12 Februari 2024

10 Jenis Pakaian Tradisional Jepang, Tak Hanya Kimono Lho!

Ada yukata, furisode hingga samue
10 Jenis Pakaian Tradisional Jepang, Tak Hanya Kimono Lho!

6. Samue

Samue
Foto: Samue (Shop.japanobjects.com)

Samue adalah pakaian tradisional Jepang yang umumnya digunakan oleh para biksu atau orang awam dalam kegiatan keagamaan, meditasi, atau tugas-tugas sehari-hari di kuil atau monasteri.

Samue terdiri dari atasan lengan panjang dan celana panjang yang nyaman, biasanya terbuat dari bahan katun yang ringan dan menyerap keringat.

Pakaian ini juga memiliki potongan yang longgar dan relaks sehingga memungkinkan penggunanya untuk bergerak dengan bebas.

Warna pakaian samue sering kali berupa biru tua atau hitam, tetapi saat ini ada berbagai pilihan warna yang lebih cerah dan bervariasi.

Meskipun samue awalnya dirancang untuk penggunaan dalam konteks keagamaan, dalam beberapa tahun terakhir, pakaian ini juga digunakan sebagai pakaian rumahan yang nyaman dan santai oleh masyarakat umum.

Baca Juga: 5+ Fakta Natto, Makanan Fermentasi Kedelai Khas Jepang

7. Komon

Komon
Foto: Komon (Ilovekimono.com)

Komon merupakan salah satu jenis kimono dari kain sutra dan memiliki motif yang menutupi seluruh bagian kimono.

Biasanya komon dikenakan untuk acara-acara kasual atau informal.

Konon, istilah "komon" berasal dari bahasa Jepang yang berarti "sederhana" atau "biasa," mencerminkan motif yang lebih simpel daripada kimono dengan pola besar dan mencolok.

Pola kecil yang terulang pada komon dapat mencakup berbagai elemen seperti bunga, daun, burung, atau desain geometris lainnya.

Proses pewarnaan tradisional seperti dyeing atau yuzen digunakan untuk menciptakan pola-pola ini, sehingga memberikan penampilan yang anggun dan rapi.

Meskipun komon cenderung menjadi pilihan yang lebih santai dalam dunia kimono, pakaian tradisional Jepang ini tetap memiliki nuansa budaya dan keindahan yang kental.

8. Fundoshi

Fundoshi
Foto: Fundoshi (Zenbird.media)

Fundoshi merupakan jenis pakaian dalam tradisional yang digunakan oleh pria Jepang.

Ini adalah pakaian dalam yang terbuat dari sepotong kain yang dililitkan di sekitar pinggang dan dibiarkan terbuka di bagian belakang.

Sebelum Perang Dunia II, fundoshi adalah pakaian dalam umum bagi pria di Jepang, dan ada beberapa variasi yang dikenakan untuk berbagai acara.

Namun saat ini, fundoshi umumnya hanya ditemukan dipakai dalam festival-festival tradisional.

Dalam olahraga sumo, para pegulat juga mengenakan varian fundoshi yang dikenal sebagai mawashi.

Meskipun fundoshi saat ini kurang umum digunakan sebagai pakaian dalam sehari-hari, nilai historis dan budayanya tetap membuatnya menjadi bagian penting dari warisan pakaian tradisional Jepang.

Baca Juga: 6 Wisata Sungai Aare, Lokasi Wisata di Swiss dengan Sejuta Keindahan

9. Happi

Happi
Foto: Happi (7shopai.pw)

Happi adalah jenis mantel atau jubah pendek tradisional Jepang yang sering kali memiliki lengan lebar.

Ciri khas happi adalah desain yang mencolok dan warna-warna cerah, serta pola-pola tradisional yang sering kali mencakup lambang, tulisan, atau gambar yang mewakili kelompok atau acara tertentu.

Happi awalnya digunakan oleh para pekerja atau anggota kelompok selama festival untuk mengidentifikasi dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya.

Seiring berjalannya waktu, happi juga menjadi pakaian yang digunakan dalam acara-acara festival, parade, atau perayaan lainnya.

Happi sering kali dikenakan bersama-sama dengan hakama (celana lebar) atau rok pendek tradisional dan sandal geta.

10. Uchikake

Uchikake
Foto: Uchikake (La-viephotography.com)

Uchikake adalah salah satu jenis pakaian pernikahan tradisional di Jepang.

Ini termasukl salah satu bagian penting dari pakaian pengantin wanita dalam budaya Jepang.

Pakaian ini biasanya terbuat dari kain indah dan dihiasi dengan bordir, sulaman, atau hiasan lainnya yang rumit dan elegan.

Uchikake sering dihiasi dengan motif-motif tradisional seperti bunga-bunga, burung-burung, atau desain alam lainnya.

Wanita yang mengenakan uchikake dalam upacara pernikahan tradisional biasanya juga mengenakan kimono pernikahan yang disebut "shiro-muku" atau "iro-uchikake."

Uchikake dikenakan di atas kimono pernikahan dan diikat dengan obi yang besar dan indah.

Penggunaan uchikake dalam upacara pernikahan saat ini lebih umum dalam pernikahan adat atau upacara pernikahan yang ingin mengadopsi elemen-elemen tradisional.

Uchikake adalah simbol keanggunan, keindahan, dan budaya dalam pernikahan Jepang.

Baca Juga: 10 Jenis Kain Katun dan Karakteristiknya untuk Pakaian

Itu dia beberapa jenis pakaian tradisional Jepang. Yuk, coba kenakan kalau Moms berkunjung ke negeri sakura nanti.

  • https://kyotokimono-rental.com/en/column/differences-yukata-vs-kimono.html
  • https://www.tsunagujapan.com/10-different-types-of-kimono-for-women/
  • https://web-japan.org/kidsweb/archives/cool/99-07-09/yukata.html
  • https://shop.japanobjects.com/blogs/editorial/japaneseclothing
  • https://www.japan-talk.com/jt/new/traditional-fashions
  • https://workinjapan.today/culture/japanese-traditional-clothing-a-short-guide/
  • https://blog.japanwondertravel.com/traditional-japanese-fashion-and-accessories-21478

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb