekali. Bahkan pipis pun harus dituntun, dan makan di tempat tidur.

Kondisi ini saya rasakan persis sama ketika sedang dirawat di rumah sakit.

Selama 5 bulan, saya menuruti aturan dokter. Saya tidak turun sama sekali dari kasur, tidak mandi, dan buang air besar juga dituntun oleh suami.

Tak hanya itu, saya juga diberikan obat penguat janin, agar janin di dalam kandungan ini tidak melemah yang nantinya dapat terjadi keguguran.

Akhirnya, saya bisa mempertahankan anak pertama saya, yang diberi nama Analeigh Zoey Liu. Usia kandungan pun berhasil dicapai hingga 9 bulan, tanpa ada kendala Si Kecil lahir prematur.

Jika terlambat mengetahui hal ini dan tidak berganti dokter, saya rasa tidak akan tahu bahwa di dalam rahim saya sudah ada kehidupan lain.

Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi para ibu di luar sana, dan semoga bermanfaat!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb