37 Pakaian Adat dari Semua Provinsi di Indonesia, Unik!
Pakaian adat Indonesia adalah salah satu kebudayaan yang perlu dilestarikan.
Baju adat menjadi ciri khas tiap daerah sekaligus menumbuhkan kecintaan pada tanah air.
Saat ini, Indonesia memiliki 38 provinsi per bulan April 2023, dengan ditambahkannya Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Lantas, apa saja pakaian adat yang ada di Indonesia? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: 9 Prosesi Adat Melayu Pernikahan, Penuh dengan Makna!
Pakaian Adat di Indonesia
Berikut daftar pakaian adat di Indonesia di tiap-tiap provinsi.
1. Ulee Balang (Aceh)
Pakaian adat Ulee Balang untuk pria disebut Linto Baro.
Busana ini terdiri dari 3 bagian, yaitu atas, tengah dan bawah.
Bagian atas adalah penutup kepala atau mahkota yang disebut meukeutop.
Meukeutop berbentuk lonjong ke atas dan dilengkapi dengan lilitan berbahan dasar kain sutera yang disebut tengkulok.
Untuk bagian tengah berupa meukasah atau baju yang tertutup pada bagian kerah dan disulam atau dijahit menggunakan benang emas.
Sementara bagian bawahnya adalah celana cekak musang yang dikenal dengan istilah sileuweu.
Sileuweu berupa celana panjang berwarna hitam dan dibuat dari kain katun yang ditenun.
Pakaian adat Ulee Balang untuk kaum wanita disebut Daro Baro.
Bentuk busana berupa baju kurung, yang desainnya dipengaruhi oleh budaya Melayu, Cina, dan Arab.
2. Bundo Kanduang (Sumatera Barat)
Bundo Kanduang merupakan pakaian adat di Indonesia asal Sumatera Barat yang identik dengan warna merah dengan aksesori lengkap serta penutup kepala.
Aksesorisnya cukup banyak, khususnya calon pengantin wanita, seperti selendang, mahkota atau penutup kepala, gelang, kalung dan banyak lagi.
Tentunya hanya digunakan saat upacara pernikahan saja, ya.
3. Ulos (Sumatera Utara)
Pakaian adat di Indonesia asal Sumatera Utara yang bernama ulos memiliki perpaduan warna yang indah dan penuh dengan makna filosofis.
Warna yang paling dominan yaitu merah, hitam, dan juga putih.
Dimana ketiganya memiliki pemaknaan akan sebuah simbol nilai yang ingin disampaikan dalam pesan yang tidak langsung.
Baca Juga: Mengenal 12 Pakaian Adat Jawa Tengah untuk Pria dan Wanita
4. Aesan Gede (Sumatera Selatan)
Aesan gede adalah pakaian adat Sumatera Selatan yang biasa dipergunakan dalam upacara pernikahan.
Penamaan aesan gede berkaitan dengan julukan Sumatera sebagai swarnadwipa atau pulau emas.
Indikasinya terlihat dari beberapa kelengkapan yang dikenakan, yaitu berupa perhiasan bercitrakan keemasan.
Pakaian ini termasuk salah satu jenis kain songket yang dahulu sering dipergunakan para kaum bangsawan.
Selain itu, unsur Hindu Budha sendiri terkandung pada pakaian adat aesan gede.
5. Teluk Belanga (Kepulauan Riau)
Pakaian adat Kepulauan Riau untuk laki-laki disebut baju teluk belanga.
Modelnya berkerah dan berkancing dengan memakai kancing tep, kancing emas atau kancing permata.
Lengan bajunya lebar, agak longgar dengan panjang agak menutup pergelangan tangan.
6. Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang (Provinsi Riau)
Pakaian adat Riau yang resmi digunakan untuk acara-acara formal, seperti acara pemerintahan.
Untuk para wanita memakai Kebaya Laboh. Sementara untuk pria pakaian resminya adalah baju Kurung Cekak Musang.
7. Baju Betabur (Bengkulu)
Pakaian adat di Indonesia dari Bengkulu untuk pengantin perempuan adalah baju betabur dan rok songket.
Sedangkan pengantin laki-lakinya memakai baju betabur, celana dan kain songket yang berbahan beludru dan songket.
8. Baju Kurung (Provinsi Jambi)
Baju kurung terbuat dari bahan beludru, saten atau santung dengan warna merah, emas, biru dan warna lainnya, yang memakai sulaman benang emas.
Motifnya bermacam-macam yaitu bunga tanjung, bunga teratai, bunga kangkung, bunga pucuk paku atau pakis, dan bunga pucuk rebung.
Untuk paduannya berupa kain songket Jambi dengan motif serupa dengan baju kurung, di mana kain songket menggambarkan keagungan seorang wanita.
Baca Juga: 6 Jenis Pakaian Adat Sulawesi Selatan dan Keunikannya
9. Paksian (Bangka Belitung)
Pakaian Paksian adalah busana pengantin yang khas dari kota Pangkal Pinang.
Pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting.
Kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual.
Bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian.
Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon. Pakaian ini disebut memiliki pengaruh dari Cina dan Arab.
10. Tulang Bawang (Lampung)
Pakaian Tulang Bawang kental dengan tradisi ketimuran dengan model baju tertutup dan menjunjung tinggi nilai kesopanan.
Para pria mengenakan atasan putih berlengan panjang dengan bawahan celana berwarna sama.
Selain itu, di bagian pinggang dililitkan sarung hingga sepanjang lutut. Biasanya sarung ini didominasi warna merah dan emas.
