02 Desember 2023

Topeng Malangan: Bentuk, Sejarah, hingga Tahap Pembuatan

Berasal dari Malang, Jawa Timur
Topeng Malangan: Bentuk, Sejarah, hingga Tahap Pembuatan

Foto: Wikimedia Commons

5. Klana Sewandana

Klana Sewandana
Foto: Klana Sewandana (Pngwing.com)

Klana Sewandana digambarkan sebagai raja yang gagah, perkasa, namun memiliki sifat kasar dan sering marah-marah.

Klana Sewandana juga merupakan tokoh antagonis yang menjadi lawan dari Raden Panji.

Meskipun digambarkan sebagai tokoh yang kasar dan sering marah, Klana Sewandana memiliki sisi lain yang menunjukkan kebijaksanaannya sebagai seorang raja.

Dalam beberapa cerita, Klana Sewandana digambarkan memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang luas.

Matanya besar atau mata kedhelen, hidungnya berbentuk pagotan, mulutnya berbentuk jambe sinegar setangkep, jambangnya serupa ronce melati, dan terdapat jenggot brewok.

Wajahnya berwarna merah, menggambarkan kepribadiannya yang pemarah dan pemberani.

6. Bapang

Topeng Bapang
Foto: Topeng Bapang (Brainly.co.id)

Bapang adalah sahabat Klana Sewandana.

Ia memiliki mata besar, hidung besar, gigi tampak atas, dan berwarna merah. Karakternya sombong dan licik.

7. Punakawan

Topeng Malangan Punakawan
Foto: Topeng Malangan Punakawan (manunggal jaya art)

Topeng Punakawan biasanya tidak menutupi seluruh wajah, hanya separuh wajah dan berwarna putih. Karakternya lucu, cuek, dan bijaksana.

Punakawan juga merupakan sekelompok karakter yang berfungsi sebagai pelengkap dalam sebuah kisah.

Namun, juga memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan moral dan hikmah dalam cerita.

Baca Juga: 12 Ragam Pakaian Adat Yogyakarta yang Anggun Berwibawa

Pembuatan Topeng Malangan

Topeng Malangan, Jawa Timur
Foto: Topeng Malangan, Jawa Timur (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Dahulu, topeng terbuat dari batu bahkan ada juga yang terbuat dari emas dan logam lain.

Namun, saat ini topeng terbuat dari kayu. Kayu yang dipilih berasal dari pohon dengan spesifikasi khusus.

Berikut alat yang digunakan untuk membuat topeng kayu:

  • Gergaji, digunakan untuk memotong kayu menjadi gelondongan.
  • Patuk lajeng, digunakan untuk membuat bakalan atau pola.
  • Tatah, digunakan untuk mengukir dan melubangi (lekuk-lekuk topeng). Misalnya untuk membentuk mata, hidung maupun ukiran lain
  • Pengot, digunakan untuk membentuk semuanya, yaitu membentuk karakter dan mengukir.
  • Cat dan kuas, digunakan untuk proses finishing, yaitu memberi pewarnaan pada topeng sesuai dengan karakter tokoh topeng.
  • Amplas, digunakan untuk menghaluskan topeng agar ketika dicat mendapatkan hasil yang bagus.

Mengutip dari Kebudayaan Kemdibud, dalam proses pembuatan topeng Malangan, tidak menciptakan sendiri wajah atau bentuk topeng, lho Moms.

Melainkan meniru atau mencontoh bentuk topeng yang sudah ada.

Para pengukir topeng Malangan umumnya adalah seniman yang memiliki kepiawaian tidak hanya sebagai pengukir topeng saja melainkan juga penari topeng.

Menariknya, ada juga sebagai dalang, Moms. Kemampuan membuat topeng ini umumnya sudah turun termurun.

1. Tahap Pertama

Pada tahap pertama pembuatan topeng Malangan adalah memilih jenis kayu yang cukup tua.

Tujuannya agar saat diukir atau diraut tidak rusak karena memiliki struktur kayu yang lebih kuat.

2. Tahap Kedua

Selanjutnya, kayu dipotong-potong gelondongan memanjang kurang lebih 20 sentimeter sesuai dengan ukuran topeng pada umumnya.

Tahapan ini disebut sebagai membuat bakalan. Bakalan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di bawah pohon atau di bawah atap.

3. Tahap Ketiga

Masing masing potongan kayu dibuat pola atau digambar sebelum diukir serta dilubangi sesuai bentuknya.

Pertama adalah membuat hidung, kelopak mata, baru kemudian mulut, disesuaikan dengan karakternya.

Kemudian kayu digosok menggunakan amplas.

4. Tahap Finishing

Pada tahap finishing, topeng yang sudah halus dicat atau diwarnai.

Dalam pewarnaan topeng, menggunakan pewarna alami tradisional.

  • Warna putih, menggunakan bubuk batu kapur atau gamping atau injet.
  • Warna merah, menggunakan bunga sumbo keling atau pupus daun jati.
  • Warna hijau dan biru, berasal dari daun koro.
  • Warna kuning dibuat dari kunyit.
  • Warna hitam dari arang yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak kelapa.

Bahan pewarna tradisional tersebut memiliki keunggulan tidak mudah kotor kena debu atau keringat dan mampu menampilkan ekspresi yang kuat.

Baca Juga: 35+ Pakaian Adat dari Semua Provinsi di Indonesia, Unik!

Itulah informasi seputar sejarah topeng Malangan, karakter topeng Malangan, hingga tahapan pembuatannya.

Yuk, Moms lestarikan budaya Indonesia agar masih bisa dinikmati hingga bertahun-tahun kemudian!

  • https://lingkarsosial.org/mengenal-6-karakter-utama-topeng-malangan/#:~:text=Ciri%20khas%20Topeng%20Malangan%20adalah,kuning%2C%20hijau%2C%20dan%20hitam.
  • https://malangan.com/sejarah-topeng-malangan/
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/topeng-malangan/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb