17 Februari 2024

Bayi Sering Mengejan dan Ngulet hingga Membiru? Mungkin Ini Sebabnya

Bisa menandakan grunting baby syndrome
Bayi Sering Mengejan dan Ngulet hingga Membiru? Mungkin Ini Sebabnya

Apakah bayi sering mengejan dan mengulet tanpa sebab adalah hal yang normal?

Sebagai orang tua baru, Moms dan Dads tentu merasa bersemangat setiap mendengar suara baru yang dihasilkan oleh Si Kecil.

Namun, bagaimana jika suara yang dikeluarkan bayi terdengar seperti erangan mengejan, diikuti dengan gerakan tubuh seperti gelisah?

Bagi orang kebanyakan, ini terlihat biasa-biasa saja dan tidak mengkhawatirkan.

Namun, bagi sebagian kasus, bayi sering ngulet dan ngeden bisa menjadi pertanda dari grunting baby syndrome, lho.

Yuk, cari tahu selengkapnya tentang grunting baby syndrome, Moms!

Baca Juga: Aturan Posisi Bayi di Stroller Sejak Usia Newborn, Moms Sudah Tahu?

Mengapa Bayi Sering Mengejan?

Bayi Ngulet
Foto: Bayi Ngulet (Orami Photo Stock)

Pada kebanyakan kasus, bayi sering mengejan juga kondisi yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, ada kondisi ketika Si Kecil sering mengejan dan mengulet yang menjadi pertanda dari masalah kesehatan.

Bayi sering mengejan dan mengulet biasanya pertanda bahwa ada yang salah dengan saluran pencernaannya.

Bayi yang sering melakukan ini biasanya karena telah terbiasa mengonsumsi ASI dan susu formula.

Melansir Cleveland Clinic, bayi sering mengejan dan ngulet disebut dengan grunting baby syndrome atau kesulitan buang air besar.

Mereka mungkin mengejan, mendengus, atau menangis selama 10 hingga 30 menit sebelum buang air besar.

Si Kecil mungkin memiliki gas atau tekanan perut berlebih, sehingga merasa tidak nyaman dan akhirnya terlihat seperti mengejan.

Jika Si Kecil mengejan dengan dengkuran saat menarik napas, segera berobat ke dokter, ya, Moms!

Baca Juga: Perkembangan Bayi 19 Bulan yang Perlu Moms Perhatikan

Gejala Grunting Baby Syndrome

Bayi Nangis
Foto: Bayi Nangis (Freepik.com/jcomp)

Bayi yang mengalami grunting baby syndrome akan terlihat mengerang dan mengejan.

Hal ini biasanya dilakukan Si Kecil sebelum berhasil mengeluarkan buang air besar.

Gejala ini biasa terjadi beberapa minggu di awal kehidupannya.

Saat bayi baru lahir mengejan karena buang air besar, mereka mungkin juga mengalami:

  • Menangis beberapa menit
  • Gelisah dan sering mengulet

Bayi juga bisa terlihat tegang selama beberapa menit. Wajah dan tubuhnya pun menjadi agak kemerahan.

Tanda grunting baby syndrome juga bisa terlihat jika Si Kecil tidak nyaman sekitar 5 sampai 10 menit sebelum buang air besar.

Meski melakukan usaha mengejan yang keras, namun feses bayi tidaklah keras, malah cenderung lunak.

Bayi pun akan kembali ke suasana hati normal setelah berhasil buang air besar.

Baca Juga: 4 Gejala Konstipasi Balita yang Sering Diremehkan Orang Tua

Penyebab Bayi Sering Mengejan

Bayi Baru Lahir Mengejan Keras
Foto: Bayi Baru Lahir Mengejan Keras (Orami Photo Stocks)

Ada beberapa penyebab yang membuat bayi sering mengejan, mulai dari hal yang normal sampai masalah kesehatan.

Berikut faktor-faktor bayi mengejan saat BAB yang disertai ngulet:

1. Saluran Cerna Bayi Belum Sempurna

Saat bayi lahir, organ-organ di dalam tubuhnya belum dapat berfungsi dengan sempurna.

Artinya, otot yang berfungsi mengeluarkan feses juga mungkin belum bisa bekerja sebagaimana mestinya.

Dengan demikian, saat ia akan buang air besar, bayi akan mengeluarkan suara mengerang guna memaksa kerja otot tersebut.

Kondisi ini biasanya akan diikuti dengan bayi mengejan kuat yang sering kali membuat wajahnya berubah merah hingga keunguan.

2. Otot Perut Belum Kuat

Bayi belum memiliki otot perut yang kuat untuk menggerakan feses melalui usus.

Oleh karena itu, bayi akan menggunakan otot diafragma dalam melancarkan proses buang air besar.

