
Perkembangan emosi anak memang tidak terlalu kentara, tapi sebenarnya sama penting dengan perkembangan fisik atau motorik maupun perkembangan kognitif.
Menurut Virtual Lab School, perkembangan sosial emosional anak berkaitan dengan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, mengendalikan perasaan dan perilaku, bergaul dengan teman sebaya, juga berinteraksi dengan orang dewasa.
Kemampuan sosial emosional anak sangat berpengaruh pada kesuksesan akademis dan kelancaran fungsi berbagai area kehidupannya, sehingga perlu dipantau perkembangannya.
Baca Juga: 4 Tahapan Perkembangan Motorik Anak SD, Catat!
Emosi anak sudah bisa dilihat bahkan sejak bayi, meskipun masih dalam tahap emosi dasar.
Saat anak berada di usia sekolah (6-12 tahun), kemampuan kognitif mereka mulai berkembang.
Dengan begitu, kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang.
Terlepas dari kecepatan perkembangan setiap anak yang berbeda, tonggak perkembangan sosial emosional berikut umumnya dicapai anak pada rentang usia tertentu.
Foto: Ini 5 Hal yang Menjadi Alasan Bayi Menangis 03.jpg
Foto: anak bayi (Orami Photo Stock)
Bayi yang telah lahir hingga usia 24 bulan dapat mengekspresikan berbagai emosi dasar, seperti ketidaknyamanan, kesenangan, kemarahan, ketakutan, kesedihan dan kegembiraan.
Di usia tersebut, bayi sudah dapat mengembangkan keterikatan dengan orang yang mengasuhnya, seperti orang tua dan juga telah bisa menunjukkan kecemasan ketika dipisahkan dari orang-orang penting yang berada dalam hidup mereka.
Foto: Balita (Usia 3–5 Tahun)
Foto: anak balita (Orami Photo Stock)
Dari usia 3 hingga 5 tahun, anak-anak sudah dapat belajar mengenai kemandirian.
Mereka sudah bisa mulai berpakaian, makan dan menggunakan toilet sendiri, serta juga mulai mengembangkan keterampilan sosial dengan berteman dengan orang sekitarnya.
Di usia ini, anak akan berbicara terus-menerus dan mengajukan banyak pertanyaan karena secara kognitif, rentang perhatian mereka meningkat dan pemahaman mereka tentang cerita, dan hubungan antara angka dan objek juga tumbuh.
Dilansir dari First Five Years, secara emosional, anak-anak dengan usia ini telah mengalami perkemabangan, seperti:
Baca Juga: Peran Penting Asam Linoleat bagi Perkembangan Anak Sejak Dini
Foto: Kelas 1 SD (6–7 Tahun)
Foto: anak usia 6–7 tahun (freepik.com)
Kita awali dari tahapan perkembangan emosi anak SD.
Rasa kemandirian anak semakin meningkat di awal sekolah, tapi semakin membutuhkan perhatian dan persetujuan dari orang tua.
Si Kecil juga mulai memahami kalau hubungan pertemanan sebenarnya bisa dipengaruhi oleh berbagai hal di luar kendalinya.
"Di saat ini kala anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku," jelas dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja, RS Pondok Indah, Tangerang Selatan.
Di akhir kelas 1 SD, berbagai tonggak perkembangan sosial emosional anak yang umumnya sudah dicapai adalah:
Bahkan, tahapan perkembangan emosi anak saat ini, membuatnya mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang.
Selain itu, anak juga dapat merasakan perasaan anak lain yang sedang sedih, mulai merasa bersimpati, dan timbul rasa ingin menolong.
Baca Juga: Mengenal Teori Piaget, 4 Tahapan Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Anak
Foto: Kelas 2 dan 3 SD (7-9 Tahun)
Foto: anak usia 7–9 tahun (freepik.com)
Di usia ini, perkembangan emosi anak mulai terlihat.
Mereka punya beberapa teman baik, tapi hubungan pertemanannya masih mudah berubah akibat pengaruh berbagai faktor.
Si Kecil juga sangat ingin diterima oleh teman sebayanya dan banyak mencoba berbagai kepribadian baru untuk tahu mana yang paling cocok untuknya.
