27 Februari 2024

Delusional: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Delusional termasuk gangguan kesehatan mental yang serius
Delusional: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Diagnosis Gangguan Delusi

Melansir WebMD, apabila Moms memiliki gejala gangguan delusi, dokter kemungkinan akan memeriksa riwayat kesehatan lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik.

Meskipun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis gangguan delusi secara khusus, dokter mungkin akan menggunakan tes diagnostik, seperti studi pencitraan atau tes darah, untuk menyingkirkan penyakit fisik sebagai penyebab gejala.

Dalam hal ini, penyakit yang dimaksud, meliputi:

Namun, jika dokter tidak menemukan alasan penyakit fisik yang menyebabkan delusi, mereka mungkin akan merujuk Moms ke psikiater atau psikolog, profesional perawatan kesehatan yang terlatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental.

Nantinya, psikiater atau psikolog akan menggunakan alat wawancara dan penilaian untuk mengevaluasi jenis gangguan psikotik apakah yang Moms alami.

Diagnosis gangguan delusi dibuat jika:

  • Moms memiliki satu atau lebih jenis delusi yang berlangsung selama sebulan atau lebih.
  • Moms tidak pernah didiagnosis menderita skizofrenia atau halusinasi.
  • Terlepas dari delusi dan efeknya, kehidupan atau perilaku Moms tidak terlalu terpengaruh.
  • Berlangsungnya episode manik atau depresi berat, dan jika terjadi, hal ini berlangsung singkat.
  • Tidak ada gangguan mental, pengobatan, atau kondisi medis lain yang mendasari.

Baca Juga: Mengenal Play Therapy, Terapi Bermain untuk Mengatasi Masalah Psikologis Anak

Pengobatan Delusional

Konsultasi Psikolog
Foto: Konsultasi Psikolog (Careersinpsychology.org)

Gangguan delusi sulit untuk diobati karena biasanya, sang penderita kurang memahami penyakitnya.

Artinya, mereka tidak mengira bahwa mereka sakit sehingga mereka jarang mencari bantuan atau menginginkan pengobatan.

Namun, ada cara efektif untuk mengatasi gangguan mental ini, berikut ini seperti mengutip dari PsychCentral.

1. Psikoterapi

Ada penelitian terbatas tentang psikoterapi untuk gangguan delusi.

Selain itu, karena individu benar-benar memercayai delusi mereka, sulit untuk melibatkan mereka dalam psikoterapi.

Berbagai sumber telah menyoroti tantangan dalam membangun aliansi terapeutik antara klien dan dokter.

Dengan kata lain, pasien dengan gangguan delusi sering kali tidak mempercayai terapis, jadi sulit untuk membangun hubungan yang positif dan aman dengan mereka.

Namun, psikoterapi bermanfaat untuk mengobati gangguan delusi.

Dalam hal ini, terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) tampaknya merupakan intervensi yang paling banyak dipelajari dan dilakukan.

CBT untuk psikosis (CBTp) adalah terapi kolaboratif berbasis bukti untuk skizofrenia, yang mengobati delusi.

Terapi ini juga dapat berfokus pada gejala dan masalah lain yang mengganggu kehidupan penderita delusional.

Misalnya, tingkat insomnia yang tinggi ditemukan pada individu dengan delusi penganiayaan, dan penelitian telah menemukan bahwa CBT cukup efektif untuk mengatasi insomnia.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Retardasi Mental pada Anak

2. Pengobatan

Bukti tentang pengobatan yang efektif untuk gangguan delusi masih langka.

Namun, pengobatan farmakologis lini pertama, seperti pengobatan antipsikotik dipercaya dapat digunakan untuk mengatasi pasien delusional.

Misalnya, penderita jenis delusi somatik tampaknya berpotensi lebih responsif terhadap terapi antipsikotik daripada jenis delusi lainnya.

Antidepresan, seperti SSRI dan clomipramine, juga telah berhasil digunakan untuk pengobatan gangguan delusi tipe somatik.

Sangat umum bagi pasien dengan gangguan delusi untuk minum lebih dari satu obat.

Biasanya, merekan akan menggunakan obat antipsikotik bersama dengan antidepresan.

Dalam hal ini, antidepresan diresepkan untuk mengobati depresi atau kecemasan yang bisa saja menyebabkan delusi semakin parah.

Baca Juga: Obat Antidepresan: Manfaat, Jenis, Dosis, dan Efek Samping

Selain mendorong pasien dengan gangguan delusi untuk mencari bantuan, orang-orang terdekat pasien, seperti keluarga, saudara, atau teman diharapkan dapat memberikan dukungan agar tujuan pengobatan tercapai.

Hal ini karena pasien yang merasa tertekan atau berulang kali dikritik oleh orang lain kemungkinan besar akan mengalami stres, yang dapat memperburuk gejala delusional.

Cara tersebut juga berlaku bila Moms sendiri yang mengalaminya, cobalah untuk mencari dukungan dengan bergabung dalam komunitas atau kelompok serupa sehingga motivasi pengobatan akan tetap ada.

Itulah gejala delusi, penyebab, dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat bagi Moms, ya.

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9599-delusional-disorder
  • https://www.health.harvard.edu/a_to_z/delusional-disorder-a-to-z
  • https://www.psychologytoday.com/us/conditions/delusional-disorder
  • https://psychcentral.com/disorders/delusional-disorder-symptoms/delusional-disorder-treatment#Strategies-for-Loved-Ones

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb