13 Ragam Pakaian Adat Aceh dan Ciri Khasnya, Penuh Makna!
Indonesia terdiri dari 34 provinsi dengan adat istiadat, bahasa dan asal usul yang berbeda. Salah satu bentuk budaya yang perlu dikenal adalah pakaian adat Aceh.
Seperti wilayah Indonesia lainnya, Aceh juga memiliki pakaian adat.
Pakaian adat di Indonesia umumnya memiliki filosofi atau cerita dibalik setiap potong jenis pakaian.
Salah satu ciri khas dari pakaian adat Aceh adalah penggunaan baju kurung bagi wanita dan kain songket. Sementara itu, untuk laki-laki menggunakan sarung.
Yuk, cari tahu tentang pakaian adat Aceh serta filosofisnya!
Baca Juga: 12 Ragam Pakaian Adat Yogyakarta yang Anggun Berwibawa
Pakaian Adat Aceh dan Keunikannya
Pakaian tradisoinal memiliki makna serta menggambarkan identitas, letak geografis, bahkan status sosial di daerah tertentu.
Biasanya digunakan pada hari-hari khusus, antara lain:
- Upacara adat
- Acara penyambutan
- Pertunjukkan adat tertentu
Lokasi yang dijuluki sebagai Serambi Mekah ini memiliki ragam pakaian adat yang penuh dengan makna dan keunikan.
Berikut adalah beragam jenis pakaian adat Aceh, baik untuk pria maupun wanita.
1. Baju Meukeusah
Baju Meukeusah adalah pakaian adat Aceh yang terbuat dari bahan tenun sutra yang biasanya memiliki warna dasar hitam, yang disebut Linto Baro.
Warna hitam dalam kepercayaan tradisional Aceh disebut sebagai simbol kebesaran.
Karenanya tidak jarang baju Meukeusah dianggap sebagai kebesaran adat Aceh.
Pada baju Meukeusah kita bisa menemukan sulaman benang emas yang mirip dengan kerah baju budaya Tionghoa.
Kerah dengan bentuk tersebut diduga merupakan hasil asimilasi budaya Aceh dengan budaya Cina yang dibawa para pedagang dan pelaut yang melewati Aceh kala itu.
2. Celana Sileuweu
Sama seperti pakaiannya, celana panjang yang dikenakan pada pakaian adat Aceh untuk pria juga berwarna hitam.
Namun celana atau dalam Bahasa Aceh disebut Sileuweu ini terbuat dari kain katun.
Banyak orang menyebutnya sebagai celana Cekak Musang.
Celana khas adat Melayu ini dilengkapi dengan penggunaan sarung dari bahan kain songket berbahan sutra.
Ini juga disebut sebagai Lamjaja Lamgugap, Ija krong, atau sangket yang diikat di pinggang dengan panjang lutut atau 10 cm di atas lutut.
Baca Juga: Unik! Inilah 4 Ragam Pakaian Adat Jambi yang Sarat dengan Sentuhan Melayu
3. Meukeutop
Pengaruh budaya Islam dalam adat Aceh juga dirasakan pada penutup kepala pelengkap pakaian adat Aceh. Kupiah ini bernama Meukeutop.
Meukeutop adalah penutup kepala berbentuk lonjong memanjang yang dilengkapi lilitan tangkulok.
Ini merupakan lilitan tenun sutra yang dihiasi dengan bahan emas atau kuningan berbentuk bintang. Kopiah khas Aceh ini memiliki bentuk lonjong ke atas.
Meukeutop terdiri dari 5 perpaduan warna yang masing-masing memiliki arti tersendiri, yaitu:
- Merah berarti kepahlawanan
- Kuning berarti kesultanan
- Hijau melambangkan agama Islam
- Hitam lambang ketegasan
- Putih melambangkan kesucian
4. Rencong
Tak lengkap jika pakaian adat tidak dipadankan dengan senjata tradisional.
Sama seperti kebanyakan pakaian adat dari provinsi lain, pakaian adat Aceh juga dilengkapi dengan senjata tradisional sebagai pelengkap.
Senjata tradisional Aceh atau Rencong ini umumnya diselipkan pada lipatan sarung di bagian pinggang dengan gagang atau kepala menjulur keluar.
Rencong adalah senjata khas Suku Aceh. Ini merupakan simbol identitas diri, keberanian, dan ketangguhan Suku Aceh.
Baca Juga: 8 Ragam Pakaian Adat Riau dan Keunikannya, Elegan dan Bersahaja
5. Dara Baro
Daro Baro merupakan sebutan untuk pakaian adat Aceh untuk pengantin wanita.
Atasan wanita ini berlengan panjang dan menyerupai baju kurung.
Kemeja ini memiliki kerah dan motif sulaman benang emas yang khas seperti pakaian Cina.
Sedangkan untuk bentuknya, gaun yang agak panjang hingga pinggul menutupi seluruh lekuk tubuh dan aurat pemakainya.
Dari bentuk dan motifnya, terlihat bahwa kemeja ini merupakan hasil perpaduan budaya Melayu, Arab, dan Tionghoa.
Jika pakaian adat pria cenderung gelap, pada wanita warna yang dipilih biasanya cerah seperti merah, kuning, ungu ataupun hijau.
6. Cekak Musang Wanita
Nah, pakaian adat Aceh wanita tadi dipadankan dengan bawahan yang disebut Cekak Musang.
Umumnya, celana panjang yang dikenakan pada baju adat Aceh untuk pria dan wanita pada umumnya sama.
Cekak Musang ini dilengkapi dengan gulungan sarung di sepanjang lutut.
Selain dalam pesta pernikahan, bawahan ini juga dipakai wanita Aceh saat ada tarian saman.
Warnanya pun beragam, biasanya warna keemasan dengan bahan kain sutra.
Baca Juga: 9 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Ciri Khasnya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.