Bayi Sering Mengejan dan Ngulet hingga Membiru? Mungkin Ini Sebabnya
Jika pengobatan rumahan ini tidak membantu, bayi baru lahir mungkin memiliki kondisi yang disebut penyakit refluks gastroesofagus (GERD).
Dokter cenderung menguji GERD jika gejala pencernaan bayi baru lahir tidak menunjukkan perbaikan.
Begitu juga jika berat badan tidak bertambah, atau mereka memiliki gejala yang dapat mengindikasikan masalah paru-paru.
5. Pijat Lembut Perut Bayi
Pijat bayi adalah cara yang bagus untuk membantu bayi melalui grunting baby syndrome.
Memijat perutnya, dapat merangsang usus, melemaskan otot tetapi juga membantu komunikasi otak ke tubuh bayi melalui mielinisasi.
Melansir Colic SOS, ini adalah perkembangan myelin dari ujung saraf yang memungkinkan pesan pergi dari tubuh ke otak.
Ketika ujung saraf ini dilapisi secara efisien, pesan akan tersampaikan lebih cepat dan tubuh dapat bereaksi.
Cara lain untuk membantu bayi sering mengejan adalah dengan memberikan perhatian penuh pada dirinya.
Dengan hanya meletakkan tangan di perutnya dan tersenyum, ini akan membuat Si Kecil lebih rileks ketika buang air besar.
Baca Juga: Bayi Sering Kentut, Apakah Merupakan Hal Wajar?
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Bayi yang sering mengejan perlu dikhawatirkan apabila menunjukkan tanda-tanda tidak normal.
Segera konsultasi dengan dokter agar penanganan dapat lebih cepat diambil untuk Si Kecil.
Mengejan dan mengulet tanpa sebab, dapat mengindikasikan masalah jika bayi baru lahir mengalami:
- Bayi tampak tertekan
- Secara teratur mendengus di akhir napas
- Tubuh demam
- Memiliki semburat biru di bibir atau lidah
- Ada jeda di antara napas
- Melebarkan lubang hidung
- Menarik dada saat bernapas
Gejala-gejala ini dapat menunjukkan kesulitan bernapas. Jika bayi baru lahir memiliki gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis.
Dokter kemungkinan besar akan menggunakan X-Ray saat membuat diagnosis.
Pada tahun 2016, para peneliti melaporkan bahwa radiografi dada sangat penting dalam menentukan penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru lahir.
Baca Juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu Baru
Waspada Penyakit Lain dari Bayi Sering Mengejan
Di bawah ini, ada beberapa masalah parah lainnya yang dapat menyebabkan bayi baru lahir mengejan dan ngulet.
Jika bayi baru lahir memiliki salah satu gejala berikut, segera dapatkan bantuan dokter.
Mereka mungkin memerlukan perawatan darurat, lho!
1. Meningitis
Selain karena grunting baby syndrome, bayi yang sering mengejan juga bisa menandakan adanya penyakit meningitis atau radang otak.
Gejala meningitis pada bayi baru lahir dapat meliputi:
- Demam
- Muntah
- Tubuh lunglai
- Bercak kulit atau ruam
- Tangisan yang tidak biasa
2. Sepsis
Sepsis umumnya digambarkan sebagai keracunan darah. Selain mengejan dan sulit bernapas, gejala pada bayi baru lahir dapat meliputi:
- Demam
- Masalah pernapasan
- Kebingungan
- Tubuh lentur dan lemas
- Jeda lebih dari 10 detik antara napas
- Buang air kecil berkurang
- Penyakit kuning
3. Gagal Jantung
Selain itu, gejala gagal jantung pada bayi baru lahir dapat terjadi pada beberapa kasus.
Penyakit jantung bawaan lahir ini menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini:
- Ketidakmampuan untuk menambah berat badan
- Sesak napas
- Tertidur saat menyusui atau terlalu lelah untuk makan
- Batuk dan terasa sesak
- Berkeringat berlebih
Baca Juga: 9+ Rekomendasi Mainan untuk Bayi 7 Bulan
Jadi, bayi sering mengejan dapat menjadi kondisi normal, akibat grunting baby syndrome, atau masalah kesehatan lainnya.
Apabila Si Kecil terus-menerus mengejan hingga kesulitan bernapas, sebaiknya Moms segera membawanya berobat ke dokter.
Dengan demikian, Si Kecil bisa segera mendapat penanganan sehingga ia bisa kembali ceria.
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24109-dyschezia
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322249#related-symptoms
- https://www.healthline.com/health/parenting/newborn-grunting#treatments
- https://colicsos.com/infant-dyschezia-grunting-baby-syndrome/
- https://www.madeformums.com/baby/what-is-grunting-baby-syndrome/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.