06 Mei 2024

Kanker Limfoma: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kanker ini dapat diidentifikasi mulai dari stadium 1
Kanker Limfoma: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Penyakit kanker memiliki banyak jenis, salah satunya limfoma.

Moms pasti sudah tidak asing lagi dengan kanker, merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian.

Jauh dari apa yang Moms bayangkan, ternyata ada beberapa jenis kanker yang jarang diketahui dan dibahas padahal sangat mematikan, salah satunya kanker limfoma.

Yuk kita ketahui lebih lanjut mengenai kanker limfoma!

Baca Juga: 15 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan, Catat!

Apa Itu Limfoma?

Limfoma adalah kanker yang terjadi pada kelenjar getah bening (KGB).

Kelenjar getah bening adalah organ kecil yang menyerupai kadang di dalam tubuh.

Organ ini berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan sel darah yang membantu melawan penyakit dan infeksi.

Selain itu, kelenjar getah bening juga memiliki fungsi untuk membuang limbah sel dan cairan dari getah bening atau cairan limfatik, dan menyimpan limfosit (sel darah putih).

Karena kelenjar ini bagian dari sistem limfatik, sehingga kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh, termasuk leher, ketiak, perut, dan selangkangan.

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang tergolong langka.

Namun, penyakit ini merupakan jenis kanker darah yang paling sering terjadi, dibandingkan leukemia dan multiple myeloma.

Baca Juga: Waspada Dampak Pencemaran Udara yang Bisa Rusak Kesehatan dan Bumi Kita!

Penyebab Kanker Limfoma

Limfoma
Foto: Limfoma (Orami Photo Stock)

Penyebab limfoma belum diketahui secara pasti.

Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami limfoma, yaitu:

1. Penurunan Sistem Imun

Ketika sistem imun tubuh melemah, maka tubuh tidak mampu melawan infeksi dan penyakit.

Kondisi ini memudahkan Moms tertular virus dan bakteri infeksi, seperti limfoma.

Melansir American Association for Cancer Research, hal ini bisa disebabkan oleh sistem kekebalan yang lemah karena adanya human immunodeficiency virus (HIV), AIDS, atau konsumsi obat penekan sistem kekebalan setelah transplantasi organ.

2. Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.

Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan zat asing, seperti bakteri dan virus.

Orang dengan penyakit autoimun tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan penyakit celiac, memiliki risiko besar untuk mengalami limfoma.

Baca Juga: 9 OOTD Hijab Liburan ala Seleb Tanah Air, Bisa Dijadikan Inspirasi Moms

3. Usia

Limfoma paling sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun.

Namun, beberapa jenis lebih sering terjadi pada anak-anak dan bayi.

4. Infeksi

Orang yang pernah mengalami infeksi seperti leukemia attau virus limfotropik sel T manusia (HTLV-1), Heliobacter pylori, hepatitis C, atau virus Epstein-Barr (EBV) bersiko mengalami kanker limfoma.

5. Paparan Kimia dan Radiasi

Orang yang terpapar bahan kimia dalam pestisida, pupuk, dan herbisida juga berisiko lebih tinggi mengalami kanker ini.

Radiasi nuklir juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

6. Genetik

Memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami penyakit ini juga membuat kita berisiko besar mengalaminya.

Baca Juga: Daftar Kosakata Bahasa Korea Bagi Pemula, Sudah Tahu?

Gejala Kanker Limfoma

Leher Bengkak
Foto: Leher Bengkak (Criticalanalysisrn.com)

Gejala atau ciri kanker limfoma mirip dengan penyakit lain yang disebabkan oleh virus, seperti flu.

Hanya saja, gejala yang dialami akan berlanjut dalam waktu yang lebih lama.

Beberapa orang tidak akan mengalami gejala apapun.

Namun, adapula yang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, seperti di leher, selangkangan, perut, atau ketiak.

Pembengkakan terkadang tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi jika terus membesar dan menekan organ di sekitarnya Moms akan merasakan rasa sakit.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drama Korea Hwang In Yeop, True Beauty yang Paling Fenomenal!

Biasanya saat pembengkakan ini membesar, Moms akan merasakan nyeri di punggung.

Namun, tidak semua pembengkakan di kelenjar getah benih merupakan ciri dari tumbuhnya sel kanker.

Karena kelenjar getah bening juga bisa membengkak karena infeksi umum, seperti pilek.

Nyeri yang ditimbulkan mungkin juga terjadi karena infeksi.

Melansir Medical News Today berikut beberapa ciri kanker limfoma stadium 1 yang perlu Moms ketahui.

1. Nyeri dan Pembengkakan

Nyeri atau pembengkakan pada kelenjar getah bening merupakan gejala umum kanker limfoma, seperti limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin.

2. Demam tanpa Infeksi

Demam yang terjadi secara terus menerus tanpa adanya gejala infeksi lain, bisa menjadi salah satu ciri kanker limfoma stadium satu.

Gejala ini biasanya disertai dengan suhu tubuh yang terus meningkat.

Jika mengalami gejala seperti ini, sebaiknya Moms segera memeriksakan diri ke dokter.

3. Berkeringat pada Malam Hari

Berkeringan pada malam hari juga bisa menjadi salah satu ciri kanker limfoma stadium 1.

Gejala ini biasanya disertai dengan demam dan juga kedinginan atau menggigil.

Baca Juga: 5 Resep Miyeokguk, Sup Rumput Laut dari Negeri Ginseng

4. Berat Badan Menurun dan Kehilangan Nafsu Makan

Ciri kanker limfoma stadium 1 juga bisa ditandai dengan hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun.

5. Gatal yang Tidak Biasa

Kanker limfoma juga bisa ditandai dengan adanya gatal yang tidak biasa di beberapa bagian tubuh.

Gejala ini juga bisa bersamaan dengan gejala lainnya.

6. Merasa Lelah dan Kekurangan Energi

Salah satu fungsi kelenjar getah bening adalah memproduksi dan menyimpan sel darah yang membantu melawan penyakit dan infeksi.

Jika organ ini mengalami gangguan, Moms mungkin akan mudah lelah dan merasa kekurangan energi.

Kanker limfoma dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sistem limfatik.

Saat kanker ini menyebar ke jaringan lain, sistem ini tidak dapat bertahan melawan infeksi secara efektif.

Baca Juga: Mengenal Dispepsia, Penyakit yang Sering Disebut Sakit Maag

Kelenjar Getah Bening Membengkak

Sebuah penelitian di Iranian Journal of Medical Sciences, menunjukkan bahwa ada lebih dari 600 kelenjar getah bening yang ada di tubuh.

Fungsinya untuk menyimpan sel kekebalan tubuh dan menyaring kuman, sel mati dan rusak, serta hal-hal yang tidak dibutuhkan oleh tubuh Moms.

Kelenjar getah bening bisa mengalami pembengkakan.

Biasanya hal ini disebabkan oleh menumpuknya limbah atau zat yang merugikan untuk tubuh.

Pembengkakan ini juga bisa menjadi ciri kankerlimfoma stadium 1 atau terjadi infeksi karena bekerja terlalu keras.

Seringkali, pembengkakan kelenjar getah bening akan berada di organ sekitarnya.

Saat Moms mengalami radang tenggorokan, kelenjar getah bening di leher Moms bisa ikut membengkak.

Sementara, wanita yang menderita kanker payudara mungkin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak.

Saat kelenjar getah bening membangkak mungkin saja itu tanda bahwa ada masalah di tubuh Moms.

Sebaiknya, Moms segera memeriksakan diri ke dokter karena bisa jadi hal tersebut adalah ciri kanker limfoma stadium 1.


Tipe Kanker Limfoma atau Kanker Kelenjar Getah Bening

Tipe Kanker Limfoma
Foto: Tipe Kanker Limfoma (Orami Photo Stock)

Ada dua jenis utama kanker limfoma atau kelenjar getah bening, yakni limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

1. Kanker Limfoma non-Hodgkin

Limfoma non-Hodgkin, yang merupakan jenis yang paling umum, biasanya berkembang dari limfosit B dan T (sel) di kelenjar getah bening atau jaringan di seluruh tubuh.

Pertumbuhan tumor pada limfoma non-Hodgkin mungkin tidak mempengaruhi setiap kelenjar getah bening, seringkali melompati beberapa dan tumbuh pada yang lain.

Menurut National Cancer Institute (NCI), limfoma non-Hodgkin menyumbang 4,2% dari semua kanker di Amerika Serikat.

Ada sekitar 2,2% orang memiliki risiko terkena penyakit ini.

2. Kanker Limfoma Hodgkin

Limfoma Hodgkin adalah kanker sistem kekebalan tubuh.

Dokter dapat mengidentifikasinya dengan adanya sel Reed-Sternberg, yang merupakan limfosit B besar yang tidak normal.

Pada orang dengan limfoma Hodgkin, kanker biasanya berpindah dari satu kelenjar getah bening ke kelenjar yang berdekatan dengannya.

NCI memperkirakan bahwa limfoma Hodgkin menyumbang 0,5% dari semua kanker dan ada sekitar 0,2% orang di A.S. didiagnosis penyakit ini setiap tahunnya.

Baca Juga: Mengenal Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikan di Dalamnya

Cara Mendiagnosa Kanker Limfoma

Untuk memeriksa adanya kanker di kelenjar getah bening, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan termasuk apakah ada keluarga yang pernah mengalami kondisi yang sama.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan perut, dagu, leher, selangkangan dan ketiak atau dimana terjadinya pembengkakan.

Selain itu, dokter akan mencari tanda-tanda infeksi di dekat kelenjar getah bening.

Karena hal tersebut mungkin menjadi penyebab utama terjadinya pembengkakan di kelenjar getah bening.

Baca Juga: Cita Citata dan 7 Artis yang Pernah Digosipkan Meninggal Dunia, Cuma Hoax!

Cara Mengatasi Kanker Limfoma

Cara Mengatasi Kanker Limfoma
Foto: Cara Mengatasi Kanker Limfoma (Orami Photo Stock)

Perawatan untuk kanker di kelenjar getah bening bergantung pada berbagai faktor, termasuk ukuran dan lokasi tumbuhnya bejolan atau tumor, serta apakah kanker telah bermetastasis (menyebar) ke area lain di tubuh.

Sementara pembengkakan di kelenjar getah bening yang tidak membesar atau tidak mengeluarkan gejala apapun, mungkin tidak diperlukan pengobatan.

Namun, jika kanker limfoma sudah masuk stadium 1 dokter akan memberikan pengobatan berikut ini.

1. Terapi Biologis

Pengobatan ini adalah perawatan obat yang merangsang sistem kekebalan untuk menyerang kanker.

Obat mencapai ini dengan memasukkan mikroorganisme hidup ke dalam tubuh.

2. Terapi Antibodi

Metode pengobatan ini akan dilakukan oleh profesional di bidang medis memasukkan antibodi sintetis ke dalam aliran darah.

Pengobatan ini dapat membunuh racum yang menyebabkan racun kanker.

Baca Juga: 5 Resep Sandung Lamur, Enak Diolah Jadi Aneka Menu!

3. Kemoterapi

Perawatan ini dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan beberapa obat secara agresif.

4. Radioimunoterapi

Pengobatan ini dilakukan dengan cara memberikan dosis radioaktif berkekuatan tinggi langsung ke sel B kanker dan sel T untuk menghancurkannya.

5. Terapi Radiasi

Dokter juga dapat merekomendasikan jenis terapi ini untuk menargetkan dan menghancurkan area kecil kanker.

Terapi radiasi menggunakan dosis radiasi terkonsentrasi untuk membunuh sel kanker.

6. Transplantasi Sel Induk

Cara ini dapat membantu memulihkan sumsum tulang yang rusak setelah kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi.

7. Steroid

Dokter juga mungkin akan melakukan pengobatan dengan menyuntikkan steroid untuk mengobati limfoma.

8. Operasi

Operasi pengangkatan limpa atau organ lain setelah kanker menyebar.

Namun, spesialis kanker, atau ahli onkologi, akan lebih sering meminta pembedahan untuk mendapatkan biopsi.

Baca Juga: 6 Manfaat Rumput Vetiver untuk Kesehatan dan Kecantikan

Moms, tidak semua penderita limfoma membutuhkan penanganan medis secepatnya.

Jika kanker yang diderita termasuk jenis yang lambat berkembang dan tidak menimbulkan gejala, dokter dapat menyarankan untuk menunggu dan melihat perkembangannya terlebih dahulu.

Namun, jika semakin hari bertambah parah jangan ragu untuk periksa ya Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC3993046/
  • https://cebp.aacrjournals.org/content/16/3/405
  • https://seer.cancer.gov/statfacts/html/nhl.html
  • https://www.healthline.com/health/lymphoma
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lymphoma/symptoms-causes/syc-20352638
  • https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/lymphoma-cancer

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb