Syok Anafilaksis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Diagnosis Syok Anafilaksis
Syok anafilaksis didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Berikut jenis pemeriksaan terhadap syok anafilaksis yang kemungkinan akan Moms lakukan, yaitu:
1. Pemeriksaan Riwayat
Dokter akan melalui pemeriksaan dan tanya jawab tentang riwayat paparan alergen sebelumnya.
Saat Moms datang dengan keluhan dan gejala di atas, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memastikan tanda-tanda vital.
Seperti, tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, suhu, dan tingkat kesadaran.
2. Menanyakan Kepada Pendamping
Dokter juga akan menanyakan kepada pendamping Moms atau keluarga terdekat tentang:
- Riwayat penggunaan obat
- Konsumsi makanan
- Paparan zat tertentu
- Riwayat alergi sebelumnya
Selanjutnya, sembari melakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan penanganan untuk menstabilkan kondisi Moms.
3. Tes Lanjutan
Setelah kondisi Moms stabil, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah untuk mendeteksi peningkatan kadar histamin dan tryptase
- Tes alergi (skin prick test atau intradermal test) untuk mendeteksi penyebab bahan yang menyebabkan reaksi alergi
Baca Juga: Alergi Sperma: Ketahui Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya agar Hubungan Intim Tetap Nyaman
Komplikasi Syok Anafilaktik
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat syok anafilaktik antara lain:
1. Gangguan Pernapasan
Syok anafilaktik dapat menyebabkan saluran napas menjadi bengkak dan menyempit, sehingga sulit bernapas atau bahkan berhenti bernapas.
Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan bahkan kematian jika tidak diobati dengan cepat.
2. Kerusakan Organ
Syok anafilaktik dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti hati, ginjal, dan jantung.
Hal ini terjadi karena penurunan tekanan darah yang menyebabkan aliran darah ke organ-organ tersebut terganggu.
Baca Juga: Serba-serbi Nyeri Tulang Kemaluan Tanda Melahirkan, Benarkah?
3. Gangguan Jantung
Syok anafilaktik dapat menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti.
Hal ini terjadi karena aliran darah ke jantung terganggu, yang dapat menyebabkan serangan jantung.
4. Gangguan Saraf
Syok anafilaktik dapat menyebabkan gangguan saraf seperti kejang atau koma.
Hal ini terjadi karena kekurangan oksigen dan aliran darah yang terganggu.
Baca Juga: 10+ Obat Demam Berdarah Alami, Efektif Menaikkan Trombosit
Komplikasi-komplikasi ini dapat terjadi jika syok anafilaktik tidak segera diobati dengan tepat.
Oleh karena itu, jika Moms mengalami gejala syok anafilaktik, segera hubungi layanan medis darurat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.