Kondisi ini memang sekilas terlihat seperti bayi mengalami konstipasi atau sembelit.


Namun, jika dialami oleh bayi baru lahir, maka itu merupakan tanda grunting baby syndrome.

3. Kontraksi Pinggul

Bayi baru lahir dengan sindrom ini akan menangis, menjerit, dan menarik kaki saat buang air besar.

Bayi akan menanggapi pelebaran rektum dengan mengontraksikan dasar panggulnya.

Bayi sering mengejan dan mengulet ini bukanlah tanda dari sembelit.

Ketika bayi mengejan, biasanya itu berarti mereka sedang belajar untuk buang air besar.

Si Kecil belum menemukan cara untuk mengendurkan dasar panggul, sehingga menggunakan tekanan perut untuk buang air besar.

Baca Juga: 5 Jenis Baby Stroller yang Cocok untuk Bayi Baru Lahir

Apa yang Harus Dilakukan Saat Bayi Sering Mengejan?

Grunting Baby Syndrome
Foto: Grunting Baby Syndrome (Orami Photo Stocks)

Meskipun sulit melihat bayi mengejan tidak nyaman saat mengalami grunting baby syndrome, tak perlu khawatir.

Ada banyak yang Moms bisa lakukan untuk membantu bayi saat kondisi ini.

Sejumlah tips di bawah ini bisa membuat Si Kecil terlihat lebih nyaman ketika buang air besar, di antaranya:

1. Biarkan Bayi Mengontrol Gerakan Ususnya

Sebelum mencoba ini, Moms harus memastikan dengan dokter bahwa bayi sering mengejan adalah hal yang normal.

Jika bayi yang mengejan hanya karena belajar bagaimana buang air besar, biarkan ini terjadi.

Biarkan Si Kecil belajar bagaimana mengendurkan anusnya sambil mendorong dengan perutnya.

Kondisi ini adalah sesuatu yang akan dipelajari bayi seiring waktu melalui coba-coba.

“Ini cenderung berlangsung untuk waktu yang singkat dan akan mereda ketika sistem pencernaan bayi mulai matang." ungkap Dr. Philippa Kaye, penulis buku The First Five Years, seperti dikutip dari madeformums.com.

2. Hindari Stimulasi Anus Bayi

Warna BAB Bayi
Foto: Warna BAB Bayi (Orami Photo Stocks)

Cara mengatasi bayi sering mengeden dan ngulet, yakni dengan tidak memaksakannya.

Buang air besar, sama seperti proses lainnya yang perlu dipelajari.

Bayi perlu belajar menegangkan otot perut dan di saat yang sama merelaksasikan dasar panggul.

Artinya, koordinasi ini perlu waktu hingga akhirnya matang dan berkembang baik.

Hindari menstimulasi bagian anus bayi dengan harapan membantunya melancarkan proses buang air besar.

Upaya ini dipercaya dapat memperlambat proses belajar bayi untuk buang air besar secara normal.

Diperlukan waktu selama 3 hingga 4 bulan untuk bayi belajar buang air besar dan mengalami grunting baby syndrome.

Baca Juga: Hematochezia, Kondisi Munculnya Darah Segar pada Feses

3. Bantuan Alat Monitor Pernapasan

Pola pernapasan yang tidak teratur biasanya tidak perlu dikhawatirkan, Moms.

Kecuali jika bayi baru lahir menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas seiring mengejan atau mengulet.

Monitor bayi dapat membantu Moms atau Dads untuk memeriksa indikasi pernapasan abnormal saat bayi baru lahir tidur.

Beberapa orang juga menggunakan monitor gerakan, yang membunyikan alarm jika bayi berhenti bergerak lebih lama dari biasanya.

Alat bantuan monitor ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika bayi sulit bernapas.

Adapun, penggunaannya bisa dilakukan di rumah sakit atau di rumah pribadi dengan panduan yang dianjurkan.

4. Pola Makan Bayi yang Sehat

Bayi Makan
Foto: Bayi Makan (Kenaviral.com)

Pengobatan rumahan berikut dapat membantu mengatasi bayi yang mengejan saat baru lahir.

Pastikan pola makannya sehat dengan menerapkan cara-cara berikut ini:

  • Memberi makan bayi porsi sedikit dan sering.
  • Menyusui bayi lebih lambat.
  • Menghindari dot botol dengan lubang besar, yang dapat menyebabkan aliran terlalu cepat.
  • Menambahkan sedikit oatmeal untuk mengentalkan susu formula, tetapi tanyakan kepada dokter terlebih dahulu.
  • Menyendawakan bayi lebih sering.

Baca Juga: Intubasi, Prosedur Medis untuk Mengembalikan Napas yang Hilang


Jika pengobatan rumahan ini tidak membantu, bayi baru lahir mungkin memiliki kondisi yang disebut penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

Dokter cenderung menguji GERD jika gejala pencernaan bayi baru lahir tidak menunjukkan perbaikan.

Begitu juga jika berat badan tidak bertambah, atau mereka memiliki gejala yang dapat mengindikasikan masalah paru-paru.

5. Pijat Lembut Perut Bayi

Pijat bayi adalah cara yang bagus untuk membantu bayi melalui grunting baby syndrome.

Memijat perutnya, dapat merangsang usus, melemaskan otot tetapi juga membantu komunikasi otak ke tubuh bayi melalui mielinisasi.

Melansir Colic SOS, ini adalah perkembangan myelin dari ujung saraf yang memungkinkan pesan pergi dari tubuh ke otak.

Ketika ujung saraf ini dilapisi secara efisien, pesan akan tersampaikan lebih cepat dan tubuh dapat bereaksi.

Cara lain untuk membantu bayi sering mengejan adalah dengan memberikan perhatian penuh pada dirinya.

Dengan hanya meletakkan tangan di perutnya dan tersenyum, ini akan membuat Si Kecil lebih rileks ketika buang air besar.

Baca Juga: Bayi Sering Kentut, Apakah Merupakan Hal Wajar?

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Jenis Suara Bayi Menangis
Foto: Jenis Suara Bayi Menangis

Bayi yang sering mengejan perlu dikhawatirkan apabila menunjukkan tanda-tanda tidak normal.

Segera konsultasi dengan dokter agar penanganan dapat lebih cepat diambil untuk Si Kecil.

Mengejan dan mengulet tanpa sebab, dapat mengindikasikan masalah jika bayi baru lahir mengalami:

  • Bayi tampak tertekan
  • Secara teratur mendengus di akhir napas
  • Tubuh demam
  • Memiliki semburat biru di bibir atau lidah
  • Ada jeda di antara napas
  • Melebarkan lubang hidung
  • Menarik dada saat bernapas

Gejala-gejala ini dapat menunjukkan kesulitan bernapas. Jika bayi baru lahir memiliki gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis.

Dokter kemungkinan besar akan menggunakan X-Ray saat membuat diagnosis.

Pada tahun 2016, para peneliti melaporkan bahwa radiografi dada sangat penting dalam menentukan penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru lahir.

Baca Juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu Baru

Waspada Penyakit Lain dari Bayi Sering Mengejan

Fakta Bayi Baru Lahir
Foto: Fakta Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)

Di bawah ini, ada beberapa masalah parah lainnya yang dapat menyebabkan bayi baru lahir mengejan dan ngulet.

Jika bayi baru lahir memiliki salah satu gejala berikut, segera dapatkan bantuan dokter.

Mereka mungkin memerlukan perawatan darurat, lho!

1. Meningitis

Selain karena grunting baby syndrome, bayi yang sering mengejan juga bisa menandakan adanya penyakit meningitis atau radang otak.

Gejala meningitis pada bayi baru lahir dapat meliputi:

  • Demam
  • Muntah
  • Tubuh lunglai
  • Bercak kulit atau ruam
  • Tangisan yang tidak biasa

2. Sepsis

Sepsis umumnya digambarkan sebagai keracunan darah. Selain mengejan dan sulit bernapas, gejala pada bayi baru lahir dapat meliputi:

  • Demam
  • Masalah pernapasan
  • Kebingungan
  • Tubuh lentur dan lemas
  • Jeda lebih dari 10 detik antara napas
  • Buang air kecil berkurang
  • Penyakit kuning

3. Gagal Jantung

Selain itu, gejala gagal jantung pada bayi baru lahir dapat terjadi pada beberapa kasus.

Penyakit jantung bawaan lahir ini menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini:

  • Ketidakmampuan untuk menambah berat badan
  • Sesak napas
  • Tertidur saat menyusui atau terlalu lelah untuk makan
  • Batuk dan terasa sesak
  • Berkeringat berlebih

Baca Juga: 9+ Rekomendasi Mainan untuk Bayi 7 Bulan

Jadi, bayi sering mengejan dapat menjadi kondisi normal, akibat grunting baby syndrome, atau masalah kesehatan lainnya.

Apabila Si Kecil terus-menerus mengejan hingga kesulitan bernapas, sebaiknya Moms segera membawanya berobat ke dokter.

Dengan demikian, Si Kecil bisa segera mendapat penanganan sehingga ia bisa kembali ceria.

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24109-dyschezia
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/322249#related-symptoms
  • https://www.healthline.com/health/parenting/newborn-grunting#treatments
  • https://colicsos.com/infant-dyschezia-grunting-baby-syndrome/
  • https://www.madeformums.com/baby/what-is-grunting-baby-syndrome/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb