Berhubungan saat Masa Subur Apakah Pasti Hamil? Cari Tahu!
Bagi Moms dan Dads yang sedang merencanakan kehamilan, pertanyaan berhubungan saat masa subur apakah pasti hamil selalu menjadi hal yang ingin diketahui.
Memiliki momongan merupakan impian sebagian besar pasangan suami istri.
Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan sang buah hati sebagai pelengkap keluarga.
Salah satunya dengan melakukan hubungan pada masa subur yang dipercaya sebagai cara cepat mendapatkan kehamilan.
Baca Juga: Begini Cara Menghitung Masa Subur setelah Haid, Wajib Tahu!
Berhubungan saat Masa Subur Apakah Pasti Hamil?
Jika ditanya berhubungan saat masa subur apakah pasti hamil? Jawabannya bisa iya, bisa tidak.
Seorang wanita memiliki peluang hamil sekitar 15-30% setiap bulannya.
Namun peluang kehamilan paling tinggi berada pada masa subur terutama saat hari ovulasi, yakni proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan menuju tuba falopi dan siap untuk dibuahi oleh sel sperma.
Apabila sel sperma dalam keadaan sehat dan berhasil bertemu dengan sel telur, maka terjadilah pembuahan.
Bagaimana cara kita tahu kapan ovulasi terjadi? Salah satu caranya adalah dengan menghitung masa subur.
Menurut studi yang diterbitkan jurnal Human Reproduction, mengatur waktu berhubungan dapat membantu wanita mendapatkan peluang kehamilan.
Studi ini melibatkan 346 wanita dengan rentang usia antara 20 hingga 44 tahun.
Hasilnya 38% kemungkinan hamil dalam satu siklus, 68% kemungkinan dalam tiga siklus, 81% dalam enam siklus, dan 92% kemungkinan hamil dalam 12 siklus.
Selain dengan menghitung masa subur, opsi lain yang dapat dilakukan untuk memperkirakan waktu ovulasi dengan lebih akurat adalah dengan alat prediksi kesuburan.
Alat ini bekerja dengan mengukur kandungan LH (luteinizing hormone ) dalam urin.
Hormon ini biasanya mengalami kenaikan jumlah sekitar 14-15 hari pasca haid, sedangkan ovulasi bisa terjadi sekitar 10 hingga 12 jam setelah LH terdeteksi meningkat.
Baca Juga: Mengenal Tanda Ovulasi Gagal dan Pembuahan Gagal
Cara Menghitung Masa Subur
Setelah mengetahui kemungkinan berhubungan saat masa subur apakah pasti hamil, selanjutnya Moms bisa mencari tahu bagaimana menghitung masa subur.
Menurut National Health Service di Inggris, wanita yang memiliki siklus menstruasi normal dan teratur umumnya mengalami ovulasi pada 12-14 hari atau sekitar dua minggu sebelum tanggal menstruasi berikutnya.
Namun waktu tersebut tidak dapat dipastikan akan sama setiap bulannya, karena ada beberapa kemungkinan siklus ovulasi berubah.
Misalnya sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sedang menyusui, kondisi medis seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), diet ketat, hingga stres.
Umumnya wanita memiliki siklus menstruasi 28 hari, namun tak sedikit dari mereka mempunyai siklus yang lebih pendek yakni 21 hari atau bahkan siklus yang lebih panjang sekitar 35 hari.
Untuk mempermudah, Moms bisa memanfaatkan aplikasi penghitung masa subur yang bisa diunduh lewat ponsel.
Baca Juga: Cek Masa Subur Melalui 5 Jenis Lendir Serviks Berikut Ini!
Kenapa Belum Hamil Padahal Sudah Berhubungan saat Masa Subur?
Ada beberapa alasan mengapa pasangan belum hamil meskipun sudah sering berhubungan di masa subur. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Kualitas dan Waktu Ovulasi
Wanita mungkin tidak selalu mengalami ovulasi secara teratur, sehingga sulit menentukan waktu yang tepat.
Pola ovulasi bisa terpengaruh oleh stres, perubahan hormon, atau kondisi kesehatan tertentu seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).
2. Kualitas Sperma Kurang Prima
Kualitas dan jumlah sperma mempengaruhi peluang kehamilan.
Dr. Marjorie Dixon, seorang spesialis pengobatan reproduksi yang berbasis di Toronto, mengatakan terjadinya kehamilan tidak hanya dipengaruhi oleh sel telur, namun juga kualitas sperma, seperti dikutip dari Today's Parent.
“Setidaknya 50% masalah ketidaksuburan dapat disebabkan oleh faktor ketidaksuburan pria,” kata Dixon.
Masalah reproduksi yang disebabkan oleh kualitas sperma mencakup jumlah sperma sedikit, bentuk sperma (beberapa sperma yang memiliki dua kepala), hingga kecepatan sperma berenang menuju tuba falopi.
Selain masalah genetis, penurunan kualitas sperma bisa terjadi akibat beberapa faktor seperti konsumsi minuman keras, merokok, dan berendam air panas ataupun sauna.
Meski demikian, Dixon mengatakan jika faktor eksternal yang mengakibatkan menurunnya kualitas sperma tidak bersifat permanen.
Kualitas sperma juga menurun secara bertahap pada pria di usia lebih tua.
3. Frekuensi Hubungan Tidak Optimal
Meski sering berhubungan, waktu hubungan mungkin tidak selalu tepat di masa ovulasi.
Peluang terbaik terjadi jika hubungan dilakukan dalam 2-3 hari menjelang ovulasi.
Sering tidaknya berhubungan juga menjadi faktor yang memungkinkan terjadinya kehamilan, selain berhubungan saat masa subur apakah pasti hamil.
Terlalu sering berhubungan dan juga ejakulasi dapat menurunkan kualitas sperma.
Sedangkan terlalu jarang berhubungan dapat berpotensi melewatkan timing yang pas saat terjadinya ovulasi.
Berhubungan selama beberapa hari setelah masa menstruasi selesai dipercaya dapat meningkatkan keberhasilan kehamilan.
Selain dapat bertepatan dengan matangnya sel telur atau ovulasi, sel sperma bisa jadi dalam keadaan yang baik.
4. Masalah Kesehatan Reproduksi
Kondisi seperti endometriosis, PCOS, gangguan tiroid, atau penyumbatan saluran tuba bisa menjadi penghalang.
Pada pria, gangguan seperti varikokel juga dapat menurunkan peluang kehamilan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.