05 Agustus 2022

Hematochezia, Kondisi Munculnya Darah Segar pada Feses

Hematochezia bisa disebabkan oleh kanker usus besar
Hematochezia, Kondisi Munculnya Darah Segar pada Feses

Hematochezia merupakan kondisi munculnya darah segar di dalam feses atau tinja. Umumnya penyakit ini terjadi karena adanya pendarahan di usus besar atau karena kanker usus.

Penyakit ini dijelaskan juga oleh dr. Wirawan Hambali, Sp.PD, FINASIM Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah. "Hematochezia berasal dari bahasa Yunani, yakni 'Haima' yang berarti darah dan 'Chezia' yang berarti buang air besar, sehingga hematochezia dapat diartikan sebagai keberadaan darah di feses," jelasnya.

Namun kondisi ini harus dibedakan dengan melena atau buang air besar kehitaman. Sebab keduanya merupakan jenis penyakit yang berbeda.

"Istilah ini harus dibedakan dengan hematemesis (muntah darah) dan melena (buang air besar kehitaman), yang menandakan adanya perdarahan di saluran cerna bagian atas," tambah dr. Wirawan Hambali.

Jadi, hematochezia adalah kondisi dimana feses yang keluar adalah darah segar, sementara melena adalah buang air besar berdarah namun feses berwarna hitam.

"Melena berasal dari bahasa Yunani ‘Melaena’ yang berarti hitam. Keberadaan asam di lambung, akan mengubah warna darah yang muncul akibat perdarahan saluran cerna bagian atas, menjadi berwarna hitam. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah (mulai dari sebagian usus 12 jari ke bawah),  akan menimbulkan gejala BAB berwarna kemerahan," kata dr. Wirawan Hambali.

Kondisi ini bukan sesuatu yang harus dicemaskan, Moms. Namun, perlu diobati untuk mengurangi komplikasi yang mungkin terjadi. Seperti anemia, syok, hingga kematian akibat tidak ditangani. Jadi, jangan disepelekan, ya Moms!

Nah, agar Moms lebih paham, yuk simak selengkapnya di sini.

Baca Juga: Rekomendasi Buah untuk BAB Berdarah, Yuk Konsumsi Moms!

Penyebab Hematochezia

hematochezia
Foto: hematochezia (The Sun)

Foto ilustrasi di toilet (Sumber: Orami Photo Stocks)

Penyabab dari hematochezia adalah pendarahan hemorrhoid, namun hanya saja tidak semua penyebab hematochezia adalah perdarahan hemorrhoid atau wasir

Menurut dr. Wirawan Hambali, secara umum penyebab dari hematochezia di antaranya:

  • Perdarahan wasir atau hemorrhoid
  • Peradangan usus (akibat radiasi, infeksi, penyakit autoimun, dan lain sebagainya)
  • Divertikulitis atau radang pada divertikel usus (kantung abnormal usus)
  • Gangguan bentuk anatomi atau struktur pembuluh darah (angioectasia)
  • Kanker dan penyebab-penyebab lainnya.

Baca Juga: Kanker Usus Besar: Gejala, Pengobatan, hingga Cara Mencegahnya

Sementara, melansir dari Healthline, hematochezia memiliki penyebab lainnya, yakni:

  • Fisura anal, yaitu adanya robekan kecil di lapisan usus anus yang dapat menyebabkan pendarahan dan nyeri saat buang air besar.
  • Angiodisplasia, yaitu pembuluh darah yang membesar dan meluas di usus. Hal ini bisa mengakibatkan usus menjadi rapuh, pecah, dan berdarah.
  • Wasir, yaitu pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah di anus dan di bagian akhir usus besar atau rektum. Kondisi ini sangat umum terjadi pada siapa saja.
  • Sembelit, yaitu tinja keras sehingga penderitanya harus mengejan. Sembelit dan wasir merupakan 2 kondisi yang dapat menyebabkan pendarahan.
  • Polip dubur, yaitu pertumbuhan jaringan yang dapat muncul di banyak tempat di seluruh tubuh. Jika terjadi di usus, maka tentunya mengakibatkan pendarahan. Polip bukan kanker, namun bisa berisiko kanker.
  • Bisul, kondisi ini bisa memburuk jika terjadi di saluran cerna dan berisiko hematochezia.
  • Kanker dubur atau kanker usus besar, terjadi ketika tumor terbentuk. Untuk membentuk tumor, membutuhkan pembuluh darah. Pembuluh darah di usus besar pun rapuh dan bisa robek kapan saja dan menyebabkan pendarahan.
  • Penyakit radang usus, kondisi ini termasuk ke dalam kolitis ulserativa (UC) dan penyakit Crohn. Pendarahan ini pun bisa terjadi bersamaan dengan nyeri dubur dan diare.
  • Penyakit divertikular, yaitu kantong kecil atau tonjolan kecil di usus besar di mana seiring waktu pembuluh darah bisa terkikis dan pecah hingga berdarah.
  • Infeksi, bisa dalam bentuk infeksi usus atau infeksi lainnya yang disebabkan oleh bakteri seperti bakerti salmonella yang dapat berisiko pendarahan.
  • Kondisi pendarahan, beberapa penyakit bisa memengaruhi pendarahan atau kondisi yang memengaruhi kemampuan darah untuk menggumpal. Termasuk kekurangan vitamin K, hemofilia, dan jumlah trombosit yang rendah, juga disebut trombositopenia.
  • Kerusakan pada saluran gastrointestinal bagian atas, masalah di perut hingga kerongkongan bisa menyebabkan pendarahan di rektum. Pendarahan yang terjadi di saluran pencernaan bagian atas bisa menimbulkan gejala seperti tinja berwarna hitam.

Baca Juga: Moms, Waspada 17 Makanan Penyebab Sembelit

Gejala dan Tanda Hematochezia

hematochezia
Foto: hematochezia

Foto hematochezia (Sumber: app.healthand.com)

Gejala hematochezia sendiri paling mudah dikenali, yaitu adanya darah dalam tinja yang berwarna merah darah segar.

"Selain adanya darah dalam feses, gejala hematochezia adalah sakit perut, demam, diare, perubahan pola BAB, dan penurunan berat badan," ungkap dr. Wirawan Hambali.

Lalu, mengingat kondisi ini mirip dengan BAB berdarah lainnya, maka Moms perlu membedakan jenis feses dengan memerhatikan warna darah dan warna tinja, sebab perbedaan ini tentunya menunjukkan kondisi yang juga berbeda.

  • Darah berwarna merah cerah, menunjukkan adanya pendarahan di suatu tempat di area saluran pencernaan bagian bawah, seperti usus besar atau rektum.
  • Darah berwarna merah tua atau seperti warna minuman anggur, dapat mengindikasikan pendarahan di usus kecil atau bagian awal usus besar.
  • Tinja berwarna hitam dan lembek, dapat mengindikasi pendarahan di area perut atau bagian atas usus kecil.

Baca Juga: Mengenal Melena, Penyebab Tinja Menghitam dan Cara Mengatasinya

Kapan Harus Memeriksakan Diri?

pemeriksaan dokter
Foto: pemeriksaan dokter (justmommies.com)

Foto ilustrasi pemeriksaan dokter (Sumber: Orami Photo Stocks)

Menurut dr. Wirawan Hambali dalam kondisi-kondisi tertentu, pada pasien dianjurkan untuk melakukan kolonoskopi atau endoskopi saluran cerna bagian bawah, ketika:

  • Perdarahan saluran cerna yang berat dan atau berulang
  • Terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun
  • Terdapat riwayat kanker di keluarga
  • Perdarahan saluran cerna, disertai dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Nyeri perut hebat
  • Perubahan konsistensi kotoran (menjadi keras atau menjadi diare)
  • Perubahan frekuensi buang air besar (menjadi jarang atau menjadi sering).

Nah, itu dia Moms informasi seputar hematochezia yang merupakan pendarahan di dalam feses atau tinja.

Sebagai tambahan informasi, menurut artikel jurnal Rectal Bleeding in Infancy, kondisi ini juga berisiko menyerang bayi.

Namun umumnya ini merupakan kondisi yang ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun jika kondisi ini berulang, sebaiknya kunjungi dokter, ya Moms.

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16585287/#:~:text=Conclusions%3A%20Rectal%20bleeding%20in%20infants,of%20the%20condition%20remains%20unknown.
  • https://www.healthline.com/health/rectal-bleeding
  • https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/14612-rectal-bleeding#:~:text=Rectal%20bleeding%20is%20a%20symptom,bowl%20or%20in%20your%20stool.
  • https://www.emedicinehealth.com/rectal_bleeding/article_em.htm
  • https://www.mayoclinic.org/symptoms/rectal-bleeding/basics/definition/sym-20050740

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb