
Sering mengalami jengkel, gelisah, dan marah tanpa sebab? Hati-hati, mungkin Moms atau Dads mengalami tanda-tanda dari agitasi.
Setiap orang tentunya pernah mengalami gelisah. Tapi, pada kondisi tertentu perasaan gelisah ini bisa jadi lebih parah yang dikenal dengan agitasi.
Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang menjadi tidak nyaman dan hingga mengganggu pekerjaan serta interaksi sosial.
Bahkan pada beberapa kasus agitasi yang meningkat, bisa meningkatkan risiko untuk melukai diri sendiri.
Tanpa memandang usia, latar belakang dan status, agitasi ini bisa menyerang siapapun.
Untuk itu, sangat penting melakukan pendekatan dan mengetahui tentang agitasi.
Baca Juga: Mengenal Tanda-Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi Anxiety Attack
Foto: Agitasi adalah salah satu gejala serius
Foto: Agitasi pada Remaja (freepik.com)
Secara singkat, agitasi adalah perasaan tegang dan kegelisahan batin.
Gelisah adalah perasaan yang wajar dan sebagai respons tubuh akibat stres, misalnya dari pekerjaan.
Namun, rasa gelisah yang berlebihan bisa jadi ciri dari adanya gangguan kesehatan mental.
Agitasi adalah salah satu gejala yang bisa dialami oleh orang dengan kondisi psikologis seperti bipolar, skizofrenia, dan demensia.
Agitasi bisa digambarkan sebagai perasaan kesal, kegelisahan, dan ketegangan dalam diri.
Seringkali perasaan ini dianggap sebagai emosi negatif.
Baca Juga: Mengenal Panic Disorder, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Foto: Penyebab agitasi
Foto: Penyebab Agitasi (freepik.com)
Untuk bisa mengidentifikasi penyebab agitasi, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait riwayat kesehatan dan gaya hidup bersama dengan gejala lain yang mungkin Moms atau Dads alami.
Jika dilihat dari kondisi, terdapat beberapa penyebab agitasi, yaitu:
Selain itu, agitasi juga bisa muncul bukan dari kondisi lingkungan sekitar, namun dari faktor kesehatan.
Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan agitasi, antara lain:
Menurut MedlinePlus, agitasi juga dapat terjadi akibat gangguan di otak dan kesehatan mental, seperti:
Studi yang dilakukan BMC Psychiatry pada tahun 2018 mengamati data dari 583 orang dengan skizofrenia atau gangguan bipolar yang juga mengalami agitasi. Secara total, 71% sadar ketika mereka menjadi gelisah, dan 61% tahu apa pemicunya.
Sebagian besar mengatakan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan kegelisahan mereka, tetapi sekitar 16% merasa tidak ada yang dapat mereka lakukan.
Jika agitasi diduga memiliki keterkaitan dengan kondisi kesehatan mental, maka dokter biasanya akan memberi rujukan kepada spesialis kesehatan mental untuk dievaluasi.
Baca Juga: Gejala Depresi dan Kelelahan Hampir Sama, Ini Cara Bedakannya
Foto: Gejala agitasi
Foto: Gejala Agitasi (freepik.com)
Agitasi bisa datang tiba-tiba atau perlahan seiring waktu. Agitasi bisa berlangsung selama beberapa menit, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.
Seseorang yang mengidap agitasi biasanya menimbulkan beberapa perilaku yang bisa dikenali.
Saat seseorang semakin gelisah, mereka akan cenderung berteriak atau mengancam orang lain. Sebagian gejala lainnya ditandai dengan gejala fisik.
Berikut adalah gejala agitasi yang kerap terjadi:
Dilansir dari Depression and Bipolar Support Alliance, selain perasaan yang tidak nyaman, orang yang mengalami agitasi juga memiliki karakteristik, seperti:
Baca Juga: Penyebab Demensia, Benarkah Bisa karena Benturan Kepala?
Perasaan gelisah dan tidak nyaman tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sehingga, aktivitas bekerja atau belajar jadi terhambat.
Berikut adalah beberapa dampak agitasi yang mungkin terjadi:
Foto: Cara mengatasi agitasi
Foto: Mengatasi Agitasi (freepik.com)
Cara paling penting untuk mengatasi agitasi adalah menemukan dan mengatasi penyebabnya.
Berbagai pendekatan bisa dilakukan untuk membantu seseorang ketika mengalami depresi dan gelisah.
Meskipun terkadang butuh waktu untuk menemukan kombinasi obat, terapi, dan teknik yang tepat, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi agitasi.
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi agitasi.
Beberapa obat-obatan bisa membantu menenangkan seseorang dengan cepat, misalnya:
Menurut Medical News Today, obat-obatan tersebut bisa membuat seseorang lebih tenang dan menjadi solusi sementara bagi mereka.
Dokter juga mungkin akan meresepkan berbagai obat untuk membantu meredakan depresi atau antidepresan.
Antidepresan sendiri membutuhkan waktu selama 2-4 minggu untuk bekerja efektif. Sedangkan pada penderita agitasi, mungkin akan disarankan untuk minum selama 6-12 bulan.
Tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada para ahli seperti konselor atau psikiater.
Mereka sangat berpengalaman untuk bisa mengidentifikasi pikiran dan perasaan seseorang, sehingga mereka dapat mengetahui dan membantu mengidentifikasi gejala agitasi.
Melakukan terapi dapat membantu seseorang mengendalikan perilaku dan pikiran yang bisa menyakiti diri sendiri.
Dikutip dari Healthline, cognitive behavioral therapy (CBT) adalah salah satu jenis terapi yang sering digunakan untuk mengatasi agitasi akibat depresi.
Dalam CBT terapis akan membicarakan masalah dan perasaan si penderita.
Jika perlu, terapis mungkin akan menggunakan teknik de-eskalasi, seperti:
Terkadang hal-hal kecil yang dilakukan dapat membantu meredakan agitasi.
Misalnya, berjalan-jalan santai di luar dapat membantu untuk menghilangkan gelisah, atau berkunjung dan berbicara dengan orang yang terpercaya bisa membantu meredakan situasi yang dirasa memicu stres dan agitasi.
Selain itu, kualitas tidur juga dapat mempengaruhi agitasi seseorang.
Untuk itulah, tetap sayangi diri sendiri, atur waktu sebaik mungkin untuk dapat melakukan hal-hal yang disukai dan rileks.
Lakukan berbagai aktivitas menyenangkan bersama teman atau orang-orang yang disayangi untuk bisa menghabiskan waktu tanpa beban.
Agitasi dapat terjadi bersamaan dengan depresi dan berbagai kondisi kesehatan mental lainnya.
Baca Juga: Mengenali 5 Tanda Tak Terduga Sebelum Depresi Menyerang
Dengan mendapatkan penanganan yang tepat, agitasi dapat diatasi dan mencegahnya berkembang menjadi perilaku yang dapat merusak diri.
Hindari untuk mendiagnosis sendiri terkait kondisi kejiwaan, termasuk agitasi ini.
Jika Moms dan Dads mengalami beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya, ya!