
Scroll untuk melanjutkan membaca
Mungkin tak banyak yang mengetahui informasi tentang sindrom asperger. Lantas, apa sebenarnya sindrom asperger?
Bagi Moms yang menonton drama Korea Move to Heaven mungkin akan melihat anak dengan sindorm asperger yang terlihat pada Han Geu-ru si pemeran utama.
Seseorang yang menderita sindrom asperger adalah individu yang memiliki kemampuan intelektual yang bagus namun mereka memiliki masalah dengan keterampilan sosial.
Apa Si Kecil selalu terlihat tidak nyaman setiap kali berada di antara orang banyak? Apa dia juga sulit bermain dan berinteraksi dengan teman sebayanya?
Moms, kedua hal tadi bisa menjadi tanda awal sindrom asperger pada balita, lho!
Berbeda dengan anak introver yang pendiam, anak dengan sindrom asperger sangat mengalami kesulitan saat berada dalam situasi sosial.
Moms, yuk cari tahu lebih banyak tentang berbagai tanda sindrom asperger pada Si Kecil. Berikut ini adalah informasinya, semoga dapat membantu, ya!
Baca Juga: Cegah Autisme Dengan Folic Acid
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari WebMD, sindrom asperger adalah gangguan neurobiologis yang termasuk dalam spektrum autisme.
Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter anak asal Austria bernama Hans Asperger pada tahun 1944.
Umumnya, kondisi anak dengan sindrom asperger memang mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, imajinasi, serta perkembangan kemampuan kognitif.
Tetapi kelebihannya seseorang dengan kondisi sindrom asperger justru memiliki kecerdasan intelektual serta kemampuan bahasa yang kuat.
Sehingga seringkali, individu yang didiagnosis dengan sindrom asperger memiliki kecerdasan normal atau di atas normal.
Baca Juga: 4 Tanda Autisme pada Anak, Salah Satunya Terlambat Bicara
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya orang atau anak dengan sindrom asperger umumnya memiliki pola interaksi sosial yang buruk.
Namun selain itu, mereka juga memiliki beberapa ciri lainnya, seperti:
Mengutip Nation Wide Children Organization, terdapat beberapa ciri anak pengidap sindrom ini, Moms mungkin melihat satu atau beberapa ciri berikut:
Foto: romper.com
Anak dengan sindrom asperger umumnya memiliki ciri kesulitan berkomunikasi.
Maksud dari kesulitan berkomunikasi di sini mereka tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasa maupun berbicara tetapi mereka kesulitan mengekspresikan diri.
Alasan tersebut yang membuat anak dengan sindrom asperger lebih memilih berbicara tentang satu subjek tanpa mempedulikan respon dari lawan bicaranya.
Foto: happygreylucky.com
Anak yang memiliki sindrom asperger biasanya sulit melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian bersama.
Hal ini didasarkan dengan kekurangan mereka pada interaksi sosial. Tak jarang mereka akan memberikan respon yang tidak diharapkan oleh orang disekitarnya,
Beberapa kegiatan yang dilakukan secara kelompok seperti membaca buku bersama atau berpose bersama untuk foto keluarga sebisa mungkin akan mereka hindari.
Baca Juga: Mengenali Gejala Autisme Pada Bayi
Foto: livestrong.com
Meski terlihat sederhana, anak dengan sindrom asperger biasanya kesulitan melakukan gestur tubuh sederhana seperti melambaikan tangan atau berjabat tangan.
Hal ini dikarenakan mereka tidak menyukai interaksi, menyebabkan kesulitan melakukan berbagai gestur tubuh yang digunakan dalam interaksi sosial.
Hal ini berpengaruh pada kemampuan mereka menanggapi isyarat sosial yang jelas dari orang lain, seperti bahasa tubuh atau ekspresi wajah orang.
Foto: romper.com
Selain sangat sensitif terhadap cahaya dan suara, anak dengan sindrom asperger juga biasanya sensitif terhadap berbagai jenis tekstur, seperti:
Foto: sheknows.com
Seperti Han Geu-ru yang terlihat sangat fokus pada hewan air, setiap anak dengan kondisi ini juga memiliki satu topik atau benda yang sangat disukainya.
Ketika sudah menemukan topik atau benda yang disukainya, mereka akan menunjukkan fokus dan ketertarikan yang jauh lebih mendalam.
Mereka juga sering melakukan gerakan berulang karena sulit memindahkan fokus dari hal yang mereka sangat mereka sukai.
Baca Juga: 3 Tips Traveling dengan Anak Autisme Menaiki Pesawat
Foto: Orami Photo Stock
Tak sedikit orang yang menganggap bahwa sindrom Asperger sebagai kelainan. Sehingga bagi mereka kondisi ini bukanlah kondisi medis yang memerlukan perawatan.
Namun hal yang perlu diperhatikan diagnosis dini dapat mempermudah untuk mendapatkan jenis dukungan yang tepat.
Dengan memperoleh dukungan yang tepat dapat membantu meningkatkan interaksi sosial dan fungsi sehari-hari.
Selain itu, melakukan perawatan juga dilakukan tidak bertujuan untuk mengobati Asperger, karena hingga saat ini tidak ada obat yang dapat mengobati Asperger.
Tetapi berkunjung ke dokter dapat membantu untuk mengelola gejala kondisi umum yang terjadi pada saat yang bersamaan, yaitu depresi dan kecemasan.
Antidepresan diberikan oleh dokter untuk membantu meringankan gejala depresi.
Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) merupakan jenis antidepresan yang umum yang dapat bermanfaat untuk gejala gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Obat anti-kecemasan, termasuk SSRI dan benzodiazepin, dapat mengurangi gejala kecemasan sosial dan gangguan kecemasan lainnya.
Beberapa dokter mungkin meresepkan ini untuk iritabilitas dan agitasi.
Risperidone dan aripiprazole saat ini adalah satu-satunya obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk tujuan ini.
Namun, sekali lagi perlu diperhatikan obat-obatan yang telah disebutkan di atas dapat diberikan kepada anak dengan sindrom asperger melalui tindakan medis atau resep dari dokter.
Perawatan medis untuk ADHD juga dapat dilakukan ketika anak terlihat hiperaktif atau mengalami gangguan yang signifikan.
Foto: Orami Photo Stock
Melansir Autism Speaks, ada beberapa bentuk terapi yang bissa digunakan untuk perawatan balita sindrom asperger. Beberapa terapi tersebut antara lain:
Foto: Orami Photo Stock
Nah, agar Moms dan Dads tidak salah dalam memahami kedua kondisi ini, yuk, kenali perbedaan gejala autisme dan Asperger dikutip dari Autism Society.
Perbedaan pertama adalah dari kemampuan berbahasa. Anak dengan kondisi autisme biasanya mengalami keterlambatan dalam berbahasa dan berbicara.
Kemudian anak dengan autisme juga tidak memperlihatkan ketertarikan untuk berinteraksi dengan sebaya atau orang lain. Mereka lebih senang melakukan kegiatan sendiri.
Sementara, anak dengan sindrom Asperger umumnya tidak mengalami keterlambatan dalam berbahasa dan berbicara.
Mereka juga memiliki ketertarikan untuk berinteraksi dengan sebaya atau orang lain, walaupun pada praktiknya mengalami kesulitan dalam berinteraksi.
Kemudian perbedaan selanjutnya adalah waktu diagnosis kondisi. Pada kondisi autisme, rata-rata usia anak mendapat diagnosis autisme adalah 4 tahun.
Sementara, diagnosis Asperger umumnya baru ditegakkan saat anak memasuki usia remaja atau bahkan dewasa.
Dikutip dari situs web Everyday Health, ahli juga sering keliru mendiagnosis sindrom Asperger sebagai attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Perbedaan gejala autisme dan asperger yang lain adalah pada tingkat kecerdasan atau IQ anak.
Anak dengan autisme biasanya memiliki IQ di bawah rata-rata normal, sedangkan anak dengan sindrom Asperger justru sebaliknya, yaitu di atas rata-rata normal.
Hal ini yang membuat anak dengan sindrom Asperger kadang dijuluki jenius.
Sebagian anak dengan sindrom Asperger diketahui memiliki kemampuan mengingat kosa kata yang rumit dan menghapal fakta tertentu.
Baca Juga: 4 Cara Mendampingi Anak Mengidap Autisme, Moms Wajib Tahu
Jangan khawatir Moms, anak dengan kondisi asperger tetap bisa tumbuh dan berkembang secara normal.
Moms hanya perlu mendampingi dengan pendekatan yang sesuai. Apa buah hati kesayangan Moms menunjukkan beberapa tanda yang sudah disebutkan di atas?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.