15 Februari 2018

Salah Satu Janin Kembar Marissa Nasution Meninggal, Ini Penyebabnya

Kebanyakan kasus vanishing twin syndrome, penyebab lenyapnya salah satu janin tak diketahui.
Salah Satu Janin Kembar Marissa Nasution Meninggal, Ini Penyebabnya

Kabar bahagia sekaligus duka datang dari presenter sekaligus mantan VJ, Marissa Nasution. Setelah melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya, Ben, di Jerman, Marissa kemudian mengandung anak kembar.

Malangnya, saat melahirkan bayi kembarnya tersebut, salah satu putrinya tak dapat bertahan. Kasus seperti janin Marissa ini dikenal dengan nama vanishing twin syndrome. Mari kita ulas lebih lanjut mengenai vanishing twin syndrome.

Vanishing Twin Syndrome

Vanishing twin syndrome merupakan salah satu komplikasi kehamilan kembar, hilangnya salah satu janin kembar selama kehamilan ini biasanya terjadi pada trimester pertama, malah sering kali sebelum Moms bahkan tahu bahwa tengah mengandung anak kembar.

Pada dasarnya, vanishing twin syndrome adalah keguguran dari salah satu bayi kembar dalam kandungan. Jaringan janin yang mati kemudian diserap oleh kembarannya, diserap plasenta, atau diserap kembali oleh tubuh ibu. Ini yang memberikan kesan bahwa bayi lenyap dalam kandungan.

Baca juga: Pijat Saat Hamil, Sejauh Mana Aman Dilakukan?

Penyebab Vanishing Twin Syndrome

shutterstock 536238610
Foto: shutterstock 536238610

Kebanyakan kasus vanishing twin syndrome, penyebab lenyapnya salah satu janin tak diketahui. Karena mungkin saja terdapat kelainan pada janin yang hadir sejak dini dalam masa perkembangannya memiliki andil tertentu dalam lenyapnya salah satu kembaran, dan bukan semata dari kejadian mendadak.

Hasil analisa dari plasenta sering menunjukkan adanya kelainan kromosom pada kembar yang hilang, sedangkan kembar yang masih hidup biasanya sehat. Selain itu, implantasi tali pusat yang tidak benar juga bisa menjadi penyebabnya.

Gejala Vanishing Twin Syndrome

Kebanyakan fenomena salah satu janin hilang ini tidak menunjukkan gejala yang signifikan, namun pada beberapa wanita memang mungkin menunjukkan gejala mirip keguguran seperti kram perut ringan, perdarahan vagina atau nyeri panggul.

Hasil riset menunjukan bahwa kebanyakan sindrom ini terjadi pada wanita hamil yang usianya lebih dari 30 tahun. Karena pada umumnya ibu dengan umur yang cukup tua memiliki tingkat kehamilan kembar yang lebih tinggi, terutama dengan penggunaan obat kesuburan.

Baca juga: Terapi Sentuhan untuk Mengatasi Depresi

Risiko Kesehatan Ibu dan Janin yang Selamat

shutterstock 129290474
Foto: shutterstock 129290474

Jika vanishing twin syndrome sudah terdeteksi pada trimester pertama, kehamilan dapat dilanjutkan seperti biasa tanpa adanya gejala yang merugikan ibu maupun bayi yang selamat. Tidak diperlukan perawatan medis khusus bagi ibu maupun bayi yang selamat untuk menangani sindrom bayi lenyap di awal kehamilan.

Namun jika kematian salah satu janin ditemukan pada trimester kedua atau ketiga, kehamilan bisa dianggap berisiko tinggi. Karena adanya peningkatan risiko pada janin yang masih hidup, termasuk tingkat cerebral palsy yang lebih tinggi.

Saat melahirkan, janin yang telah meninggal dapat diidentifikasi sebagai kompresor janin atau cukup pipih namun masih bisa dilihat bentuknya dengan mata telanjang atau sebagai janin papyraceous atau kondisi tubuh rata setipis kertas karena kehilangan cairan dan sebagian besar jaringan lunak.

Baca juga: 7 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Penanganan pada Kematian Janin

Jika terdapat kematian pada salah satu janin, maka penanganannya akan tergantung dari penyebab dan risiko pada janinnya. Bayi yang hidup akan dilahirkan setelah cukup bulan, namun tentu saja akan dipantau adakah komplikasi pada ibu seperti faktor pembekuan darah. Komplikasi lain yang dapat timbul adalah persalinan prematur.

Setelah lahir sebaiknya plasenta dilihat untuk mengetahui pasti apa penyebabnya. Jika disebabkan adanya hubungan pembuluh darah maka bayi yang bertahan hidup dapat memiliki risiko untuk terjadi kelainan pada otak, sehingga setelah lahir, neurologi anak perlu dievaluasi. Namun bila kondisi janin normal sampai cukup bulan maka tidak ada indikasi khusus untuk persalinan secara caesar.

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb