Sering Bersin-Bersin? Ini Ciri-Ciri Alergi Debu dan Obatnya!

Alergi debu atau alergi tungau debu adalah reaksi alergi terhadap serangga kecil yang biasa hidup di lingkungan rumah.
Jadi jika menyebut alergi debu, seseorang sebenarnya alergi terhadap tungau yang ada di dalamnya, bukan semata-mata karena debu.
Ciri-ciri yang mudah dikenali seseorang saat mengalami kondisi ini adalah munculnya gejala bersin, pilek bahkan demam setelah terpapar debu.
Banyak orang dengan alergi tungau debu juga mengalami tanda-tanda asma, seperti mengi dan kesulitan bernapas.
Mengutip American College of Allergy, Asthma & Immunology, tungau debu adalah kerabat dekat dari kutu dan laba-laba, akan tetapi mereka terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop.
Tungau debu memakan sel-sel kulit yang 'ditumpahkan' oleh manusia, dan mereka berkembang biak di lingkungan yang hangat dan lembap.
Seperti misalnya di barang-barang seperti tempat tidur, furnitur berlapis kain, dan karpet, semuanya adalah lingkungan yang ideal untuk tungau debu.
Namun, Moms bisa mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengurangi jumlah tungau debu di rumah, sehingga alergi debu tidak akan terjadi.
Terkadang obat-obatan atau perawatan lain juga diperlukan untuk meredakan gejala dan mengelola asma.
Baca Juga: Kenali Gejala Alergi Ikan dan Beragam Jenis Obat untuk Mengatasinya
Ciri-ciri Alergi Debu

Gejala atau ciri-ciri alergi debu akan muncul sebagai reaksi dari peradangan pada saluran hidung. Beberapa tandanya antara lain:
- Bersin
- Pilek
- Mata gatal, merah atau berair
- Hidung tersumbat
- Hidung gatal, langit-langit mulut atau tenggorokan
- Batuk
- Wajah terasa ditekan dan sakit
- Bengkak, kulit berwarna biru di bawah mata
- Sementara itu pada anak-anak, mereka jadi sering menggosok hidung ke atas
Mengutip Mayo Clinic, jika alergi debu berkontribusi terhadap asma, Moms mungkin juga mengalami beberapa gejala tambahan seperti:
- Sulit bernapas
- Dada sesak atau sakit
- Mengi yang terdengar saat menghembuskan napas
- Kesulitan tidur yang disebabkan oleh sesak napas, batuk atau mengi
- Serangan batuk atau mengi yang diperparah oleh virus pernapasan seperti pilek atau flu
Baca Juga: Mengenali Gejala Gigitan Tungau dan Cara Mengatasinya
Alergi tungau debu dapat berkisar dari ringan hingga parah.
Kasus ringan alergi debu dapat menyebabkan hidung meler, mata berair, dan bersin sesekali.
Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat berlangsung terus-menerus (kronis), mengakibatkan bersin terus-menerus, batuk, hidung tersumbat, tekanan wajah atau serangan asma parah.
Beberapa tanda dan gejala alergi tungau debu, seperti pilek atau bersin, mirip dengan flu biasa.
Terkadang sulit untuk mengetahui apakah seseorang mengalami pilek atau alergi.
Jika gejalanya menetap lebih dari satu minggu, Moms mungkin memiliki alergi.
Jika tanda dan gejala makin parah seperti hidung tersumbat parah, mengi atau sulit tidur, segera hubungi dokter.
Cari perawatan darurat jika mengi atau sesak napas memburuk dengan cepat atau jika terjadi sesak napas dengan aktivitas minimal.
Baca Juga: Lakukan 7 Hal Ini Agar Rumah Bebas Debu
Ragam Cara untuk Mengatasi Alergi Debu

Perawatan pertama untuk mengendalikan alergi debu adalah menghindari tungau debu.
Ketika Moms meminimalkan paparan debu, Moms dapat mengharapkan reaksi alergi yang lebih sedikit atau kurang parah.
Namun, tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan tungau debu dari lingkungan.
Jadi mungkin Moms juga memerlukan obat alergi debu untuk mengontrol gejalanya
Beberapa obat alergi debu yang bisa diresepkan atau dibeli secara bebas antara lain:
1. Obat Antihistamin
Obat ini akan meredakan gatal, bersin dan hidung meler.
Tablet antihistamin yang dijual bebas, seperti fexofenadine, loratadine, cetirizine dan lainnya, serta sirup antihistamin untuk anak-anak bisa dicoba.
Sementara itu, antihistamin yang memerlukan resep biasanya berbentuk semprotan hidung termasuk azelastine dan olopatadine.
2. Kortikosteroid dalam Bentuk Semprotan Hidung
Obat ini dapat mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala demam.
Obat-obatan ini termasuk fluticasone propionate, mometasone furoate, triamcinolone, ciclesonide, dan lain-lain.
Kortikosteroid untuk hidung biasanya memiliki dosis obat yang rendah dan memiliki risiko efek samping yang jauh lebih minim dibandingkan tablet ataupun kapsul.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.