26 Januari 2023

Kenali Penyakit Autoimun: Jenis, Penyebab, dan Cara Atasinya

Sistem kekebalan memiliki peran penting dalam tubuh
Kenali Penyakit Autoimun: Jenis, Penyebab, dan Cara Atasinya

Moms pernah dengar soal autoimun? Seperti apa jenis dan penyebabnya? Ini beberapa penjelasannya yang perlu diketahui.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem pertahanan alami tubuh tidak dapat membedakan sel-sel tubuh sendiri dengan sel asing, menyebabkan tubuh secara keliru menyerang sel-sel normal.

Sel B, sel T, sitokin, dan kinase telah diidentifikasi memainkan peran penting dalam penyakit autoimun.

Sel-B, sejenis sel darah putih, merupakan salah satu komponen utama sistem pertahanan kekebalan tubuh yang dapat melawan infeksi dan benda asing.

Bagi orang dengan sistem kekebalan normal, sel-B membantu mendeteksi antigen asing dan menghasilkan antibodi untuk memblokirnya dan menjadikannya tidak berbahaya.

Sel-T adalah jenis sel darah putih lain yang menyerang penyerang di dalam tubuh.

Sayangnya, terkadang sistem pertahanan ini rusak dan alih-alih melawan antigen asing, tubuh malah mengirimkan serangkaian reaksi kekebalan terhadap jaringannya sendiri.

Respon imun yang terlalu aktif ini dapat menyebabkan penyakit ini.

Baca Juga: 6 Sayuran yang Bisa Mencegah Penyakit Autoimun, Bisa Jadi Pilihan!

Penyebab Penyakit Autoimun

Penyakit Autoimun
Foto: Penyakit Autoimun (jessicagimeno.com)

Penyebab pasti dari gangguan autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, penyebab umum meliputi.

1. Jenis Kelamin

Melansir American Autoimmune Related Diseases Association, Inc, di Amerika Serikat 75 persen yang terkena penyakit autoimun adalah wanita yang masih dalam masa subur.

Beberapa jenis penyakit ini menyerang wanita, seperti rheumatoid arthritis (RA) yang dapat menyerang wanita 3 kali lebih banyak daripada pria.

Selain itu, 90 persen wanita berisiko terkena jenis penyakit lupus sistemik erythematosus (SLE) atau lupus.

Faktor menopause dan kehamilan juga telah terbukti berdampak pada penyakit ini.

Banyaknya kasus di atas yang terjadi, para penelitian telah mendukung hipotesis bahwa hormon dapat menyebabkan autoimun.

2. Genetika

Faktor keturunan dapat menimbulkan penyakit autoimun.

Jika Moms memiliki kecenderungan genetik atau keturunan yang menderita penyakit ini, maka Moms memiliki risiko lebih besar terkena juga.

Memahami peran genetik dapat membantu Moms memprediksi dan mencegah perkembangan penyakit autoimun.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dan gaya hidup mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan dan perkembangan penyakit autoimun.

Melansir National Institute of Environmental Health Sciences: Autoimmune Diseases, seseorang yang tinggal di lingkungan perkotaan lebih rentan terkena penyakit ini.

Hal ini karena adanya paparan dari polutan, seperti asap rokok, polusi udara, dan bahan kimia yang biasa ada di kota dapat menyebabkan radang paru-paru sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh,

4. Infeksi

Infeksi merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri atau virus.

Beberapa infeksi dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi rentan terkena penyakit autoimun.

Baca Juga: Pentingkah Minum Multivitamin untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh?

Jenis Penyakit Autoimun yang Umum

Penyakit Diabetes
Foto: Penyakit Diabetes (Freepik.com)

Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang berbeda.

Namun, berikut adalah 7 jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Diabetes Tipe 1

Pankreas menghasilkan hormon insulin yang membantu mengatur kadar gula darah.

Pada penyakit diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.

Hasil gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

2. Rheumatoid Arthritis (RA)

Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan peradangan, rasa panas, nyeri, dan kekakuan pada persendian.

Tidak seperti osteoartritis yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat muncul di umur 30-an atau lebih cepat.

3. Lupus Erythematosus Sistemik (SLE)

Lupus erythematosus sistemik adalah jenis penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan sistemik, atau menyebar luas.

Penyakit ini dapat menyerang kulit, persendian, dan pembuluh darah, serta berbagai sistem organ lainnya.

Tidak ada obat untuk lupus, tetapi obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikannya.

SLE lebih banyak diderita wanita daripada pria. Wanita juga mungkin mengalami gejala yang lebih parah selama kehamilan dan saat periode menstruasi.

Kedua pengamatan ini telah membuat beberapa profesional medis percaya bahwa hormon estrogen wanita mungkin berperan dalam menyebabkan SLE.

4. Penyakit Celiac

Orang dengan penyakit celiac tidak dapat makan makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya.

Gluten adalah protein yang membuat adonan elastis dan memberi roti tekstur kenyal.

Ketika gluten berada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan.

Seiring waktu, reaksi ini merusak lapisan usus kecil dan membuatnya tidak dapat menyerap sejumlah nutrisi (malabsorpsi).

Kerusakan usus kecil bisa menyebabkan diare, kelelahan, penurunan berat badan, kembung dan anemia. Untuk kasus yang lebih parah bisa menyebabkan komplikasi serius.

5. Psoriasis

Psoriasis adalah jenis penyakit autoimun yang menyebabkan bercak-bercak berwarna merah, bersisik muncul di kulit.

Orang yang mengidap penyakit ini memiliki kondisi kulit dengan pertumbuhan siklus hidup sel-sel kulit yang sangat cepat.

Menurut Mayo Clinic, psoriasis menyebabkan sel-sel menumpuk di permukaan kulit sehingga membentuk sisik dan bercak merah yang gatal dan kadang menyakitkan.

Psoriasis adalah penyakit kronis yang sering datang dan pergi. Tujuan utama perawatan adalah menghentikan sel-sel kulit agar tidak tumbuh begitu cepat.

Tidak ada obat untuk psoriasis, tetapi kita bisa mengatasi gejalanya dengan berhenti merokok, meminimalisir stres, dan rutin menggunakan pelembap kulit.

Baca Juga: Selebgram Olivia Lazuardy Mengidap Penyakit Autoimun Psoriasis, Ketahui 5 Faktanya

6. Vaskulitis

Pada jenis penyakit autoimun vaskulitis, sistem kekebalan menyerang dan merusak pembuluh darah.

Vaskulitis dapat mempengaruhi organ apa pun, sehingga gejalanya sangat bervariasi dan dapat terjadi hampir di semua bagian tubuh.

Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh, biasanya dengan prednison atau kortikosteroid.

7. Penyakit Radang Usus (IBD)

Sistem kekebalan menyerang lapisan usus, menyebabkan diare, pendarahan dubur, pergerakan usus yang mendesak, sakit perut, demam, dan penurunan berat badan pada jenis penyakit yang satu ini.

Baca Juga: Moms, 6 Nutrisi Ini Menguatkan Kekebalan Tubuh Balita

Cara Mengatasi Autoimun

Cara Mengatasi Autoimun (Orami Photo Stock)
Foto: Cara Mengatasi Autoimun (Orami Photo Stock) (https://amp.nine.com.au/article/34005bfe-faa8-45ef-a58f-8310df1f769b)

Gangguan autoimun pada umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi kondisinya dapat dikontrol dalam banyak kasus.

Perawatan umum yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini dan memulihkan keseimbangan sistem kekebalan,

1. Mengatasi Masalah Usus

Usus adalah pintu gerbang kesehatan manusia. Usus dapat menampung 80 persen sistem kekebalan sehingga usus yang tidak sehat hampir tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.

Faktanya, usus bocor merupakan salah satu penyebab autoimun.

Hal ini membuat makanan yang tidak tercerna dengan baik, mikroba dan racun akan lebih banyak keluar dari usus lalu memasuki aliran darah.

Kondisi itulah yang bisa memicu atau memperburuk penyakit ini.

2. Optimalkan Diet Makanan

Makanan yang dikonsumsi memainkan peran utama dalam dua komponen utama penyakit autoimun, yaitu kesehatan usus dan peradangan.

Sayangnya, banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan yang dianggap sehat dapat menyebabkan penyakit ini.

Makanan diet, seperti susu, biji-bijian, kacang polong, telur, jagung dan kedelai dapat menyebabkan kebocoran usus dan peradangan.

Padahal, penderita autoimun seharusnya menghindari makanan yang menyebabkan masalah usus.

3. Kurangi Bahan Kimia

Bukan rahasia lagi bahwa kita dapat terpapar bahan kimia beracun setiap hari.

Bahan kimia tersebut berasal dari, polusi di udara, kontaminan dalam air, dan pestisida dalam makanan. Kondisi ini dapat memperburuk penyakit autoimun.

Oleh karena itu, penderita autoimun harus mengurangi atau menghindari paparan zat beracun, seperti konsumsi makanan organik, meminimalkan penggunaan plastik, menggunakan masker dan menggunakan produk bebas racun.

Baca Juga: 9+ Manfaat Daun Gedi untuk Kesehatan, Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh!

4. Sembuhkan Infeksi

Faktor lain yang berperan terkena penyakit autoimun adalah infeksi.

Beberapa penelitian telah menghubungkan sejumlah infeksi virus dan bakteri dengan penyakit autoimun.

Mereka mengetahui persis bahwa infeksi termasuk penyebab penyakit ini.

Jika penderita autoimun mengalami infeksi bakteri, maka sebaiknya konsumsi antibiotik untuk menghilangkan infeksi.

Sebab, infeksi yang dibiarkan bisa memperburuk penyakit ini.

5. Hilangkan Stres

Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Faktanya, sistem kekebalan tubuh sering merespons stres kronis yang dapat memperburuk kondisi autoimun.

Moms dapat melakukan meditasi, olahraga, doa, seni, atau aktivitas lain yang menyenangkan.

Menghilangkan stres sangat membantu mengurangi peradangan dan memberi sistem kekebalan tubuh yang baik.

Itu dia Moms penjelasan tentang penyakit autoimun. Jika Moms mengalami penyakit ini, maka jangan lupa selalu periksa ke dokter ya Moms!

  • https://www.gene.com/stories/what-causes-autoimmune-diseases
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/psoriasis/symptoms-causes/syc-20355840
  • https://www.aarda.org/
  • https://www.niehs.nih.gov/health/topics/conditions/autoimmune/index.cfm
  • https://www.huffpost.com/entry/5-things-you-can-do-to-re_b_9515902

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb