
Meludah atau gumoh pada bayi adalah sesuatu yang normal.
Gastroesophageal Reflux (GER) pada bayi biasanya terjadi saat ASI atau makanan bayi naik dari perut ke mulut yang menyebabkan muntah. Tetapi bila Moms melihat da sesuatu yang tidak biasa saat bayi muntah, Moms bisa mulai khawatir.
Muntah yang sering dan terus-menerus disertai dengan gejala lain atau penambahan berat badan yang buruk, dapat menjadi indikasi bahwa bayi menderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Menurut Mayo Clinic refluks bayi terjadi ketika makanan dari perut kembali naik dan menyebabkan bayi muntah.
Gejala GERD biasanya pertama kali muncul antara minggu 2 dan 4 yang cenderung memuncak pada usia 4 bulan dan mulai mereda sekitar usia 7 bulan, ketika bayi mulai duduk tegak dan makan makanan padat.
Gejala GERD yang umum seperti; sering muntah, iritasi pada kerongkongan, suara berdeguk, sesak atau mengi saat menyusui, air liur berlebihan, menangis tiba-tiba dan tidak dapat dihibur, lebih rewel, melengkungkan punggung saat makan, pola makan tidak menentu pertambahan berat badan yang lambat, dan pola tidur yang buruk.
Baca Juga: Benarkah GERD Bisa Menyebabkan Bau Mulut? Begini Penjelasan Lengkapnya
Foto: Apakah Bayi Hanya Muntah atau GERD Cari Tahu Perbedaannya di Sini
Foto: Orami Photo Stock
Jika memungkinkan, susui bayi yang sedang mengalami GERD dengan ASI. GERD biasanya terjadi jauh lebih ringan pada bayi yang disusui karena ASI lebih mudah dan cepat dicerna daripada susu formula.
Tetapi jika Moms tidak dapat memberikan ASI, beberapa cara ini dapat dilakukan untuk meringankan gejala GERD pada bayi.
Baca Juga: Moms Sudah Tahu Beda Maag dan GERD?
Foto: Apakah Bayi Hanya Muntah atau GERD Cari Tahu Perbedaannya di Sini
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun muntah adalah hal yang normal, namun ada beberapa alasan mengapa bayi muntah.
Salah satunya karena perut bayi masih berkembang, termasuk otot sfingter esofagus yang menjaga ASI agar tidak keluar. Selain itu, bayi juga memiliki kerongkongan yang pendek.
"Oleh karena itu, saat banyak ASI yang masuk bisa meluap atau kadang-kadang 'tumpah' keluar melalui mulut," kata ahli gastroenterologi anak Eric Hassall dalam The Journal of Pediatrics.
Ada orang tua yang memilih memberikan obat untuk mengobati GERD pada bayi. Namun menurut Eric, obat penekan asam seperti ranitidin, dan obat penghambat pompa proton yang lebih kuat dan sangat efektif untuk refluks asam pada anak-anak yang lebih tua dan remaja hampir tidak pernah digunakan untuk bayi, kecuali dalam keadaan yang sangat spesifik, seperti dilansir dalam sebuah artikel pada 2012.
Dia berpikir bahwa GERD dan refluks asam pada bayi didiagnosis secara berlebihan hanya karena sebagian besar bayi yang baru lahir sering menangis, tidak dapat menenangkan dirinya sendiri, dan terus menangis.
"Banyak dokter biasanya menyarankan obat karena melihat orang tua yang khawatir berlebih. Orang tua dan dokter sering mengasosiasikan regurgitasi dan menangis sebagai sebab dan akibat, bahkan ketika mereka tidak boleh dihubungkan,” jelasnya.
Jika kondisi GERD pada bayi terus memburuk, segera hubungi dokter. Namun bila masih bisa ditangani, perawatan bayi di rumah juga tidak masalah.
Baca Juga: Ini Perbedaan GER dan GERD pada Anak