Usia Berapa Anak Boleh Pergi Sendiri? Ini Panduannya Moms!
Moms mungkin pernah bertanya-tanya tentang usia berapa anak boleh pergi sendiri, ya?
Apalagi, Moms ingin menanamkan kemandirian pada anak dan hal ini memang penting.
Akan tetapi, kadang Moms mungkin merasa ragu.
Kapan Moms harus melepaskan anak untuk belajar mandiri dan kapan Moms harus tegas demi keselamatan anak sendiri?
Batas antara kedua dilema tersebut memang sangat tipis. Namun, suka atau tidak lama-lama anak harus belajar pergi ke mana-mana sendiri.
Nah, sebelum Moms melepaskan si buah hati untuk bepergian tanpa orangtua, simak dulu empat poin pertimbangannya berikut ini.
Baca Juga: 6 Fakta Anak Tunggal, Benarkah Lebih Pintar dan Mandiri?
Usia Berapa Anak Boleh Pergi Sendiri?

Keputusan tentang usia berapa anak sudah boleh pergi sendiri sebenarnya sangat bergantung pada kematangan individu anak, kebiasaan dalam keluarga, dan kondisi lingkungan tempat tinggal.
Anak yang tinggal di lingkungan aman dan terbiasa pergi dengan jarak pendek ke sekolah atau toko cenderung lebih cepat dipercaya untuk pergi sendiri dibandingkan anak di lingkungan kurang aman.
Mengutip Raising Children, anak usia 5-11 tahun masih dalam tahap latihan untuk berpergian sendirian, Moms.
Moms atau Dads perlu menyiapkan anak untuk pergi keluar sendiri dengan membangun keterampilan keselamatan dengan mengenalkan area lingkungan rumah.
Nah, dalam momen tersebut orang tua perlu melihat tingkat kemandirian mereka dan kemudian menentukan kapan mereka siap.
Sementara, masih mengutip dari Raising Children, anak usia 12-18 tahun memang disarankan untuk menjadi mandiri dengan berpergian sendiri.
Untuk jadi remaja mandiri, Moms perlu konsisten dalam melatih mereka dan rutin menilai perkembangan mereka setiap waktu.
Persiapan Melatih Anak Bepergian Sendiri untuk Usia 5-11 Tahun
Untuk bisa pergi keluar sendiri dengan aman, anak membutuhkan keterampilan dan kepercayaan diri.
Lebih baik mulai mengembangkan ini jauh sebelum Moms membiarkan anak pergi sendiri.
Sebagai contoh, anak bisa secara bertahap melalui langkah-langkah berikut untuk mempersiapkan diri berjalan pulang dari sekolah secara mandiri:
- Anak bertemu Moms di halaman sekolah atau area penjemputan yang ditentukan setelah sekolah. Moms dan Si Kecil berjalan pulang bersama.
- Anak bertemu dengan Moms di gerbang sekolah. Moms dan anak berjalan pulang bersama.
- Anak bertemu Moms di gerbang sekolah dan berjalan 5 meter di depan, kemudian 10 meter, kemudian 15 meter, dan seterusnya.
- Anak berjalan pulang dari sekolah dengan saudara atau teman yang lebih dewasa.
Moms bisa menyesuaikan langkah-langkah ini untuk mempersiapkan anak pergi keluar sendiri ke tempat lain, seperti toko atau rumah teman.
Moms juga bisa mendukung anak mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan dengan:
- Mengenalkan anak pada area sekitar.
- Mengajarkan anak tentang keselamatan pejalan kaki dan lalu lintas.
- Mengajarkan anak tentang keselamatan pribadi di masyarakat.
Baca Juga: 7 Gerakan Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dari Kemdikbud
Pertimbangan Membolehkan Anak Pergi Sendiri
Setelah Moms mengetahui usia berapa anak sudah boleh pergi sendiri, ketahui juga berbagai pertimbangan untuk memperbolehkan anak pergi sendiri.
1. Usia dan Kesiapan Perkembangan

Dari penjelasan di atas anak dapat mulai dilatih persiapan untuk dapat bepergian sendiri di usia 5-11 tahun dan sebaiknya sudah bisa pergi sendiri di usia 12-18 tahun.
Penting bagi Moms dan Dads untuk melihat kesiapan anak dan sejauh mana perkembangan anak untuk bisa berpergian sendirian.
Ajarkan anak secara bertahap mengenai keterampilan yang diperlukan untuk berpergian sendiri, seperti:
- Memahami rute
- Mengenali tanda bahaya
- Bagaimana bertindak dalam situasi darurat.
Pastikan anak boleh pergi sendiri ketika anak-anak sudah mulai memiliki kesadaran akan keselamatan diri dan tanggung jawab pribadi.
2. Dampak pada Kesehatan Mental
Meninggalkan anak sendirian di rumah atau membiarkan mereka keluar tanpa pengawasan bisa memiliki efek campuran terhadap kesehatan mental.
Hal ini termasuk masalah tata kelakuan dan hiperaktivitas.
Sebaliknya, sedikit kemandirian bisa menumbuhkan ketahanan dan perilaku pro-sosial jika dikelola dengan tepat.
3. Konteks Budaya
Norma budaya berperan penting dalam membentuk sikap terhadap kemandirian anak-anak.
Di beberapa masyarakat, orang tua sering menerapkan metode pengasuhan yang ketat dan protektif, membatasi kebebasan anak untuk beraktivitas secara mandiri.
Pendekatan ini bisa mengurangi peluang anak-anak untuk belajar mandiri dan mengembangkan keterampilan langsung.
Akibatnya, anak-anak bisa menjadi lebih cemas karena kurang pengalaman dalam menghadapi situasi baru dan menantang tanpa bantuan orang tua.
Selain itu, pembatasan kegiatan fisik bisa memengaruhi kesehatan dan perkembangan motorik mereka, serta menghambat pertumbuhan fisik dan sosial-emosional yang sehat.
4. Pertimbangkan Kemandirian Anak
Orang tua mempertimbangkan kedewasaan anak dan lingkungan saat memutuskan tentang pergi sendiri.
Dianjurkan untuk secara bertahap meningkatkan kemandirian seiring bertambahnya usia anak.
Pertimbangkan juga kemampuan mereka untuk menangani berbagai situasi secara bertanggung jawab.
Baca Juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Perhatikan Moms!
Tips agar Anak Aman ketika Pergi Sendiri
Berikut tips yang bisa Moms terapkan.
1. Berlatih Terlebih Dahulu

Sebelum memberi izin si buah hati untuk pergi ke mal atau tempat bermain tanpa orangtua, persiapkan dulu anak Moms.
Misalnya saat bepergian bersama, mintalah anak untuk menunjukkan jalan atau membawa sendiri barang-barangnya.
Biarkan anak yang mengarahkan Moms dan pasangan.
Dengan begitu, anak terlatih jadi lebih peka dan awas terhadap lingkungan sekitarnya.
Moms juga bisa melatih anak untuk naik kendaraan umum bersama supaya anak selalu tahu berbagai cara dan rute pulang ke rumah.
2. Menetapkan Batasan dan Peraturan
Tegaskan pada Si Kecil ke mana saja anak boleh bepergian sendiri, dengan siapa saja anak pergi, dan jam berapa anak sudah harus sampai di rumah.
Beri tahu anak supaya tidak sembarangan mengobrol atau membeberkan informasi seputar dirinya pada orang tak dikenal.
Ingatkan juga supaya anak selalu mengaktifkan handphone-nya sehingga mudah dihubungi.
Moms juga bisa menetapkan konsekuensi tertentu kalau anak ingkar janji.
3. Mulai Pelan-Pelan
Tips yang satu ini juga penting. Mulailah secara perlahan-lahan.
Kalau saat terpisah sendiri di supermarket atau mal saja anak sudah uring-uringan atau mengamuk, cobalah di lain waktu.
Tak perlu memaksa anak untuk bepergian sendiri.
Selain itu, pastikan juga Moms sering mengajak anak bepergian, meskipun jaraknya dekat sekali.
Ini supaya anak terbiasa menghadapi situasi yang asing. Membiasakan diri untuk bertualang memang seru, kok.
Namun, kalau dalam hati Moms sendiri belum siap untuk melepas anak usia sekolah bepergian sendiri, tak perlu dipaksakan.
Pada akhirnya, Moms harus mendengarkan sendiri apa kata hati dan intuisi Moms.
Kalau anak tampaknya sudah cukup dewasa dan bertanggung jawab untuk pergi sendirian, Moms boleh mencobanya.
Pada awalnya memang tak mudah melepas anak berpergian tanpa orangtua. Namun, akhirnya akan terbiasa juga, kok.
Anak Moms sendiri di usia berapa sudah bisa pergi sendiri?
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4606916/
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5980989/
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10288107/
- https://www.nina.care/blog/what-age-can-you-leave-a-child-home-alone/#:~:text=11%2D12%20years%3A%20Most%20children,home%20alone%20during%20the%20day.
- https://raisingchildren.net.au/teens/healthy-lifestyle/safety-first-aid/teenagers-going-out-independently
- https://raisingchildren.net.au/school-age/safety/car-pedestrian-safety/going-out-independently-children
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.