06 Juni 2024

Toilet Training: Tanda Kesiapan, Usia Memulai, dan Tahapan

Perhatikan tanda kesiapan anak untuk memulai proses toilet training

Toilet training pada anak adalah proses mengajarkan anak untuk menggunakan toilet secara mandiri untuk buang air kecil dan buang air besar.

Ini penting dilakukan untuk mendukung perkembangan anak, meski sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.

Ketahui beragam informasi penting mengenai toilet training pada anak, agar prosesnya nyaman dan lancar.

Pentingnya Toilet Training untuk Perkembangan Anak

Toilet training memiliki peran penting dalam perkembangan anak karena beberapa alasan berikut:

1. Pengembangan Kemandirian

Toilet training adalah salah satu langkah awal dalam mengajarkan anak untuk mandiri.

Ketika anak belajar untuk menggunakan toilet sendiri, mereka mulai mengembangkan keterampilan dasar dalam merawat diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

2. Peningkatan Rasa Percaya Diri

Keberhasilan dalam toilet training memberikan anak rasa pencapaian dan kepercayaan diri.

Ketika anak dapat menggunakan toilet tanpa bantuan, mereka merasa lebih percaya diri dalam kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas lain.

3. Baik untuk Kesehatan

Mengajarkan anak untuk menggunakan toilet dengan benar membantu menjaga kebersihan dan kesehatan mereka.

Anak yang dilatih toilet lebih kecil kemungkinannya mengalami iritasi kulit atau infeksi akibat pemakaian popok yang berkepanjangan.

4. Persiapan untuk Sekolah

Anak yang telah terlatih menggunakan toilet dengan baik lebih siap untuk memasuki lingkungan prasekolah atau sekolah.

Banyak sekolah memiliki persyaratan agar anak sudah mandiri dalam menggunakan toilet sebelum mereka dapat diterima.

5. Pembelajaran Keterampilan Sosial

Toilet training melibatkan komunikasi dan interaksi antara orang tua dan anak, yang membantu memperkuat keterampilan sosial anak.

Anak belajar memahami instruksi, meminta bantuan jika diperlukan, dan merasa nyaman berbicara tentang kebutuhan fisiknya.

6. Pembentukan Kebiasaan Menjaga Kebersihan Tubuh

Proses toilet training juga mencakup pengajaran kebiasaan kebersihan seperti mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Ini membantu anak membentuk kebiasaan sehat yang akan bermanfaat sepanjang hidupnya.

Baca Juga: Mengenal Enuresis, Kondisi Anak Tidak Mampu Mengontrol Pipis

Usia Anak yang Umum untuk Memulai Toilet Training

Usia Anak Toilet Training
Foto: Usia Anak Toilet Training (Freepik.com)

Mungkin Moms bertanya-tanya, pada usia berapa sebaiknya anak mulai dilatih toilet training?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat tepat memulai toilet training pada anak dilihat dari kesiapannya, yaitu kematangan fisik dan psikologis yang secara umum timbul sekitar usia 18 bulan sampai 2,5 tahun.

Setiap anak bisa memulainya di usia yang berbeda, jadi waktu yang tepat untuk memulai toilet training bisa bervariasi.

Apakah telat jika baru memulainya di usia anak 3 tahun?

Melansir laman Mayo Clinic, beberapa anak mungkin belum siap untuk toilet training sampai usia 3 tahun.

Jadi, belum terlambat ya Moms! Karena setiap anak berkembang pada kecepatannya sendiri.

Memulai toilet training ketika anak benar-benar siap dapat membuat prosesnya lebih mudah dan lebih cepat.

Tanda Anak Siap Mulai Toilet Training

Tanda Siap Toilet Training
Foto: Tanda Siap Toilet Training (Freepik.com)

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak mungkin siap untuk memulai toilet training.

Berikut adalah beberapa indikator umum kesiapan anak:

1. Konsitensi dalam Pola Buang Air

Anak menunjukkan kemampuan untuk tetap kering selama setidaknya 2 jam di siang hari.

Ini menunjukkan bahwa anak memiliki kontrol kandung kemih yang cukup untuk menahan urine untuk periode waktu tertentu.

Selain buang air kecil, dapat dilihat dari kecenderungan buang air besar pada waktu yang hampir sama setiap hari.

Misalnya, setiap pagi setelah sarapan atau setiap sore setelah makan siang.

Pola ini memudahkan orang tua untuk mengatur waktu toilet training.

2. Menunjukkan Tanda Ingin Buang Air

Anak mulai menunjukkan tanda-tanda fisik atau perilaku tertentu sebelum buang air kecil atau besar, seperti menjadi gelisah, memegang area genital, atau berjongkok.

Kesadaran ini menunjukkan bahwa anak mulai mengenali sensasi fisik yang mendahului buang air.

3. Merasa Tidak Nyaman dengan Popok Kotor

Anak mungkin mulai mengeluh, menangis, atau tampak rewel ketika popoknya basah atau kotor.

Reaksi ini menunjukkan bahwa mereka mulai merasa tidak nyaman dengan sensasi tersebut.

4. Mampu Melepas dan Memakai Pakaian Sendiri

Anak menunjukkan inisiatif untuk mencoba melepas dan memakai pakaian sendiri tanpa terlalu bergantung pada orang tua atau pengasuh.

Ketika anak mampu menyelesaikan tugas ini dengan sedikit atau tanpa bantuan dari orang dewasa, ini menunjukkan kemandirian yang cukup untuk memulai proses toilet training.

Baca Juga: Balita Susah BAB: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Tahapan Toilet Training

Tahapan toilet training pada anak melibatkan beberapa langkah yang perlu dilakukan secara bertahap dan konsisten.

Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam toilet training:

1. Persiapan dan Pengenalan

Mulailah dengan mengenalkan anak pada toilet dan konsep buang air di toilet.

Moms bisa menggunakan buku cerita atau video yang menjelaskan tentang toilet training.

2. Memilih Peralatan

Pilihlah pispot (potty training) atau toilet anak yang sesuai.

Ada juga penutup toilet kecil yang bisa diletakkan di atas toilet dewasa dan tangga kecil untuk membantu anak naik ke toilet.

2. Pembiasaan Jadwal ke Toilet

Ajak anak ke toilet pada waktu-waktu yang teratur, seperti setelah bangun tidur, setelah makan, dan sebelum tidur.

3. Tunjukkan Cara Menggunakan Toilet

Tunjukkan pada anak bagaimana cara menggunakan toilet. Anak bisa belajar dengan melihat orang tua atau saudara yang lebih besar.

Ajak anak duduk di toilet atau pispot, meskipun mereka tidak langsung buang air. Ini membantu mereka merasa nyaman dengan toilet.

5. Ajari Anak Mengungkapkan Keinginan Buang Air

Mengajari anak untuk mengungkapkan keinginan mereka untuk buang air adalah bagian penting dari tahapan toilet training.

Kemampuan ini membantu anak menjadi lebih mandiri dan memungkinkan orang tua atau pengasuh merespons kebutuhan mereka dengan tepat.

Latih anak untuk mengatakan kata-kata tertentu setiap kali mereka merasa perlu buang air.

Misalnya, ajarkan mereka untuk mengatakan "mau pipis" atau "ke toilet" ketika mereka merasa perlu.

Gunakan kosakata yang konsisten sehingga anak dapat mengenali dan memahami kata-kata tersebut.

Secara rutin, tanyakan kepada anak apakah mereka perlu buang air, misalnya setelah makan atau minum, sebelum tidur, atau setelah bangun tidur.

4. Segera Bawa ke Toilet saat Anak Ingin Buang Air

Perhatikan tanda-tanda bahwa anak perlu buang air, seperti gelisah atau berjongkok.

Segera ajak anak ke toilet ketika melihat tanda-tanda ini.

5. Beri Pujian dan Motivasi

Berikan pujian atau hadiah kecil ketika anak berhasil menggunakan toilet. Ini bisa berupa kata-kata pujian, stiker, atau mainan kecil.

6. Ajarkan Kebersihan

Ajarkan anak untuk membersihkan diri setelah buang air, seperti cebok, menyiram kotoran, dan mencuci tangan dengan sabun.

7. Melatih di Siang Hari Terlebih Dulu

Melansir laman National Health Service, fokuslah untuk melatih anak menggunakan toilet di siang hari sebelum mulai melepas popoknya di malam hari.

Jika popok anak kering atau hanya sedikit lembap saat anak bangun selama beberapa hari berturut-turut di waktu siang, ia mungkin siap untuk latihan pispot di malam hari.

Berapa Lama Toilet Training Berhasil?

Melansir UC Davis Children’s Hospital, rata-rata lama waktu yang dibutuhkan balita untuk mempelajari proses toilet training adalah sekitar 6 bulan.

Anak perempuan belajar lebih cepat, biasanya menyelesaikan pelatihan toilet training 2 sampai 3 bulan lebih cepat dari anak laki-laki.

Kapan Toilet Training Dikatakan Berhasil?

Toilet training dapat dianggap berhasil ketika anak menunjukkan beberapa tanda-tanda kemampuan dan kemandirian dalam menggunakan toilet.

Berikut adalah beberapa tanda bahwa toilet training sudah berhasil:

1. Menggunakan Toilet Secara Mandiri

Anak secara konsisten buang air kecil dan besar di toilet tanpa perlu diingatkan terus-menerus.

Anak merasa nyaman menggunakan toilet di tempat umum atau di rumah orang lain, menunjukkan bahwa mereka telah memahami dan menerapkan keterampilan ini di berbagai situasi.

2. Mengungkapkan Kebutuhan untuk Buang Air

Anak dapat memberi tahu orang tua atau pengasuh ketika mereka perlu pergi ke toilet, baik dengan kata-kata, isyarat tangan, atau perilaku tertentu.

Anak merespons sensasi bahwa mereka perlu buang air dan mengambil inisiatif untuk pergi ke toilet tanpa diingatkan.

3. Kontrol Kandung Kemih dan Usus yang Baik

Anak bisa tetap kering selama beberapa jam di siang hari dan sering bangun dari tidur siang dengan popok yang kering.

Anak jarang mengalami ngompol di siang hari.

4. Mempraktikkan Kebiasaan Kebersihan

Anak tahu cara membersihkan diri setelah buang air kecil atau besar, termasuk menggunakan tisu toilet dengan benar.

Anak mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, menunjukkan pemahaman tentang kebersihan yang baik.

5. Rutin Menggunakan Toilet

Anak memiliki rutinitas yang teratur untuk menggunakan toilet, seperti setelah makan, sebelum tidur, atau ketika bangun tidur.

Anak bisa mengikuti instruksi sederhana terkait dengan penggunaan toilet tanpa bantuan yang signifikan.

6. Tidak Memerlukan Popok di Siang Hari

Anak tidak lagi memerlukan popok di siang hari dan berhasil menjaga pakaian mereka tetap kering sepanjang hari.

Mengutip Cafe Mom, berikut ini kesalahan toilet training yang harus dihindari.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.