20 Puisi Kemerdekaan Indonesia yang Membakar Semangat!
Puisi kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu puisi yang bisa dibacakan saat peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Salah satu kegiatan edukasi yang dapat membakar semangat dalam membela tanah air saat merayakan kemerdekaan adalah lomba membaca puisi.
Puisi kemerdekaan Indonesia mengandung unsur-unsur nasionalisme yang menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia.
Sedang mencari contoh puisi kemerdekaan Indonesia?
Simak contoh puisi kemerdekaan Indonesia dalam artikel ini, ya.
Baca Juga: Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Saksi Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Contoh Puisi Kemerdekaan Indonesia
Terdapat deretan pilihan puisi kemerdekaan Indonesia, dari buku berjudul Surat dari Samudra: Antologi Puisi Anak oleh penulis-penulis terbaik di Jawa Tengah.
Puisi kemerdekaan Indonesia ini dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Berikut ragam puisi kemerdekaan Indonesia untuk inspirasi Moms dan Si Kecil:
1. Benderaku karya Gatot Supriyanto
Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Bahkan tubuh luluh
Dengan tangan terpotong-potong
Hati tercabik-cabik
Diaduk di tungku peperangan
Merahnya membasahi bumi pertiwi
Putihnya jadi cermin negeri
Ku ingin jadi angin
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar.
Baca Juga: Tugu Proklamasi: Sejarah Proses Pembangunan dan Monumen yang Ada di Dalamnya
2. Indonesia karya Nuraini
Indonesia, Ke mana hati kita tanam dalam-dalam
Dimana ruh kita simpan dalam dada
Dimana bangsa kau jinjing tinggi Indonesia
Ingatlah Budi Utomo dan para pemuda dalam ikramnya
Ingatlah Soepomo, Syahrir, Soekarno dalam ide juangnya
Mereka belum mati
Ruhnya masih bersemayam di setiap nurani anak-anak bangsa
Semangatnya masih menggema dalam dada
Masihkah kita bertanya
Sudahkah kita merdeka?
3. Anak Garuda karya Panggi Gus Yogantoro
Dari telur aku menetas
Dan ku belajar terbang mengitari angkasa luas negeri ini
Belajar mengenal keelokan negeri ini
Kepakkan sayap ku siap mengantarkan kemajuan untuk negeri ini
Cengkeraman kuatku akan mencengkeram kuat Pancasila
Cengkeraman kuatku akan mencengkeram kuat Bhineka Tunggal Ika
Kuku-kuku tajamku akan mengoyak orang yang merusak negeri ini
Paruh tajamku akan mematuk semua pengacau yang ada di negeri ini
Karena aku adalah anak garuda
Yang akan selalu meneruskan perjuangan garuda-garuda terdahulu
Yang akan menjaga dan mencintai selalu Indonesia.
4. Mengeja Merdeka karya Prawoto Susilo
Kata kakekku:
Kita harus mencintai negeri ini
Dengan sepenuh hati
Itu menjadi harga mati
Perjuangan para pahlawan dahulu
Berkorban tak peduli apa yang terjadi
Walau sampai mati
Untuk negeri kita cintai
Darah suci banyak jatuh di tanah pertiwi
Darah suci yang penuh arti
Untuk negeri ini
Untuk memberikan kemerdekaan yang hakiki
Pesan kakekku:
Kita jangan melupakan perjuangan pahlawan yang gugur di negeri ini
Karena jasa-jasanya sangat berarti
Yang telah memberikan kemerdekaan ini.
5. Garuda Pancasila karya Prawoto Susilo
Dari Sabang sampai Merauke
Ada Garuda Pancasila di jiwa mereka
Kesaktian Pancasila tidak diragukan lagi
Sebagai pedoman hidup bernegara
Walau berbeda-beda agama
Walau berbeda-beda suku
Walau berbeda-beda bahasa
Tetap Bhineka Tunggal Ika
Entah sampai kapan
Tak terbatas ruang dan waktu
Dari anak-anak sampai tua
Semua cinta Garuda Pancasila.
Baca Juga: Gedung Joang 45, Bangunan Bersejarah yang Menjadi Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
6. Bendera Merah Putih karya Prawoto Susilo
Berkibarlah Merah Putihku
Membentang luas ke langit biru
Merahmu cahaya semangatku
Putihmu pelita jiwaku
Tak akan ada yang berani menodaimu
Tak akan ada yang berani menghinamu
Tak akan ada yang berani menghancurkanmu
Karena seluruh nusantara ini menjagamu
Jiwa patriotku
Jiwa nasionalis kami semua
Bersatu padu
Tak terbatas ruang dan waktu
Untuk melindungimu.
7. Kulihat Patung Pejuang karya Ryan Rachman
Ku lihat patung pejuang
Berdiri di tepi jalan
Yang satu terluka
Yang lain memapahnya
Keduanya seolah berkata:
"Lihat tetes darah kami nak
Membasah di haribaan ibu pertiwi
Tak sempat kami melihat kalian
Hidup nyaman tanpa ketakutan"
Lalu aku tersentak
Leluhurku gugur berkalang tanah
Melepas nyawa untuk merdeka
Sedang aku kini hidup bahagia
Tanpa harus mengangkat senjata
Hanya tinggal mengisi kemerdekaan
Dengan berjuang belajar sekuat tenaga
Menjadi anak berprestasi
Mengharumkan nama bangsa.
8. Negeri Pancasila karya Sri Kanti
Negeri Pancasila berpondasi Ketuhanan Yang Maha Esa
Selalu bersyukur atas berkah negeri nan makmur
Selalu tunduk saat diri mulai takabur
Selalu ingat bahwa tanpanya kita bukanlah apa-apa
Negeri Pancasila berpondasi atas kemanusiaan yang adil dan beradab
Agar bangsa kita selalu ingat kepada adat
Tidak semena-mena terhadap sesama
Juga tak sewenang-wenang kepada saudara
Negeri Pancasila berpondasi kepada persatuan seluruh bangsa
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua
Tidak tercerai-berai meski berbeda warna
Saling menolong dan bergotong-royong itu sudah terbiasa
Negeri Pancasila berpondasi kepada sistem kerakyatan dalam permusyawaratan
Supaya bangsanya tidak saling sikut-sikutan
Menghargai perbedaan tanpa harus tendang-tendangan
Menjaga rahasia serta memberi kesempatan kepada suara yang berbeda
Negeri Pancasila berpondasi kepada keadilan sosial bagi seluruh bangsa
Bertujuan untuk kemakmuran yang merata
Kemajuan ada di mana-mana, dari Merauke hingga Sabang
Setiap ras dan suku terengkuh kesejahteraan
Negeri Pancasila adalah seluruh tumpah darah Indonesia.
Baca Juga: HUT RI ke-77: Tema, Filosofi Logo dan Inspirasi Ucapan untuk Memeriahkan Perayaannya
9. Negeriku Indonesia karya Sumanang Tirtasujana
Negeriku yang subur, indah, dan damai
Terdiri dari berbagai pulau dan lautan
Merah putih benderanya
Berlambang burung garuda
Berbagai suku dan agama bersatu
Lagu nasionalnya, Indonesia Raya
Proklamatornya Bung Karno dan Bung Hatta
Dasar negaranya Pancasila
Indonesia negeri kebanggaan kita
Nama ibu kotanya, Jakarta!
10. Pahlawan karya Trimo
Ajarkan aku wahai pahlawanku
Untuk cinta negeri nusantara ini
Nusantara yang engkau perjuangkan dengan gigih dan berani
Bersemboyan merdeka atau mati
Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk memiliki
Semangat juangmu
Semangat untuk merdeka
Semangat untuk berdaulat
Semangat untuk berkeadilan
Semangat untuk berkemakmuran
Sesuai dengan cita-citamu
Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk membangun negeri nusantara ini
Dengan caraku sendiri
Dengan kekuatanku sendiri
Agar aku tahu
Agar aku mampu menjadi bangsa mandiri.
Puisi Kemerdekaan Indonesia dari para Penyair Terkenal Indonesia
Selain contoh puisi kemerdekaan Indonesia di atas yang bisa Moms berikan pada Si Kecil, kenalkan juga beragam puisi lainnya.
Berikut ragam puisi kemerdekaan Indonesia yang diciptakan para penyair ternama.
Beberapa puisi kemerdekaan Indonesia berikut cukup populer, lho!
11. Diponegoro karya Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar
Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang.
12. Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini karya Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus.
13. Hari Kemerdekaan karya Sapardi Djoko Damono
Akhirnya tak terlawan olehku tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal
Tanah dimana ku berpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Semat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak ke pecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan
Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam ku lihat wajah kebangsaanku
Makin bercahaya makin bercahaya dan fajar mulai kemerahan.
14. Gugur karya W.S. Rendra
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua luka-luka di badannya
Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu
Lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya
Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Belum lagi selusin tindak maut pun menghadangnya
Ketika anaknya memegang tangannya, ia berkata:
”Yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah
Dan aku pun berasal dari tanah tanah Ambarawa yang ku cinta
Kita bukanlah anak jadah
Karena kita punya bumi kecintaan
Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah
Bumi kita adalah kehormatan
Bumi kita adalah juwa dari jiwa
Ia adalah bumi nenek moyang
Ia adalah bumi waris yang sekarang
Ia adalah bumi waris yang akan datang
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
Orang tua itu kembali berkata:
“Lihatlah, hari telah fajar!
Wahai bumi yang indah, kita akan berpelukan buat selama-lamanya!
Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menancapkan bajak
Di bumi tempatku berkubur
Kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata:
“Alangkah gemburnya tanah di sini!”
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya."
Baca Juga: 9 Puisi Sumpah Pemuda, Indah dan Bermakna Nasionalisme
15. Putra-Putra Ibu Pertiwi karya Mustofa Bisri (Gus Mus)
Bagai wanita yang tak ber-ka-be saja
Ibu pertiwi terus melahirkan putra-putranya
Pahlawan-pahlawan bangsa
Dan patriot-patriot negara
(Bunga-bunga kalian mengenalnya
Atau hanya mencium semerbaknya)
Ada yang gugur gagah dalam gigih perlawanan
Merebut dan mempertahankan kemerdekaan
(Beberapa kuntum dipetik bidadari sambil senyum
Membawanya ke surga tinggalkan harum)
Ada yang mujur menyaksikan hasil perjuangan
Tapi malang tak tahan godaan jadi bajingan
(Beberapa kelopak bunga di tenung angin kala
Berubah jadi duri-duri mala)
Bagai wanita yang tak ber-ka-be saja
Ibu pertiwi terus melahirkan putra-putranya
Pahlawan-pahlawan dan bajingan-bajingan bangsa
(di taman sari bunga-bunga dan duri-duri
Sama-sama diasuh mentari)
Anehnya yang mati tak takut mati justru abadi
Yang hidup senang hidup kehilangan jiwa
(mentari tertawa sedih memandang pedih
Duri-duri yang membuat bunga-bunga tersisih).
16. Jakarta 17 Agustus Dini Hari – Sitor Situmorang
Sederhana dan murni
Impian remaja
Hikmah kehidupan bernusa, berbangsa, dan berbahasa
Kewajaran napas dan degup jantung
Keserasian beralam dan bertujuan
Lama didambakan menjadi kenyataan wajar, bebas
Seperti embun
Seperti sinar matahari
Menerangi bumi
Di hari pagi
Kemanusiaan
Indonesia Merdeka
17 Agustus 1945.
17. Gerilya – W.S. Rendra
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling di jalan
Angin tergantung terkecap pahitnya tembakau
Bendungan keluh dan bencana
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling dijalan
Dengan tujuh lubang pelor
Diketuk gerbang langit dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis dan duka daun wortel
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling dijalan
Orang-orang kampung mengenalnya
Anak janda berambut ombak
Ditimba air bergantang-gantang disiram atas tubuhnya
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling di jalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam sendiri masuk kota ingin ikut ngubur ibunya.
Baca Juga: 12 Upaya untuk Mengisi Kemerdekaan, Belajar dan Bekerja yang Baik serta Budayakan Gotong Royong!
Puisi Kemerdekaan Indonesia Lainnya
Berikut puisi kemerdekaan lainnya yang bisa Moms ajarkan untuk Si Kecil:
18. Merah Putih Berkibar
Merah Putih berkibar di angkasa, Menggugah semangat juang bangsa, Di setiap jengkal tanah pusaka, Terukir sejarah, perjuangan mulia.
Darah pahlawan mengalir, berani, Membela negeri tanpa henti, Kita arungi segala badai, Demi meraih kemerdekaan yang abadi.
Indonesia, tanah air tercinta, Berkat perjuangan tak mengenal lelah, Kini kita berdiri tegak dan bangga, Menjaga kemerdekaan dengan cinta dan megah.
19. Harapan di Tanah Pertiwi
Di bawah langit cerah merdeka, Berkibarlah sang Saka di dada kita, Harapan bangsa tumbuh subur, Di tanah pertiwi yang penuh makmur.
Bait-bait doa dan asa terucap, Di setiap langkah, semangat tak padam, Bersama kita rangkul impian, Membangun negeri dalam kebersamaan.
Indonesia, oh tanah tumpah darah, Bersatu kita jaga, penuh cinta, Melangkah maju, mencapai cita, Menjadi bangsa besar, sejahtera dan jaya.
20. Cahaya Kemerdekaan
Di balik malam yang kelam dan gelap, Terbitlah cahaya harapan tanpa batas, Kemerdekaan hadir membawa sinar terang, Menghapus luka, derita dan arang.
Pahlawan bangsa, engkau inspirasi, Mengajarkan arti sejati dari berani, Kini kita jaga warisan suci, Dengan tekad kuat, tak akan terganti.
Indonesia, negeri tercinta dan permai, Cahaya kemerdekaan tetap terjaga, Di setiap jiwa, semangat membara, Bersama kita melangkah, menuju masa depan yang cerah.
Baca Juga: Mengenal 13 Anak Soekarno dan Kisah Hidup serta Kariernya!
Itu dia beberapa pilihan puisi kemerdekaan Indonesia yang indah dan bermakna.
Yuk, kenalkan pada Si Kecil dan biarkan dia berkreasi membuat puisi kemerdekaan Indonesia sendiri!
- http://repositori.kemdikbud.go.id/16349/
- https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/baca-puisi-kemerdekaan-oleh-pecinta-puisi-ugm-2019/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.