07 Agustus 2024

12 Pakaian Adat NTB dari berbagai Suku untuk Wanita dan Pria

Memiliki ciri khas yang unik, lho Moms!
12 Pakaian Adat NTB dari berbagai Suku untuk Wanita dan Pria

Foto: jokembe.com

Pakaian adat NTB merupakan cerminan yang kaya akan warisan budaya dan tradisi masyarakat NTB selama berabad-abad.

Provinsi yang terletak di Indonesia bagian tengah ini memiliki kekayaan ragam suku dan etnis, yang masing-masing memiliki ciri khas pakaian adatnya.

Pakaian adat NTB tidak hanya sekedar busana, tetapi juga merupakan lambang identitas, status sosial, serta ekspresi seni dan keindahan.

Nah, dalam artikel ini, Orami akan merangkum pakaian adat NTB, mengungkap sejarah, makna, dan elemen-elemen istimewa lainnya.

Bagi Moms yang penasaran akan ragam pakaian adat NTB, simak artikel ini hingga akhir, ya!

Baca Juga: Mengenal 5 Rumah Adat NTB dan Keunikan yang Dimiliki!

Pakaian Adat NTB

Nusa Tenggara Barat (NTB), daerah yang mencakup pulau Lombok dan Sumbawa dengan berbagai suku dan masyarakat.

Beragam suku di NTB memiliki pakaian adat yang istimewa, dan berikut ini adalah beberapa di antaranya yang penting untuk Moms ketahui.

1. Pakaian Adat Rimpu

Pakaian Adat Rimpu
Foto: Pakaian Adat Rimpu (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Pakaian adat Rimpu adalah busana khas suku Dompu yang biasa dikenakan oleh perempuan.

Rimpu adalah jenis jilbab khas Dompu yang terdiri dari dua lembar kain sarung.

Di balik penampilannya, pakaian adat ini memiliki makna filosofis yang mendalam.

Dimana pakaian ini melambangkan usaha untuk menjaga diri, menghormati orang lain, serta menjaga kehormatan dengan menutupi aurat.

Terdapat dua jenis pakaian adat Rimpu yang biasanya digunakan.

Pertama pakaian adat yang digunakan perempuan yang sudah menikah mengenakan Rimpu Colo.

Selanjutnya pakaian yang digunakan oleh perempuan belum menikah adalah Rimpu Mpida.

2. Pakaian Adat Ketente Tembe

Pakaian adat NTB yang selanjutnya adalah untuk pria suku Dompu yang biasa disebut Ketente Tembe.

Umumnya pakaian ini dikenakan saat mereka pergi ke ladang.

Bentuk dari pakaian ini seperti celana pendek yang terbuat dari kain. Dalam kehidupan sehari-hari, pria suku Dompu juga mengenakan baju koko.

Baca Juga: Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat, Kenali Keunikan dan Maknanya!

3. Pakaian Adat Lambung

Pakaian Adat Lambung
Foto: Pakaian Adat Lambung (Jokombe)

Melansir Pariwisata Indonesia, Lambung adalah jenis pakaian adat NTB selanjutnya yang bisa Moms dan Dads ketahui.

Terbuat dari kain tenun, pakaian adat ini berupa kebaya sepanjang pinggang dengan lengan pendek yang longgar.

Hal yang membedakan dari pakaian lainnya adalah warna dasarnya yang hitam dengan kerah v neck.

Kemudian pada bagian bawah, pakaian adat Lambung dilengkapi dengan sarung yang sering dihiasi dengan motif flora.

Pakaian ini jugs dilengkapi sabuk Anteng yang digunakan untuk mengikat sarung.

Kemudian aksesori seperti anting bulat terbuat dari daun lontar dengan hiasan perak juga melengkapi pakaian adat yang satu ini.

Baca Juga: 9 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Keunikannya!

4. Pakaian Adat Pegon

Pakaian Adat Suku Sasak (Orami Photo Stocks)
Foto: Pakaian Adat Suku Sasak (Orami Photo Stocks)

Pakaian adat NTB selanjutnya adalah pakaian adat pegon yang berasal dari Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat.

Uniknya pakaian adat ini juga memiliki sentuhan adat Jawa, lho Moms.

Pegon adalah jenis jas adat dengan warna gelap yang sering dipadukan dengan kain wiron di bagian bawahnya.

Wiron adalah kain batik Jawa yang memiliki motif tulang nangka, dan dikenakan dengan cara dijuntai hingga mencapai mata kaki.

Ikat kepala juga merupakan bagian penting dari pakaian adat ini yang dikenal sebagai capuk.

Bagian pinggang dihiasi dengan lelang atau dodot yang memiliki motif benang emas.

Ikat pinggang ini digunakan pada upacara adat.

Sementara untuk rutinitas harian, para pria suku Sasak menggunakan ikat pinggang dari songket dengan motif ragi genep digunakan.

5. Pakaian Adat Poro

Pakaian Adat Poro
Foto: Pakaian Adat Poro (Keluyuran)

Pakaian adat Poro menampilkan pakaian dengan warna yang lebih condong ke arah gelap dan tidak memiliki pola yang rumit.

Warna-warna seperti hitam, biru tua, cokelat tua, dan ungu umumnya dikenakan oleh para ibu.

Namun, dalam konteks warna yang lebih cerah, seperti merah, sering kali menjadi pilihan para gadis.

Di sisi lain, warna kuning dan hijau menjadi favorit bagi perempuan dengan status bangsawan.

Bagian bawah pakaian adat Poro melibatkan penggunaan sarung Palekat yang dihiasi dengan motif garis atau kotak-kotak.

Sarung ini dikenakan hingga mencapai mata kaki dan sering kali disertai dengan aksesoris seperti gelang dan anting.

Keseluruhannya, Pakaian Adat Poro merangkum pilihan warna yang memiliki arti dan makna dalam tradisi dan budaya setempat.

6. Pakaian adat Poro Rante dan Pasangi

Pakaian adat NTB selanjutnya adalah pakaian Poron Rante dan Pasangi.

Pakaian adat Poro Rante dan Pasangi dari suku Bima di Nusa Tenggara Barat mencerminkan kekayaan budaya dan makna yang dalam dalam tradisi pernikahan.

Pakaian adat Poro Rante, yang dikenakan oleh pengantin perempuan, menampilkan nuansa merah cerah dengan hiasan bunga bersepuh emas.

Di sisi lain, pakaian adat Pasangi untuk pengantin pria menonjolkan elegansi dengan warna merah, cokelat, atau hitam yang dihiasi sulaman benang emas.

Keduanya menampilkan aksesoris dan hiasan kepala yang khas, serta kain songket yang menjadi unsur penting dalam tampilan adat.

Aksesoris memiliki peran penting dalam melengkapi pakaian adat.

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.