Memahami Proses Terjadinya Petir, Yuk Jelaskan pada Anak!
Dalam memahami fenomena alam, Si Kecil mungkin perlu juga diajarkan tentang proses terjadinya petir.
Petir adalah salah satu fenomena alam yang unik namun berbahaya bagi manusia.
Proses terjadinya petir ini melibatkan arus listrik yang ada di udara dan di awan.
Namun secara umum, petir atau kilat adalah kilatan cahaya yang menyambar.
Lalu, biasanya ia akan diikuti dengan suara gemuruh yang keras.
Petir merupakan fenomena alam yang cukup umum terjadi saat memasuki musim hujan.
Baca Juga: Mengenal Proses Terjadinya Gunung Meletus, Moms Wajib Tahu!
Mengapa Badai Petir Bisa Terjadi?
Faktanya, badai petir diciptakan oleh pemanasan yang intens di permukaan bumi.
Kondisi ini paling sering terjadi di daerah-daerah di dunia di mana cuacanya panas dan lembap.
Mengutip National Meteorological Library & Archive, area daratan lebih sering mengalami badai petir daripada area lautan.
Selain itu, badai petir juga lebih sering terjadi di daerah tropis daripada wilayah di garis lintang yang lebih tinggi.
Petir dan suara gemuruh biasanya datang beriringan.
Namun, petir dan gemuruh ini bisa datang bersamaan bisa datang dalam waktu yang berbeda.
Pasalnya, terdapat perbedaan kecepatan cahaya dan kecepatan suara dari keduanya.
Kecepatan cahaya ini nyatanya jauh lebih cepat dibandingkan kecepatan suara.
Oleh karena itu, Moms akan melihat petir akan menyambar lebih dahulu baru setelahnya akan terdengar suara guntur.
Lantas, bagaimana sih proses terjadinya petir? Berikut ulasannya!
Baca Juga: Begini Proses Terjadinya Hujan, Moms Bisa Jelaskan pada Anak untuk Menambah Pengetahuannya
Proses Terjadinya Petir
Petir adalah salah satu fenomena fisika yang terjadi di alam.
Proses terjadinya petir dimulai ketika ada perbedaan muatan listrik antara awan dan permukaan bumi, atau antar awan itu sendiri.
Proses ini dimulai saat awan cumulonimbus terbentuk, biasanya karena udara yang naik dengan cepat.
Di dalam awan tersebut, partikel-partikel es dan air bergerak dan saling bertabrakan, menyebabkan pemisahan muatan listrik.
Muatan negatif berkumpul di bagian bawah awan, sementara muatan positif berkumpul di bagian atas.
Ketika perbedaan muatan ini menjadi cukup besar, muatan negatif di awan akan mencari jalan menuju muatan positif di permukaan bumi atau di awan lain.
Jalur ini akan menciptakan kilatan cahaya yang kita lihat sebagai petir.
Suara gemuruh atau guntur yang mengikuti petir terjadi karena udara di sekitar kilatan petir memanas dengan sangat cepat, sehingga menciptakan gelombang suara.
Baca Juga: Mengenal Penyebab Gempa Bumi di Indonesia, Waspada Moms!
Jenis-jenis Petir
Fakta lain yang tidak kalah menarik dari proses terjadinya petir yaitu jenisnya.
Ternyata, petir terdiri dari beberapa jenis, yang meliputi:
1. Petir Cloud-to-Ground (CG)
Salah satu jenis petir yang terjadi di alam yaitu cloud-to-ground (CG).
Ini adalah jenis petir yang terjadi antara awan dengan permukaan bumi.
Proses terjadinya petir CG diawali dengan berkumpulnya muatan listrik di dalam awan yang kemudian melepaskan diri secara cepat.
Muatan listrik tersebut meluncur ke permukaan bumi melalui jalur konduktor yang ada di bawahnya.
Jalur konduktor yang dimaksud bisa berupa pohon, gedung, menara, atau benda-benda lain yang menghantarkan listrik dengan mudah.
Petir ini bisa juga terbentuk oleh ionisasi udara di sekitarnya.
Petir CG terlihat sebagai kilatan cahaya yang sangat terang dan diikuti oleh suara guntur yang keras.
2. Petir Cloud-to-Air (CA)
Jenis petir berikutnya yakni cloud-to-air (CA), yaitu jenis petir yang terjadi antara awan dan udara.
Proses terjadinya petir CA diawali dengan berkumpulnya muatan listrik di dalam awan dan melepaskan diri secara cepat.
Setelah itu, pancaran kilatan petir dilakukan ke udara di sekitarnya.
Berbeda dengan jenis petir CG, kilatan petir CA terlihat sebagai cahaya yang terang dan biasanya berwarna putih atau warna biru.
Suara guntur yang dihasilkan oleh petir CA lebih lemah daripada petir CG.
Pasalnya, pada jenis petir ini tidak terjadi arus petir yang besar.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.