11. Pangsi (Banten)
Pangsi merupakan setelan pakaian berupa baju kemeja polos yang agak longgar serta celana yang juga longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki.
Pakaian adat di Indonesia ini umumnya dipakai oleh laki-laki dan merupakan pakaian khas dari beberapa suku di Indonesia, terutama Betawi dan Sunda.
Baca Juga: Mengenal Keunikan 4 Rumah Adat Jakarta, Simak Yuk!
12. Kebaya Encim (DKI Jakarta)
Kebaya Encim merupakan pakaian tradisional daerah yang berasal dari suku Betawi yang ada di provinsi DKI Jakarta.
Kebaya ini merupakan busana tradisional yang berasal dari perpaduan dua kebudayaan, yaitu Tionghoa dan Betawi.
Selain itu, terdapat beberapa busana-busana adat lainnya yang juga memiliki sentuhan Tionghoa, India dan Arab.
Beberapa jenis pakaian adat Betawi tersebut, yakni:
- Baju Sadariah
- Baju Demang
- Baju Tikim dan Celana Pangsi
13. Kebaya Sunda (Jawa Barat)
Sama seperti kebaya dari Jawa Tengah atau Jawa Timur, kebaya Sunda memiliki bentuk seperti kebaya pada umumnya.
Yang menjadi pembeda adalah motif yang ada di leher.
Warna kebaya Sunda biasanya lebih cerah sedangkan bawahnya biasanya dipadukan dengan kain jarik.
14. Kesatrian Ageng (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Pakaian adat Yogyakarta tersebut diberi nama dengan istilah Kesatriaan Ageng.
Pakaian adat di Indonesia ini terdiri dari beberapa bagian baju, yaitu:
- Surjan sebagai atasan
- Celana panjang hitam
- Kain batik yang di pinggang yang dililitkan sampai atas lutut
- Hiasan kepala
15. Jawi Jangkep (Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah yang resmi adalah pakaian Jawi Jangkep.
Pakaian ini didominasi oleh warna hitam pada atasannya dan digunakan oleh pria.
Pasangan dari pakaian ini adalah Kebaya Jawa Tengah sehingga para wanita yang menyertai pasangannya saat acara resmi mengenakan pakaian Jawi Jangkep.
Baca Juga: 12 Ragam Pakaian Adat Yogyakarta yang Anggun Berwibawa
16. Pesa’an (Jawa Timur)
Sesuai dengan namanya, pakaian adat Jawa Timur ini berasal dari Madura.
Pesa'an Madura merupakan pakaian khas yang digunakan untuk pria.
Pakaian ini terdiri dari kaus bergaris merah dan putih, baju luar berlengan panjang berwarna hitam, serta celana longgar hitam.
17. Payas Agung (Bali)
Payas agung adalah pakaian adat Bali. Payas agung ini biasanya dipakai ketika upacara pernikahan atau potong gigi.
Pakaian ini memiliki kesan mewah dan spesial, maka dari itu payas agung tidak ditujukan untuk berbagai aktivitas.
Selain payas agung, masih ada beberapa baju adat lainnya baju safari, payas madya, payas alit, dan kebaya Bali.
18. Pegon (Nusa Tenggara Barat)
Pakaian adat suku sasak disebut Pegon yang mendapat pengaruh dari busana eropa.
Berbeda dengan pakaian Sasak lainnya yang terbuat dari kain songket, pegon menggunakan kain biasa berwarna gelap.
Kemungkinan, pegon merupakan hasil akulturasi dengan tradisi Jawa.
19. Amarasi (Nusa Tenggara Timur)
Pakaian adat di Indonesia, di provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa suku yang masing-masing memiliki pakaian adat tersendiri.
Salah satu suku di NTT, yaitu Suku Dawan yang memiliki baju adat bernama amarasi.
Baju adat amarasi khusus pria terdiri dari selimut kain tenun ikat dan baju bodo.
Melansir dari laman Pariwisata Indonesia, selain amarasi, terdapat beberapa baju adat asal NTT lainnya di antaranya, yakni:
- Baju adat Suku Rote
Keunikan baju adat satu ini bisa dilihat dari Ti’i langga.
Ti’i langga merupakan topi yang memiliki bentuk seperti topi khas Meksiko Sombrero, topi ini terbuat dari bahan daun lontar kering.
- Pakaian adat Suku Sabu
Baju suku sabu untuk pria adalah kemeja putih dengan lengan panjang, selendang dan bawahan.
Sedangkan untuk baju adat NTT suku Sabu khusus wanita berupa kebaya dan kain tenun.
- Pakaian adat Suku Helong
Baju adat suku Helong untuk laki-laki berupa selimut besar yang diikat pada bagian pinggang untuk bawahan, baju bodo atau kemeja, destar untuk ikat kepala dan habas atau kalung.
Sedangkan pakaian adat NTT suku Helong khusus perempuan berupa kebaya, kemben, perhiasan kepala berbentuk bulan sabit.
Baca Juga: 33+ Makanan Tradisional Indonesia dari Aceh sampai Papua
20. King Bibinge dan King Baba (Kalimantan Barat)
King Baba merupakan pakaian adat untuk laki-laki Suku Dayak yang menempati Kalimantan Barat.
Sementara itu pakaian adat Kalimantan Barat untuk perempuan adalah King Bibinge.
Pakaian adat King Baba berbentuk seperti rompi yang menggunakan kain khas terbuat dari kulit kayu kapuo serta dihiasi manik-manik berwarna jingga dan merah.
Sedangkan untuk pakaian adat perempuan King Bibinge terbuat dari bahan yang sama tapi menutupi hingga bagian dada dan pundak.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.