Sejarah Alat Musik Marakas, Kaya akan Nilai Budaya!
Alat musik marakas, atau juga yang dikenal sebagai rumba shaker adalah instrumen perkusi tangan yang biasanya dimainkan berpasangan.
Alat musik marakas cukup umum di musik Karibia, Amerika Latin, dan Amerika Selatan.
Marakas adalah alat alat musik yang secara tradisional terbuat dari labu kering atau cangkang kura-kura yang diisi dengan kacang, manik-manik, atau kerikil.
Namun, kini ada berbagai macam bahan yang bisa digunakan untuk membuat alat musik ini. Kini Moms bisa menemukan marakas yang terbuat dari kayu, fiber, kulit, dan plastik.
Alat musik marakas termasuk dalam kelompok idiophone, yakni alat musik yang menghasilkan suara dari fisik alat tersebut, yaitu dengan cara digoyang-goyangkan atau diguncangkan.
Marakas juga termasuk alat musik yang berfungsi ritmis sebagai pengiring pengaturan tempo dan membantu memberi ketukan pada lagu.
Cara memainkan alat musik marakas sangatlah mudah karena hanya perlu digoyangkan sesuai irama.
Di Indonesia, alat musik marakas sebenarnya sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, hanya orang tidak pernah menyadarinya.
Jika melihat penyanyi jalanan menggunakan botol bekas air mineral berisi butiran beras atau pasir sebagai pengiring lagu, maka itu sebenarnya adalah alat musik marakas dalam bentuk yang paling sederhana.
Ingin tahu informasi lebih jauh mengenai alat musik yang satu ini? Berikut ini terdapat beberapa fakta alat musik marakas yang perlu Moms ketahui!
Baca Juga: 7+ Alat Musik Jawa Tengah Terpopuler dan Cara Memainkannya
Sejarah dan Fakta Alat Musik Marakas
Mengutip artikel dari Master Class, alat musik kerincingan yang mirip dengan maracas telah ada selama ribuan tahun di Afrika, Kepulauan Pasifik, dan Amerika.
Orang Araucanian, yang tinggal di tempat yang sekarang menjadi Chili tengah, mungkin adalah orang pertama yang menggunakan kata "maraca" untuk menggambarkan mainan labu sekitar 500 SM (sebelum masehi).
Namun, beberapa sejarawan mengaitkan asal kata itu dengan orang-orang Tupi di Brasil pra-kolonial.
Ada juga catatan kuno tentang maracas di Afrika Barat, di mana legenda Guinea menggambarkan seorang dewi yang membuat maraca dari labu dan kerikil putih.
Marakas mempunyai beberapa nama lain yaitu maracas, maraca, maracax’a, mbara’ka, dan marak.
Di masa lalu marakas juga mempunyai fungsi ritual.
Marakas sebagai media kemudian dimainkan secara tunggal dalam upacara penyembuhan (santeria), dan berbagai prosesi ritual lainnya.
Di kalangan suku Araucanian, Chili, marakas solo yang terbuat dari labu kering dengan material penutup berupa bahan tenunan juga digunakan oleh seorang dukun perempuan (mapuche) dalam upacara penyembuhan.
Alat musik marakas juga berperan penting dalam sebuah ritual agama suku Indian kuno sebelum kedatangan Christophorus Columbus.
Sementara itu, di Indonesia, alat musik marakas pertama kali diperkenalkan di Kota Maluku.
Masyarakat lokal di sana pertama kali mengenal alat musik marakas dari pedagang asal Portugis.
Alat musik ini pun dengan cepat menjadi populer di sana. Seiring waktu, masyarakat Maluku Utara juga mulai berkreasi dengan marakas milik mereka sendiri.
Mereka mengganti isian dari marakas rumba dengan biji kacang hijau yang sudah dikeringkan karena mereka menganggap bahwa kacang hijau bisa memberikan efek suara terbaik.
Baca Juga: 8 Contoh Alat Musik Idiophone dan Cara Memainkanya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.