7 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Binatang Peliharaan
Memiliki binatang peliharaan memang menyenangkan ya Moms. Kehadirannya memberikan kehangatan sekaligus membuat rumah terasa ramai.
Memelihara binatang peliharaan bukan tanpa risiko Moms. Dikutip dari Prevention.com, ada beberapa penyakit yang bisa ditularkan dari binatang peliharaan lho Moms. Apa saja? Yuk kita cari tahu!
1. Kurap
Foto: Foxnews.com
Infeksi kulit yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur yang ditemukan di tanah dan pada kulit manusia dan hewan peliharaan. Anak-anak bisa menderita kurap hanya dari menyentuh hewan yang terinfeksi seperti anjing dan kucing.
Kurap pada kulit, atau tinea korporis, biasanya berbentuk daerah bundar kering dan bersisik dengan batas bergelombang merah dan pusat bening. Kurap diobati dengan obat antijamur termasuk sampo, krim, atau obat oral.
Baca Juga: 7 Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan untuk Anak
2. Cryptococcosis
Foto: Texas.gov
Penyakit jamur ini dapat tertular ketika seseorang menghirup organisme yang ditemukan di kotoran burung, terutama dari merpati, yang dapat menyebabkan pneumonia.
Orang dengan sistem kekebalan yang lemah akibat penyakit seperti HIV atau kanker berisiko lebih tinggi untuk tertular penyakit ini dan mengalami komplikasi serius, seperti meningitis.
3. Psittacosis
Foto: Nypost.com
Kalau yang satu ini dikenal juga sebagai demam burung beo. Penyakit infeksi bakteri dapat terjadi karena kontak dengan kotoran burung yang terinfeksi atau dengan debu yang menumpuk di kandang burung.
Gejalanya meliputi batuk, demam tinggi, dan sakit kepala. Penyakit tersebut bisa diobati dengan antibiotik.
4. Toxocariasis
Foto: Rover.com
Penyakit ini disebabkan oleh parasit cacing gelang Toxocara, yang hidup di usus anjing dan kucing. Telur dari cacing dalam kotoran anjing dan kucing seringkali mencemari tanah tempat anak-anak bermain.
Ketika seseorang terkontaminasi cacing ini, gejala yang akan mereka rasakan adalah demam, batuk atau mengi, pembesaran hati, ruam, atau pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala dapat hilang sendiri atau dokter mungkin meresepkan obat untuk membunuh larva.
Ketika larva di usus masuk melalui aliran darah ke mata, ia dikenal sebagai toksocariasis okular, atau larva migrans okular, yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan permanen, lho. Mengerikan ya Moms?
5. Toksoplasmosis
Foto: Businessinsider.com
Penyakit ini biasanya ditemukan dalam kotoran kucing. Pada kebanyakan orang sehat, infeksi toksoplasma tidak menimbulkan gejala. Namun ketika gejala terjadi, biasanya seseorang akan mengalami kelenjar bengkak, kelelahan, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, dan ruam.
Pada perempuan hamil, toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, penyakit parah, hingga kebutaan pada bayi baru lahir.
6. Gigitan Anjing dan Kucing
Foto: Youtube.com
Digigit anjing atau kucing peliharaan mungkin adalah hal yang biasa. Namun, gigitan anjing atau kucing sebenarnya dapat menyebabkan masalah serius, terutama gigitan pada wajah dan tangan.
Gigitan kucing cenderung lebih buruk karena luka tusukan yang lebih dalam. Gigitan yang menimbulkan luka harus segera dibersihkan bahkan seringkali luka gigitan ini memerlukan perawatan di dokter higga mengosumsi antibiotic.
Selain gigitan, cakaran kucing juga berbahaya terutama kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Gejalanya meliputi kelenjar getah bening yang bengkak dan lunak, demam, sakit kepala, dan kelelahan, yang biasanya mereda tanpa perawatan. Namun, dokter dapat meresepkan antibiotik jika infeksinya parah.
Sementara gigitan anjing bisa menyebabkan penyakit rabies. Gejala rabies biasanya muncul sekitar 4-12 minggu setelah korban tergigit hewan yang terinfeksi. Gejala awal yang muncul meliputi demam, otot melemah, kesemutan, dan sakit kepala.
Baca Juga: Ternyata 3 Hal Ini yang Ingin Dilakukan Hewan Peliharaan Sebelum Meninggal
7. Salmonellosis
Foto: Pets4home.co.uk
Terakhir ada pula penyakit yang dapat disebarkan oleh reptil. Reptil dan amfibi melepaskan Salmonella di kotorannya. Para pemiliknya kemudian menyentuh kulit reptil, kandang, dan permukaan yang terkontaminasi lainnya sehingga dapat menyebabkan infeksi.
Salmonellosis menyebabkan gejala seperti sakit perut, diare, muntah, dan demam. Anak bahkan berisiko mengalami penyakit yang lebih serius, termasuk dehidrasi, meningitis, dan sepsis.
Penting diingat Moms, setelah memilih binatang peliharaan keluarga, bawalah ke dokter hewan setempat untuk vaksinasi dan pemeriksaan fisik.
Jangan lupa untuk memelakukan vaksinasi binatang peliharaan secara rutin sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan. Hal ini akan menjaga binatang peliharaan sehat dan mengurangi risiko infeksi akan menyebar ke anak-anak juga.
(MDP)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.