Silent Treatment: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya
3. Akui Perasaan Orang Lain
Cara mengatasi silent treatment selanjutnya adalah meminta pelaku untuk membagikan perasaannya.
Dengan meminta mereka berbagi perasaan, akan membuat mereka tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid, sekaligus membuka jalan untuk percakapan.
Hindari bersikap defensif atau berusaha memecahkan masalah saat itu juga. Usahakan untuk tetap mendengarkan dengan penuh empati.
Jika lawan bicara tersebut merespons dengan cara yang mengancam atau melecehkan, ada baiknya menjauhkan diri terlebih dahulu sampai mereka tenang.
Bila perlu bicaralah dengan dokter, terapis, atau teman terpercaya untuk mendapatkan bantuan.
4. Minta Maaf Atas Kata-Kata atau Tindakan
Memang sebaiknya hindari untuk meminta maaf atau menyalahkan diri sendiri atas perlakuan silent treatment oleh orang lain, karena memilih diam adalah cara lawan bicara untuk merespons.
Namun, mungkin mereka perlu mendengar permintaan maaf dari Moms dan Dads yang mungkin secara tidak sadar telah berbicara sesuatu yang menyakiti perasaan.
5. Bersikap Tenang dan Atur Waktu untuk Menyelesaikan Masalah
Terkadang, seseorang memberikan silent treatment kepada orang lain karena sedang merasa terlalu marah, terluka, atau kewalahan untuk berbicara.
Mereka mungkin juga merasa takut mengatakan sesuatu yang malah akan memperburuk situasi.
Dalam kasus ini, akan sangat membantu jika setiap pihak meluangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum bertemu kembali untuk membahas masalah dengan tenang.
6. Hindari Tanggapan yang Tidak Membantu
Usahakan untuk tidak memperburuk situasi atau memprovokasi orang yang diam untuk berbicara.
Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak konflik dan tidak menyelesaikan masalah.
Baca Juga: 9 Ciri Toxic Relationship, Waspada Bila Moms Mengalaminya
Dampak Silent Treatment dalam Hubungan Pasangan
Perilaku silent treatment tentunya dapat berpengaruh terhadap suatu hubungan dan memiliki efek terhadap pasangan.
Mengambil sikap silent treatment bukanlah cara yang produktif untuk mengatasi perselisihan.
Berikut ini dampaknya pada hubungan pasangan.
1. Konflik Tidak Selesai dengan Cara yang Sehat dan Positif
Penelitian yang ditulis dalam jurnal Communication Monographs menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita menggunakan silent treatment dalam hubungan.
Namun, komunikasi yang jelas dan langsung sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat.
Sikap silent treatment justru akan mencegah penyelesaian konflik dengan cara yang positif.
Ketika salah satu pihak ingin membicarakan masalah yang terjadi tetapi yang lain menarik diri, dapat timbul emosi negatif seperti kemarahan dan kesal.
Menurut penelitian yang ditulis dalam APA PsycArticle, orang yang sering merasa diabaikan juga melaporkan tingkat harga diri, rasa memiliki, dan makna yang lebih rendah dalam hidup mereka.
Oleh karena itu, sikap mendiamkan orang lain dapat berdampak negatif pada kesehatan suatu hubungan, walaupun pelaku bermaksud menghindari konflik.
2. Tidak Adanya Titik Terang atau Solusi dari Perselisihan
Menghindari konflik dalam hubungan akan membuat perselisihan tidak kunjung mendapat titik terang, karena tidak ada kesempatan untuk membahas masalah dan mencari solusinya.
Moms dan Dads, sikap silent treatment adalah cara komunikasi yang tidak produktif dan tidak efektif dalam sebuah hubungan.
Walau bisa menjadi bentuk perlindungan diri, tetapi di sisi lain menunjukkan kekerasan secara emosional.
Baca Juga: 8 Penyebab Utama Masalah Komunikasi dalam Pernikahan
Orang yang secara teratur menggunakan atau mengalami silent treatment perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
Jika ada tanda-tanda kekerasan lain, maka jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang lain agar tetap aman.
Ingat, silent treatment tidak aka menyelesaikan masalah atau konflik yang Moms dan Dads hadapi. Yuk, mulai sekarang selesaikan dengan baik!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3876290/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/silent-treatment
- https://psychcentral.com/blog/permission-to-thrive/2020/04/how-to-respond-to-silent-treatments#Behaviors-of-the-Silent-Treatment
- https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03637751.2013.813632
- https://psycnet.apa.org/doiLanding?doi=10.1037%2Fa0028029
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.