
Moms, kalau mendengar tentang OCD (obsessive-compulsive disorder), pasti yang terlintas dalam pikiran adalah orang yang menggilai kebersihan?
Misalkan, sering sekali mencuci tangan dan memastikan seluruh ruangan selalu dalam keadaan bersih serta rapi.
Sebenarnya tidak salah kok, Moms. Tapi, lebih jauh dari itu, gejala OCD tidak hanya sebatas pada penggila kebersihan.
National Institute of Mental Health mengungkap pengertian OCD atau gangguan obsesif-kompulsif secara umum, yaitu gangguan mental kronis ketika seseorang memiliki pikiran yang tidak terkendali dan berulang.
Seseorang dengan OCD terdorong untuk melakukan suatu hal sampai berulang kali dan mereka akan merasa cemas jika tidak melakukannya.
Baca Juga: Apakah Anak yang Menderita OCD Bisa Sembuh Saat Dewasa?
“OCD termasuk dalam gangguan kecemasan. Pengidap OCD akan mengambil tindakan berdasarkan hal-hal yang mereka lihat sebagai ancaman. Mereka mungkin merasa lega setelah melakukannya, namun hal tersebut hanya sementara,” ungkap Dr. Mark Reinecke, kepala psikologi di Northwestern Memorial Hospital.
Dilansir dari WebMD, gejala OCD biasanya tidak muncul sekaligus. Penyebabnya juga bisa dipastikan.
Namun, beberapa faktor pemicu adalah suatu kejadian yang traumatis, krisis pribadi, pelecehan, alami depresi atau kecemasan.
Gejala dari OCD termasuk obsesi, kompulsi, atau bisa saja keduanya. Berikut ini gejala OCD yang perlu Moms pahami.
Foto: Gejala OCD Tak Hanya Sebatas pada Penggila Kebersihan-1.jpg
Foto: womensmentalhealth.org
National Health Service UK mengungkapkan, saat mengalami OCD maka seseorang cenderung punya pikiran yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan.
Hal tersebut sampai mengganggu pikiran hingga hubungan dengan orang lain. Gejala yang terjadi, seperti:
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi OCD, Jangan Diremehkan Ya!
Foto: Gejala OCD Tak Hanya Sebatas pada Penggila Kebersihan-2.jpeg
Foto: promisesbehavioralhealth.com
Dilansir dari Mayo Clinic, gejala kompulsi adalah perilaku berulang yang membuat Moms merasa terdorong untuk melakukannya.
Perilaku berulang ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang terkait dengan obsesi atau mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Gejala kompulsi ini sering kali berlebihan dan tidak realistis.
Gejala kompulsi yang bisa terjadi, yaitu:
Selain dari gejala-gejala di atas, pengidap OCD juga dapat dilihat secara emosional. Mereka akan menghabiskan waktu untuk memikirkan pikiran obsesi atau kompulsi.
Hal tersebut sampai mengganggu produktivitas sehari-hari, menurut Jason S. Moser, profesor psikologi di Michigan State University.
“OCD menyebabkan konflik dalam diri individu, serta mengganggu segala pemikiran yang ada dalam diri mereka. Hal ini berlangsung dalam periode yang lama. Jadi, hal ini berbeda dengan keinginan alami untuk membersihkan rumah atau sesekali terburu-buru saat mengunci pintu, ya,” ujar John Mayer, psikolog klinis dan penulis Family Fit: Find Your Balance in Life.
Baca Juga: 5 Ciri Anak Mengidap OCD, Perhatikan Moms!
Itulah penjelasan tentang gejala OCD yang bisa dialami oleh siapa saja. Sebaiknya Moms juga memerhatikan kesehatan mental agar tidak mengganggu kualitas hidup, ya.