Mengenal Rebo Wekasan, dari Tolak Bala hingga Larangannya
Rebo Wekasan adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.
Tradisi ini dilakukan pada Rabu terakhir bulan Safar sebagai permohonan tolak bala dan keselamatan.
Tradisi ini merujuk pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar.
Syaikh al Kamil Fariduddin Sakarkanji berkata:
“Sesungguhnya dalam setiap tahun diturunkan 320.000 bencana atau bala dan semuanya diturunkan pada hari Rabu akhir di bulan Safar, maka hari itu merupakan hari yang paling berat dalam setahun.”
Dengan begitu, beberapa orang percaya akan ada bencana atau bala yang terjadi pada hari Rabu tersebut sehingga diselenggarakannya ibadah atau amalan.
Tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada hari Rabu, 13 September 2023 atau 28 Safar 1445 Hijriah.
Nah, ingin tahu lebih lanjut mengenai Rebo Wekasan? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Tata Cara Salat Rebo Wekasan agar Terhindar dari Marabahaya dan Bencana, Yuk Lakukan!
Sejarah Tradisi Rebo Wekasan
Menjadi sebuah tradisi yang kerap dilakukan oleh beberapa kalangan umat Islam di Indonesia.
Peringatan Rebo Wekasan dilakukan dengan menjalankan beberapa ritual keagamaan seperti salat, berdoa meminta keselamatan, bersedekah, dan bersilaturahmi.
Dalam Islam, tradisi Rebo Wekasan dimulai sejak tragedi Karbala yang terjadi akibat pembantaian keluarga Rasulullah.
Akhirnya sejak saat itu para umat Islam mengenangnya dengan melakukan ibadah dan ritual keagamaan untuk terhindar dari bala dan musibah.
Namun, ibadah ini dilakukan dengan adaptasi dan perkembangan yang berbeda di setiap negara, seperti di Indonesia tradisi ini dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan.
Mengutip dari Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, tradisi Rebo Wekasan merupakan tradisi yang berasal dari kata 'Rebo' yang berarti hari 'Rabu'.
Lalu, kata 'wekasan' berasal dari kata 'wekas' yang berarti akhir.
Dalam peringatan Rebo Wekasan biasanya diadakan upacara pada malam hari mulai pukul 19.00-05.00.
Pelaksanaan Tradisi Rebo Wekasan
Meski diperingati oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia, Rebo Wekasan memiliki tradisi yang berbeda setiap daerahnya, lho.
Di beberapa daerah di pulau Jawa, tradisi Rebo Wekasan dilakukan di pinggir pantai dengan memanjatkan doa-doa.
Selain itu, di Banten tradisi Rebo Wekasan dilakukan dengan ibadah salat berjemaah.
Kemudian di Bantul, tradisi Rebo Wekasan cukup unik, yaitu membuat lemper raksasa yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat.
Namun, umumnya tradisi Rebo Wekasan berjalan dengan salat sunah, lalu diiringi dengan kegiatan khas di setiap daerah masing-masing.
Seperti beberapa daerah di Kalimantan, mereka melakukan acara syukuran atau pengajian di kampung masing-masing.
Baca Juga: 9 Drama Korea Tayang September 2023, Ada Drama Ji Chang Wook
Tujuan Tradisi Rebo Wekasan
Tujuan dari tradisi Rebo Wekasan adalah sebagai upaya tolak bala atau untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam bencana dan marabahaya.
Selain itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti tragedi Karbala.
Adapun tujuan lain dari tradisi Rebo Wekasan adalah untuk memperkuat iman dan keimanan umat Islam serta mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.
Bentuk kegiatan tradisi ini di antaranya adalah salat tolak bala, berdoa meminta keselamatan, bersedekah, dan bersilaturahmi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.