Di akhir kelas tiga, sebagian besar anak akan menunjukkan perkembangan sosial emosional seperti:
Baca Juga: Ketahui Tahap Perkembangan Motorik Anak Mulai dari Bayi, Balita, hingga Usia 12 Tahun
Foto: Kelas 4 dan 5 SD (9-11 Tahun)
Foto: anak usia 9–11 tahun (freepik.com)
Di kelas empat dan lima, anak mulai menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan sebagian di antaranya juga ada yang mulai memasuki masa puber.
Dilansir dari Developmental Stages of Social Emotional Development In Children, pada rentang usia ini kebutuhan anak untuk diterima sebagai bagian kelompok semakin besar, sehingga fokusnya lebih besar untuk teman dan komunitasnya.
Berikut adalah perkembangan sosial emosional lain yang ditunjukkan anak di akhir kelas 5 SD.
Baca Juga: Cara Bermain Pop It dan Manfaatnya untuk Perkembangan Anak
Foto: Kelas 6 SD (11-12 Tahun)
Foto: anak usia 11–12 tahun (freepik.com)
Di tahun terakhir sekolah dasar, bisa dibilang anak berada dalam masa transisi menjadi seorang remaja.
Kemandiriannya semakin matang dan pengaruh teman pun semakin kuat, sehingga perlu terus didampingi dan dipantau kondisi sosial emosionalnya.
Beberapa tonggak perkembangan yang ditunjukkan anak kelas 6 SD di antaranya adalah:
Baca Juga: 6 Tips untuk Membantu Perkembangan Anak Prasekolah
Foto: Usia Anak Remaja (SMP-SMA)
Foto: anak remaja (Orami Photo Stock)
"Ketika anak berusia 12 tahun ke atas, mereka sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu," tambah dr. Anggia.
Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.
Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat.
Melansir Raising Children, tahapan perkembangan emosi anak di usia remaja, seperti:
Anak-anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya.
Baca Juga: Mengenal Fase Phallic, Saat Anak Senang Memainkan Alat Kelamin Sendiri
Foto: Cara Membantu Anak Mengendalikan Emosinya
Foto: ayah dan anak (Orami Photo Stocks)
Memiliki anak dengan kecerdasan emosional memang memerlukan tahapan dan waktu yang tidak sebentar.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih anak untuk bisa mengatur emosinya.
Berikut ini beberapa langkah untuk membantu anak supaya bisa mengendalikan emosinya:
Baca Juga: Buat Anak Tumbuh Cerdas dengan 3 Faktor Penting Ini!
Foto: Faktor Masalah Emosi pada Anak
Foto: gangguan emosi pada anak (Orami Photo Stocks)
Tak jarang meski telah tumbuh sesuai tahapan perkembangan emosi anak seusianya, banyak orang tua yang masih sulit mengindentifikasi pemicu emosinya.
Terkadang anak-anak dapat mengalami emosi yang negatif, yang terkadang menjadi ledakan emosi.
Sebenarnya hal ini dianggap wajar. Namun, ledakan emosi pada anak harus diwaspadai.
Tantrum dan perilaku anak telah membuat distress atau kesulitan dalam keseharian keluarga.
Tantrum terjadi ketika anak tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya “buruk”
Ada beberapa faktor penyebab masalah emosi yang terjadi pada anak, antara lain:
Kepercayaan terhadap orang tua dan model figur yang mereka amati dalam keluarga berperan dalam membentuk kepercayaan diri anak.
Hal ini dapat membantu anak untuk meregulasi emosinya dan mendorongnya menjadi mandiri, serta berani mengambil risiko.
Apabila Si Kecil memiliki karakter ini, diharapkan anak dapat berperilaku tepat dalam lingkungan sosialnya dan terhindar dari masalah penyesuaian diri dalam hidupnya.
Baca Juga: Luar Biasa! 4 Manfaat Bermain Rubik Bagi Anak
Untuk mendukung perkembangan emosi anak yang sehat dan positif, penting sekali untuk menjaga kelancaran komunikasi dengan Si Kecil serta menerapkan batasan dan aturan tegas ya, Moms.
Bagaimana menurut Moms, apalagi yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan sosial emosional anak?