Mengenal Pakaian Suku Asmat, Ini Jenis dan Penggunaannya
Moms pasti pernah mendengar tentang keberadaan suku Asmat. Namun, tahukah tentang keunikan pakaian suku Asmat?
Ya, suku Asmat, yang berasal dari Papua ini, dikenal dengan penduduknya yang pandai membuat ukir-ukiran kayu yang unik dan indah.
Suku Asmat juga menjadi suku terbesar dan yang paling terkenal di antara suku-suku lainnya di Papua.
Menurut buku berjudul Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya (2013) oleh Pram, populasi Suku Asmat dibagi menjadi dua, yaitu suku Asmat yang tinggal di pesisir pantai dan suku Asmat penghuni pedalaman.
Selain skill mengukir, pakaian suku Asmat juga dikenal unik dan penuh makna mendalam.
Nah, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pakaian suku Asmat wanita, keunikannya hingga nama-nama pakaian adatnya.
Yuk, simak penjelasan tentang keunikan dan nama-nama pakaian suku Asmat yang bermakna berikut ini, ya!
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenal
Keunikan Pakaian Suku Asmat
Papua tidak hanya dikenal dengan keunikan biota laut dan wisata alamnya, namun pariwisata budayanya juga tidak kalah unik dan beragam.
Salah satunya keunikannya yang perlu kita ketahui, yaitu pakaian Suku Asmat.
Diketahui, para pria suku Asmat mengenakan hiasan kepala, rompi, koteka dan hiasan kalung berupa gigi, tulang hewan, dan kerang.
Ada tiga cara memakai koteka dengan makna yang berbeda, yaitu:
Tegak Lurus
Koteka tegak lurus melambangkan bahwa si pemakai merupakan pria sejati dan masih perjaka.
Miring ke Kanan
Jika koteka yang dikenakan miring ke kanan, maka diartikan bahwa ia merupakan pria dengan status sosial tinggi yakni bangsawan.
Miring ke Kiri
Sedangkan koteka yang miring ke kiri melambangkan bahwa ia adalah pria golong menengah dan keturunan panglima perang.
Sedangkan para wanita suku Asmat memakai tutup kepala berhias bulu cendrawasih, pakaian berumbai, dan rok berumbai sekaligus aksesoris kalung.
Umumnya, pakaian suku Asmat mengandung nilai-nilai kehidupan seperti nilai kebersamaan, nilai kepemimpinan, kebanggaan, kebesaran, penutup aurat dan lainnya.
Maka dari itu, tak heran jika pakaian Suku Asmat menjadi salah sat hal yang terpenting dalam keseharian suku Asmat terutama suku-suku bangsa di wilayah ekologis pegunungan tengah.
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Jawa Tengah, Anggun dan Berkelas
Pakaian Suku Asmat Wanita
Melansir dari buku berjudul Mengenal Seni dan Budaya Indonesia karya R. Rizky dan T.Wibisono, dijelaskan bahwa pakaian adat wanita suku Asmat mengenakan topi atau tutup kepala yang dihiasi bulu burung cendrawasih, pakaian dan rok rumbai.
Berikut nama-nama pakaian suku Asmat:alung yang terbuat dari kerang, gigi binatang, hsingga hiasan kaki.
Umumnya, rok rumbai ini dikenakan oleh wanita suku Asmat yang mendiami pesisir pantai dan pedalaman pegunungan tengah.
Selain itu, sejumlah kelompok etnis lainnya juga mengenakan pakaian adat serupa ialah Sentani, Tobati, Enjros, Nafri, Biak Numfor, atau Yapen.
Rok rumbai tersebut dibuat dari daun sagu kering yang diambil dari hutan.
Selanjutnya, daun tersebut dipotong-potong lalu dijemur atau dikeringkan di bawah sinar matahari hingga berubah menjadi putih yang berarti daun sudah kering.
Kemudian, daun yang kering ini yang dijadikan sebagai bahan utama pembuatan rok rumbai. Daun sagu kering tersebut lantas dianyam membentuk rumbai.
Baca Juga: 10+ Jenis Pakaian Adat Aceh, Penuh dengan Filosofis
Caranya memakainya dengan melilitkannya ke pinggang lalu diikat dengan simpul.
Kini, seiring perkembangan zaman, rok rumbai ini tidak hanya dipakai oleh wanita namun juga pria di acara-acara adat tertentu.
Nama Pakaian Suku Asmat
Sebenarnya, suku Asmat memiliki bentuk pakaian adat yang hampir sama antara lelaki dan perempuan akni dengan model bagian bawah dan baju yang mirip.
Berikut nama-nama pakaian Suku Asmat, di antaranya:
- Rok rumbai dan cawat (pummi) sebagai penutup kemaluan laki-laki dan perempuan.
- Penahan (asemen) yang ada pada rok rumbai untuk mengaitkan ke pinggang dan terbuat dari rotan.
- Tutup kepala (kasuomer) terbuat dari anyaman daun sagu dan akar kayu yang diberi hiasan dari bulu burung cendrawasih atau kasuari.
- Kalung (tisen pe) terbuat dari biji pohon tisen yang dirangkai menjadi kalung.
- Gelang pangkal lengan (sof betan) terbuat dari biji pohon tisen yang dirangkai menjadi gelang untuk aksesoris.
- Pesuwe, yaitu pisau belati yang terbuat dari tulang burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.
- Tok adalah cawat atau rok rumbai yang terbuat dari anyaman daun sagu. Penggunaannya, pada bagian depan rok pummi ditarik ke belakang melalui celah paha sehingga mirip cawat.
- Kutang, yaitu bra yang terbuat dari daun sagu (peni atau samsur) yang digunakan untuk menutup bagian dada dan terbuat dari akar pandan (tali bow).
- Wasse mbi yakni riasan tubuh berupa corak dan gambar garis sejajar atau lurus. Rias tubuh ini lebih banyak dilakukan saat ada upacara adat tertentu. Komposisi warnanya meliputi merah, putih, hitam, dan hijau.
Baca Juga: 10 Fakta tentang Pakaian Adat Bali yang Unik dan Sarat akan Makna
Itulah keunikan hingga nama-nama pakaian suku Asmat.
Jika berkunjung ke Papua, jangan lupa untuk mampir ke sanggar budaya dan mencoba mengenakan pakaian suku Asmat sebagai bentuk pelestarian budaya.
- https://www.senibudayaku.com/2017/11/pakaian-adat-papua-lengkap.html
- https://rimbakita.com/suku-asmat/
- https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Asmat
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.