27 Januari 2024

Apa Bedanya Sanad, Matan, dan Rawi dalam Sebuah Hadis? Ini Penjelasannya!

Menentukan kesahihan sebuah hadis
Apa Bedanya Sanad, Matan, dan Rawi dalam Sebuah Hadis? Ini Penjelasannya!

Tahukah Moms bahwa kesahihan sebuah hadis ditentukan oleh 3 hal, yaitu sanad, matan, dan rawi.

Ketiganya membahas tentang tokoh-tokoh yang menyampaikan petikan hadis tersebut, seperti para sahabat Rasulullah SAW, imam besar, dan ulama.

Dari ketiga hal tersebut, sebetulnya apa yang membedakan antara sanad, matan, dan rawi?

Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Baca Juga: Amalkan Hadits Menuntut Ilmu agar Mendapatkan Keutamaannya

Perbedaan Sanad, Matan, dan Rawi

Ilustrasi Hadis
Foto: Ilustrasi Hadis (Unsplash.com)

Ketika mengkaji sebuah hadis, ada 3 unsur utama yang harus diperhatikan, yaitu sanad, matan, dan rawi.

Perbedaan ketiga hal tersebut terletak pada tingkatan orang yang menyampaikan hadis kepada umat Islam.

Sanad

Ilustrasi Hadis Sanad
Foto: Ilustrasi Hadis Sanad (Unsplash.com)

Sanad secara bahasa artinya tempat bersandar, sedangkan menurut istilah artinya para periwayat yang menyampaikan hadis kepada kita.

Dalam hal ini, para sahabat nabi biasanya menjadi sanad karena mereka yang mendengar langsung petikan hadis tersebut.

Setelah itu, hadis tersebut disampaikan kepada orang-orang di sekitarnya, diriwayatkan, dan sampai kepada kita.

Jumlah sanad dalam suatu hadis ada bermacam-macam, tergantung seberapa banyak orang yang meriwayatkannya.

Namun, pada umumnya ada istilah sanad awal dan sanad akhir untuk menandakan urutannya.

Misalnya, Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadis.

Maka orang (rawi) sebelum Al-Bukhari disebut awal sanad, sedangkan akhir sanad adalah sahabat nabi yang meriwayatkannya langsung.

Nah, berikut ini contoh sanad yang ditulis dalam kalimat bercetak tebal.

Abdullah bin Yusuf telah menceritakan hadits kepadaku (Imam Bukhari), ia berkata: Malik bin Anas mengabarkan padaku (Abdullah bin Yusuf), dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah, dari bapaknya, bahwa Rasulullah SAW melewati seorang lelaki dari anshar yang sedang memberikan nasihat pada saudaranya tentang rasa malu. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya rasa malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari)

Di sini bisa disimpulkan bahwa awal sanad yaitu Abdullah bin Yusuf, karena ia adalah orang terakhir yang menyampaikan hadis tersebut sebelum Imam Bukhari.

Sedangkan akhir sanad dipegang oleh ayah Salim bin Abdullah yang bernama Abdullah bin Umar.

Hal ini karena ia adalah sahabat nabi yang menyampaikan hadis tersebut kepada sahabat-sahabat lainnya.

Baca Juga: Ciri-Ciri Hadis Hasan, Hadis Satu Tingkat di Bawah Hadis Sahih

Matan

Ilustrasi Berdoa
Foto: Ilustrasi Berdoa (Unsplash.com)

Secara bahasa, matan artinya tanah yang keras dan tinggi.

Sedangkan menurut istilah artinya kalimat setelah berakhirnya sanad suatu hadis.

Singkatnya, matan adalah isi hadis itu sendiri.

Berikut contohnya yang ditandai dengan kalimat bercetak tebal:

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi’ berkata, telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Malik bin Abu ‘Amir Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “Tanda-tanda munafik ada tiga: jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat.” (HR. Bukhari)

Matan muncul setelah riwayat sanad berhenti sampai “Rasulullah SAW bersabda”.

Rawi

Ilustrasi Hadis Rawi
Foto: Ilustrasi Hadis Rawi (Unsplash.com)

Unsur ketiga dalam periwayatan sebuah hadis yaitu rawi atau penyampai (periwayat) hadis.

Rawi merupakan nama-nama orang yang menyampaikan hadis, baik secara lisan maupun tertulis dari Rasulullah SAW maupun gurunya.

Nah, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah rawi biasanya ditempati oleh orang terakhir yang meriwayatkan hadis tersebut.

Sehingga nama rawi biasanya tidak tercantum di dalam hadis, melainkan di luar hadis dan diberi tanda kurung.

Berikut contoh rawi yang ditandai dengan cetak tebal:

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’I al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi dari Abu al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku ‘Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad al-Munqadir, dari ‘Arman, dari ‘Utsman bin Affan R.A. berkata, dari Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang berwudlu dengan sempurna (sebaik-baiknya wudlu) keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya.” (HR. Muslim)

Dalam hadis di atas disebutkan bahwa rawinya adalah Imam Muslim, lantaran ia menjadi orang yang terakhir meriwayatkan hadis tersebut.

Selain imam besar, ada beberapa tingkatan rawi lainnya mulai dari sahabat, tabi’in (orang Islam yang hidup di masa setelah sahabat nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad SAW), dan mudawwin (ahli hadis), yaitu:

  • Rawi dari tingkatan sahabat Nabi Muhammad SAW: Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib
  • Rawi dari tingkatan tabi’in: Abu Hanifah, Sulaiman bin Yasar, Umar bin Abdul Aziz, dan Ibnu Katsir al-Makki
  • Rawi dari tingkatan mudawwin: Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Ahmad

Baca Juga: Mengenal 42 Hadis Arbain, Pentingnya Niat dalam Memulai Segala Hal

Itu dia perbedaan antara sanad, matan, dan rawi yang biasanya muncul dalam kitab-kitab hadis. Semoga bermanfaat, ya Moms!

  • https://nu.or.id/ilmu-hadits/ini-lima-unsur-dasar-pada-sebuah-hadits-YnbQJ
  • https://almanhaj.or.id/2096-pembagian-as-sunnah-menurut-sampainya-kepada-kita.html
  • https://www.nasehatquran.com/2019/08/pengertian-sanad-matan-dan-rawi.html
  • https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37514/2/ULUL%20AZMI-FU.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb