5 Mitos Seputar Keberhasilan Bayi Tabung
Jumlah pasangan yang ingin mendapatkan momongan melalui teknologi reproduksi berbantu/TRB (assisted reproductive technology) terus bertambah.
Data dari Center for Disease Control menunjukkan bahwa pada 2016, terdapat 263.577 prosedur TRB di Amerika Serikat yang berujung pada 65.996 kelahiran.
Sebagian besar proses tersebut melalui program in-vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pasangan yang menjalani bayi tabung, Moms mungkin pernah mendengar juga tentang mitos keberhasilan bayi tabung.
Jangan sampai terkecoh dengan berbagai mitos ini, Moms. Yuk, cari tahu kebenaran dari lima mitos keberhasilan bayi tabung berikut.
1. Program Bayi Tabung Memiliki Tingkat Keberhasilan 100 Persen
Faktanya, dikutip dari situs Huffington Post, tingkat keberhasilan bayi tabung di Kanada pada 2015 bervariasi, namun tidak ada yang 100 persen.
Pada pasangan yang berusia di bawah 35 tahun adalah 47 persen, pasangan yang berusia 35-37 tahun adalah 42 persen, pasangan yang berusia 38-40 tahun adalah 33 persen, dan pasangan yang berusia 41-42 tahun adalah 22 persen.
Pada situs Deccan Herald, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Srisailesh Vitthala menegaskan bahwa tingkat keberhasilan program bayi tabung bergantung pada banyak faktor, di antaranya usia Moms, penyebab infertilitas, serta kondisi biologis maupun hormonal.
Baca Juga : Ingin Ikut Program Bayi Tabung? Ini 5 Hal yang Harus Kita Pahami
2. Agar Pembuahan Berhasil, Moms Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit Setelah Menjalani Transfer Embrio
Meskipun ada beberapa tahapan, namun, program bayi tabung tidak membutuhkan rawat inap.
Setiap selesai melakukan satu tahapan, Moms dapat pulang dan melakukan aktivitas seperti biasa.
3. Moms Harus Menggunakan Sel Telur “Segar” Untuk Meningkatkan Peluang Keberhasilan
Hal diatas termasuk mitos Moms. Hal ini antara lain dibuktikan oleh pasangan Chrissy Teigen dan John Legend yang melahirkan anak kedua mereka melalui program bayi tabung dengan embrio yang telah dibekukan beberapa tahun sebelumnya.
Selain itu, ahli kesuburan Dr. Caitlin Dunne mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari embrio yang dibekukan tidak memiliki tingkat cacat lahir yang lebih tinggi daripada embrio yang tidak dibekukan.
Baca Juga : Agar Program Bayi Tabung Sukses, Persiapkan 4 Hal Ini
4. Bila Embrio yang Ditanam di Tubuh Moms Lebih Dari Satu, Program Bayi Tabung Pasti Akan Berhasil
Bila jumlah embrio yang ditanamkan di tubuh Moms lebih dari satu, peluang Moms untuk berhasil hamil memang lebih besar dibandingkan bila embrio yang dimasukkan ke tubuh Moms hanya satu.
Namun, di saat yang sama juga terdapat peluang bahwa seluruh embrio tersebut tidak berujung pada kehamilan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, karena keberhasilan bayi tabung tergantung pada banyak faktor, tidak ada jaminan bahwa program ini 100 persen pasti berhasil.
5. Kekurangan Vitamin D Tidak Memengaruhi Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung
Tahukah Moms, kenyataannya asupan vitamin D yang cukup dapat memperbesar peluang keberhasilan bayi tabung.
Menurut Tarun Jain, M.D., direktur medis Northwester Medicine Fertility and Reproductive Medicine Oakbrook Terrace, “Lebih dari 40% individu kekurangan asupan vitamin D. Pada saat yang sama, makin banyak data riset menunjukkan bahwa kekurangan asupan vitamin D berhubungan dengan masalah infertilitas dan hasil program bayi tabung yang tidak sesuai harapan.”
(AN/CAR)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.